Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Pemarah
Hari ini bakso Bahar laris manis dan beberapa orang tidak kebagian.
"Bang adain mie ayam nya dong" pinta seorang ibu-ibu.
"Duh kalau mie ayam belum bisa, bu. Tenaganya kurang" balas Bahar.
"Kang, baksonya enak banget jangan-jangan Akang pakai penglaris?" celetuk seorang pria yang sedang meminum air teh hangat.
"Astagfirullah Bang, Wallahi kita ngerti agama tidak mungkin melakukan hal musyrik" balas Lilis dengan nada kesal.
"Ya kali aja Neng" ucap pria itu.
Lilis tak lagi menimpali omongan pria itu, menurutnya sangat tidak berguna.
Adzan ashar berkumandang, Bahar pamit pada Lilis untuk melakukan sholat di masjid terdekat.
"Lis, Bapak cari dulu masjid ya! Titip gerobaknya" pesan Bahar.
"Iya Pak, gantian aja sholatnya" balas Lilis.
Bahar segera berjalan menuju masjid untuk melaksanakan sholat ashar. Kini tinggalah Lilis seorang diri.
Pembeli sudah pergi semuanya.
"Lis" teriak seseorang dari dalam mobil.
"Santi!" gumam Lilis.
Santi pun turun dari mobilnya menghampiri Lilis.
"Mangkal disini loe ternyata? Bapak loe sehat?" tanya Santi.
"Sehat San! Gue dagang sama Bapak, tapi dia sholat" jawab Lilis.
"Loe mau kemana?" sambungnya lagi.
"Gue cari loe, Lis. Terimakasih ya Lis, loe udah nolongin gue dan nyadarin gue. Semalam gue udah jujur sama orang tua gue. Gue minta maaf sama mereka. Ya walaupun kedua orang tua gue kecewa tapi setidaknya gue udah jujur" ungkap Santi dengan nada sedih.
"Gue salut sama loe, San. Semoga loe gak ngelakuin hal yang sama di kemudian hari" balas Lilis.
"Gak akan Lis, gue janji" ucap Santi.
Keduanya pun duduk-duduk dekat gerobak, namun keduanya tidak tahu bahwa di depan sana ada mobil mewah yang remnya blong.
"Arggghhhhhh remnya blong..Ya Tuhan ini bagaimana?" ucap seorang pria tampan dengan pakaian jas yang sangat formal.
Mobil BMW black metalic itu tak bisa di kemudikan dengan benar...
"Heeiiii awas hei mobil saya rem blong" pekik pria itu kala melihat dua orang perempuan sedang duduk sembari tertawa di dekat gerobak bakso.
"Lis mobil itu kayanya mau kearah kita" ucap Santi.
"Ia, tapi kok jalannya oleng begitu" Lilis heran.
"Gak beres Lis, minggir Lis" teriak Santi.
Namun naasnya Lilis tak sempat menghindar, alhasil mobil itu menabrak Lilis lalu menabrak pohon samping gerobak.
Santi langsung menghampiri Lilis yang masih terlentang di tanah.
"Lilis, ya Allah.. Lis loe gak papa kan?" Santi melihat tangan Lilis baret.
"Sakit bangen phantat gue San.. tangan gue juga sakit" ringis Lilis.
"Bjir lah tuh orang, main tabrak-tabrak aja" kesal Santi.
Lilis pun mencoba bangun, tak lama pengemudi itu keluar dari dalam mobil yang kini sudah menabrak pohon itu.
"Hei Mas, kalau nyetir yang bener dong. Gila ya bisa-bisanya celakai orang" kesal Santi.
"Mobil saya remnya blong, bukan salah saya dong. Lagian temen kamu juga gak mati kan" bulannya minta maaf pria itu malah berkata seakan tidak punya salah.
"Wah Lis, dia malah nyepelein loe" ucap Santi.
Lilis berjalan tergopoh mendekati pria itu. Ia membaca name tag yang tergantung di leher sang pria. Disana tertulis pria itu bernama Bara Daniel Sasmita dari perusahaan PT Sasmita Gemilang.
