Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Arsya POV
Huh akhirnya bisa keluar juga. Emang di kira gue tertarik gitu ke dia. Sorry ya gue bukan cewek murah an kayak yang lain.
Segera ku menyusul teman-teman ku yang pasti mereka panik menantikan diriku
" hay ges . Aku udah kembali. " ucapku pada mereka
" gimana lho nggak papa?" ucap Ceci panik
" tenang aman. Masih bisa ku atasi. Dia belum tau aja gue cewek seperti apa" ucapku penuh percaya diri.
Selama ini memang aku tidak pernah menunjukkan kemampuan bela diriku kepada siapapun. Kakak aku kak Firman yang meminta ku dulu untuk ikut bela diri agar aku bisa melindunginya diriku sendiri di saat di butuhkan. Karena kak Firman menyadari dia tidak bisa sepenuhnya menjaga aku.
Selanjutnya acara ospek berjalan seperti umumnya tidak ada yang berbeda. Ku lihat mas Dion dan mas Rangga hanya duduk di samping tanpa melakukan apapun.
Sore hari nya acara masih berlanjut. Kegiatan kami sore hari adalah Game di halaman.
Arsya bersama dengan teman-teman nya berkumpul di halaman. Semua sudah siap untuk mengikuti kegiatan.
" semua nya berkumpul untuk kelompok 17" ucap mas Dion pada kami.
Kami semua berkumpul menuju ke sumber suara. Arsya bersama dengan teman-teman mendengarkan pengarahan dengan baik. Dia bahkan sempat mencatat instruksi -instruksi yang di berikan. Hingga tiba-tiba suara nya di panggil ke depan.
" Siapa yang namanya Arsya? " tanya salah seorang kakak pembina cewek
" saya kak " ucapku padanya
" kemarilah. Kamu bisa ambilkan buku di kelas 15B. " ucap kakak wanita itu
Segera aku menuju ke ruangan yang dimaksud oleh kakak pembina. Lorong kelas terlihat sepi karena semua maba berkumpul di halaman.
Setelah tiba di depan ruang tersebut. Aku ragu untuk memasuki ruangan itu karena di sana tidak temukan siapapun.
" kenapa sepi sekali. Masuk nggak ya?" ragu Arsya
" tapi kalau nggak masuk bukunya kakak Heni nanti bagaimana. Bismillah aja yuk masuk. " ucap Arsya
Kemudian dia masuk ke ruangan tersebut. Dilihatnya sekeliling kelas mencari buku yang dimaksud kak Heni. Hingga dia menemukan buku di meja belajar. Dengan bergegas Arsya mengambil buku tersebut. Namun tanpa di sangka nya dia melihat seseorang sedang melakukan hal yang tidak senonoh.
"Astaghfirullah.....( Arsya segera balik badan).
Segera Arsya mengambil buku dan kembali ke aula tempat dia berkumpul.
" bisa -bisanya mereka melakukan hal itu di dalam kelas. Nggak modal banget. " ucap Arsya sambil jalan sendiri menuju aula.
Dion POV
Pagi ini setelah meminta anak maba kumpul ku lanjutkan ku putuskan untuk istirahat sebentar. Acara ku serahkan ke Rangga. Karena sebenarnya aku sangatlah lelah habis praktek.
" Rangga ntar lho handle ya kegiatannya gue mau istirahat dulu bentar. Ntar siang baru gue isi. " ucapku pada Rangga
" kenapa lho capek habis bercocok tanam? " goda Rangga
" sorry gue nggak suka bercocok tanam. " ucap Dion
" iya...iya gue paham udah sono. " usir Rangga
Dion segera menuju ke ruang kelas yang bisa di gunakan untuk tidur.
Setibanya di kelas dia melihat Nisa mantan kekasih ku dulu ada di kelas.
" lho ngapain disini? Bukan nya hari ini lho libur? " tanya Dion
" nggak tadi gue ikut susulan kelasnya dr. A. Lho ngapain kesini?" tanya Nisa
" Gue mau tidur ngantuk banget. "
Kemudian Dion mendekat ke Nisa tidur di bangku belakang sendiri. Kebetulan masih-masing kelas dilengkapi dengan kasur untuk keperluan praktek di kelas.
Ku rebahkan diriku di kasur tersebut. Namun tiba-tiba ketika aku sudah hampir terlelap ada tangan yang menyentuh bibirku.
" gue harap lho nggak mengganggu gue tidur." ucap Dion tegas
"gue cuma mau ngomong kalau sebenarnya gue masih sayang banget sama lho" ucap Nisa
"gue nggak tertarik. " ucap Dion cuek
Namun tiba-tiba Nisa duduk di pangkuan Dion dan menciumi bibir Dion.
Tidak lama kemudian terdengar pintu kelas di buka. Aku masih membiarkan Nisa memimpin permainan kami. Lama kelamaan aku terbawa suasana dan ku balas ciuman Nisa. Namun tidak lama kemudian ku dengar suara seseorang
"Astaghfirullah.....( Arsya segera balik badan)." ucap orang itu
Segera ku lepaskan Nisa.
" Gue nggak suka seperti ini. " lepaskan
" tapi kamu menikmatinya juga kan? " ucap Nisa
" gue pergi dulu. " ucap Dion
Ku putuskan untuk keluar ruangan. Di dalam benak gue gadis itu yang ada di dalam pikiran gue. Nggak tau kenapa gue nggak enak hati jika melihat gadis itu. Ini kedua kali nya dia melihatku ketika mesum dengan seseorang. Segera ku kejar dirinya .
Setelah cukup dekat dengan dirinya ku tarik tangannya agar dia berbalik badan padaku.
" Astaghfirullah.....( suara dia terkejut) "
Bagi ku suara itu sangatlah merdu.
"lho sengaja ya ngikutin gue?" tuduh ku padanya
Ku lihat wajahnya yang imut. Jujur wajahnya sangat imut dan lucu. Wajahnya natural tanpa riasan make up yang aneh-aneh menambah kesan keanggunan nya.
" dasar mesum buat apa juga aku ngikutin kakak nggak penting. ini ( tunjukkan buku)" ucap nya ketus
" alah bilang aja kalau lho pengen. " tuduh ku lagi
" amit-amit deh. Lepas aku di tunggu in kakak pembina mau ngasihkan buku ini. " ucapnya
Tanpa menunggu lama. Ku raih kepalanya.
cup.....muacchhhh....entah karena emosi dia menghina ku atau karena nafsu gue yang belum tertuntaskan tadi aku berani untuk menciumnya.
Ku perdalam ciumanku padanya. Hingga ku lihat dia menangis.
"plakkkk ..... Satu tamparan ku dapatkan setelah aku melepaskan ciuman itu. "
Dia berlari meninggalkan ku yang masih diam mematung disana.
" Rasanya manis. apakah ini yang pertama baginya?" ucapku dalam diriku sendiri
Aku kemudian tersenyum -senyum seraya memegang bibirku.