Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Cincin Penyimpanan
Ke esokan harinya kembali heboh berita perihal musnahnya seluruh anggota keluarga Zhao, hanya saja ini semua tidak ada hubungannya dengan Juan Bai.
Saat ini dia sedang memilah barang-barang yang dia ambil dari keluarga Zhao, dia berniat menjual barang-barang yang tidak dia perlukan.
"Tak disangka, keluarga Zhao ternyata begitu kaya!" Juan Bai bergumam sambil menggoyangkan batangan emas yang ada di tangannya.
Dia tampak berfikir, bagaimana cara menyimpan semua barang-barang ini agar tidak di ketahui oleh orang lain.
Setelah berfikir sejenak, nampaknya hal yang masuk akal adalah menguburnya untuk sementara waktu, lalu dia membawa sisa barang yang tidak berguna untuk di jual.
Juan Bai berencana membeli catatan teknik beladiri atau tingkatan kultivasi, sebab saat ini pemahamannya tentang kultivasi sangat awam. Selain itu, dia juga berniat pergi dari kota Shushan ke kota Wumei untuk menemui kerabat satu-satunya yang tersisa.
Tak lama kemudian, Juan Bai datang ke Prefektur Ouyang yang berada di pusat kota Shushan.
Prefektur Ouyang adalah balai yang menjual semua barang, baik itu barang antik, ataupun barang yang berhubungan dengan praktisi. Selain itu, mereka juga selalu mengadakan lelang barang-barang, Sebelumnya Juan Bai beberapa kali datang ke Prefektur Ouyang bersama ayahnya mencari guci, kaligrafi ataupun barang antik lainnya.
Juan Bai berjalan memasuki pusat penjualan dari Prefektur Ouyang dengan karung goni di punggungnya, selain itu dia juga menggunakan penutup wajah, ini bertujuan agar identitasnya tidak di ketahui.
"Halo tuan, Perkenalkan saya adalah Akira, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Pada saat ini, seorang gadis berusia 20 tahun dengan rok selutut menghampiri Juan Bai yang sedang membawa karung di punggungnya.
Dia sudah bertahun-tahun bekerja sebagai pelayan di Prefektur Ouyang, jadi sangat paham jika orang yang datang kali ini pasti akan menjual barang.
"Yah.. Aku ingin menjual barang!" Ucap Juan Bai tanpa melepaskan penutup wajahnya.
Melihat Juan Bai yang berbicara tanpa melepaskan penutup wajah, Akira juga tidak marah, seolah-olah ini adalah hal biasa. Hanya ada dua kemungkinan yang bisa menjawab, yang pertama orang yang menutup wajah memang murni wajahnya tidak ingin di ketahui. Yang kedua adalah barang yang dia jual adalah barang curian atau hasil membunuh dari orang lain.
"Tuan, silahkan ikuti saya!"
Gadis itu mengajak Juan Bai ke dalam ruangan yang di sediakan khusus untuk tamu VIP.
"Tuan silahkan duduk terlebih dahulu, biar tim dari kami menghitung nilai dari barang yang ingin di jual!" Akira berucap sambil mempersilahkan Juan Bai untuk duduk.
Kemudian dia mengangguk pada wanita lain, dan wanita itu menyajikan secangkir teh melati yang hangat.
Melihat teh yang sangat mahal, Juan Bai merasa sayang jika tidak mencicipi, tapi meskipun dia ingin mencicipi teh tersebut, dia tidak ingin ceroboh. Jadi dia hanya duduk sambil memperhatikan area sekeliling.
Prefektur Ouyang ini sangat luas mencakup area ribuan meter persegi, selain itu juga terdiri dari 3 lantai. Konon prefektur Ouyang ini adalah kamar dagang terbesar dan ada di seluruh benua Guixu.
Tak lama kemudian, Akira masuk bersama seorang pria dengan usia yang nampaknya baru berusia 30 tahun, memiliki fitur wajah tenang dan alis tajam. Dia mengenakan kacamata yang sangat tebal.
Akira menghampiri Juan Bai lalu berujar, "Tuan, kami sudah menghitung total barang yang anda bawa, itu bernilai 1.200 koin emas. Jika tuan setuju kita akan melakukan transaksi, jika tidak maka tuan boleh membawa barang itu kembali!" Ucap Akira dengan senyum manis.
Senyumnya seolah-olah menggunakan pemanis buatan hingga membuat Juan Bai hampir mengeluarkan air liur.
Tapi dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, lalu nampak berfikir sejenak sebelum akhirnya bertanya dengan ragu, "Apakah bisa menukar dengan barang yang ada di toko kalian?"
"Tentu saja bisa!" Akira berujar, "Tuan katakan saja ingin membeli apa, kami akan membantu memenuhinya sebisa mungkin."
"Hmm!" Juan Bai memegang dagu seolah sedang mempertimbangkan sesuatu.
"Apakah kalian menjual benda untuk menyimpan barang yang mudah di gunakan, seperti tas Qiankun atau sejenisnya?" tanya Juan Bai dengan antusias.
Dia berharap akan ada yang menjual benda seperti itu, dengan begitu dia tidak perlu repot untuk membawa barang jika berpergian.
"Tentu saja kami memiliki barang seperti itu!" Akira berkata dengan bangga, "Prefektur Ouyang kami ada di seluruh dunia, jadi kami memiliki benda seperti itu, dan ini adalah benda yang wajib di miliki oleh seorang pendekar. Namun harganya sedikit mahal!" Ucapnya pada Juan Bai.
Tubuh Juan Bai tidak bisa menahan gemetar ketika mendengar ternyata benar-benar ada benda seperti itu, dengan jantung berdetak dia kembali bertanya, "Nona Akira, berapa harga untuk benda menyimpan barang?"
"Tergantung tuan ingin yang mana, kami menyediakan cincin Spasial atau di kenal sebagai cincin penyimpanan dengan berbagai kualitas. Selain itu kami juga menyediakan Tas Qiankun juga dengan berbagai kualitas."
"Tas Qiankun sedikit lebih murah, hanya saja penggunaannya harus di gantung dan itu merepotkan. Sementara cincin jauh lebih praktis sebab itu lebih mudah, tapi harganya sedikit mahal, Jadi tuan ingin yang mana?" Tanya Akira lagi.
Dia berfikir bahwa pemuda di depannya adalah seorang pendekar, jadi dia menjelaskan dengan sabar. Sebab dia tahu betul, seorang pendekar tidak akan kekurangan uang.