"Hei Tuan Bara yang tidak terhormat. Anda sudah celakai saya, tanggung jawab dong" kesal Lilis.
"Saya tidak salah! Kamu mau memeras saya? Dasar wanita rendahan, matre suka memanfaatkan situasi" Bentak Bara.
"Anjing bener ya nih orang, udah salah malah nyolot" kesal Santi.
"Dia mah bukan anjing, tapi babi" ucap Lilis.
"Kurang ajar ya kalian, mulut manusia tidak terpelajar" bentak Bara.
"Ada apa ini?" Bahar yang sudah selesai solatnya keheranan melihat ketegangan.
"Ini Pak, orang ini nambrak Lilis. Bulannya minta maaf malah maki-maki" jawab Lilis.
"Saya tidak nabrak ya, mobil saya remnya blong. Lagipula dia tidak mati kok" ucap Bara.
"Setidaknya anda meminta maaf ke anak saya" ucap Bahar pada Bara.
"Minta maaf? Ckk!!! Tak ada dalam kamus seorang Bara Daniel Sasmita. Sudah ya, saya tahu orang miskin kaya kalian itu hanya butuh uang. Sebentar" ucap Bara lalu merogoh sesuatu yang terdapat di balik jas mewahnya.
Plas!!!!!
Ia melemparkan beberapa lembar ke wajah Lilis membuat ketiga orang itu melongo atas apa yang sudah Bara perbuat.
"Anda sombong sekali anda, Tuan. Semoga kami tidak pernah melihat anda lagi" kesal Bahar tepatnya kecewa kenapa orang kaya selalu bersikap arogan.
"Neng, tolong bawa Lilis ke klinik ya, Bapak mau pulang dulu bawa gerobak nanti Bapak nyusul" pinta Bahar pada Santi.
"Iya Pak" balas Santi.
Santi membawa Lilis ke klinik untuk di obati lukanya. Sementara Bahar membawa gerobaknya pulang. Kini tinggallah Bara seorang diri.
"Si miskin yang pandai bersandiwara" decihnya.
Bara lalu menghubungi seseorang. Tak lama mobil mewah lainnya datang dan berhenti di dekat Bara.
"Tuan apa yang terjadi?" tanya seorang pria paruh baya
"Rem mobil saya blong! Saya heran karena tadi siang masih baik-baik saja" balasnya.
Pria baru baya
Pria paruh baya itu heran kenapa mobil yang biasanya dipakai dan diservis rutin milik sang tuan muda bisa mengalami rem blong padahal kemarin mobil itu baru selesai di servis.
"Kenapa bisa seperti itu Tuan? Bukannya kemarin mobil Tuan baru saja keluar dari bengkel?" tanya pria itu
"Entahlah kenapa mobil saya bisa seperti ini, saya juga heran padahal ketika saya mengantarkan Oma ke rumah sakit tadi siang mobil saya masih baik-baik saja" balas Bara.
Pria itu pun lalu menghubungi pihak bengkel untuk membawa mobil Bara yang kini terlihat bagian depannya penyok.
"Tuan apa kita langsung ke kantor?" tanya pria itu yang di ketahui sebagai supir keluarga Sasmita bernama Hamid.
"Ya! Siang ini saya harus meeting jam 02.00 siang dengan investor asal Scotlandia" balas Bara.
Bara pun naik ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Hamid menuju ke kantornya.
Sementara kini Santi sudah berada di klinik untuk mengobati luka Lilis.
"Lis, kita harus tuntut orang yang udah nabrak loe" ucap Santi.
"Dia orang kaya, San. Yang ada malah kita yang akan masuk penjara. Gak apa-apa lah, tapi phantat gue nyut-nyutan" balas Lilis.
"Ia sih paling susah emang berurusan sama orang kaya. Lagian tuh cowok sombong banget sih, najis amat" omel Santi.
"Cowok kaya begitu mah udah berasa berak sewangi buah stroberi kali. Berasa spesial padahal manusia sama saja di mata Allah" ucap Lilis.
"Amit-amit deh Lis harus ketemu sama dia lagi" ujar Santi.
"Apalagi gue, najis amit-amit jabang bayi" balas Lilis.
semangat k