NovelToon NovelToon
CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

CUKUP SEKEDAR MENGAGUMIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: NRmala

Wanita introvert itu akhirnya berani jatuh cinta, namun takut terlalu jauh dan memilih untuk berdiam, berdamai bahwa pada akhirnya semuanya bukan berakhir harus memiliki. cukup sekedar menganggumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NRmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa cemburu Dinda

Ruangan menjadi begitu tenang. Hanya terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggema seisi ruangan. Suara yang merdu, membuat para makmum begitu khusyuk dalam sholat. Sang imam berhasil membawa semua makmumnya begitu menikmati rakaat demi rakaat.

Rangkaian sholat maghrib hingga sholat isya mereka laksanakan dengan tentram. Terutama, adik-adik kecil di panti. Seakan mereka terbiasa untuk tetap tenang dalam sholat. Tidak seperti anak pada umumnya, yang akan berlarian saat orang dewasa sedang sholat. Ajaran yang mereka terima di panti ini, benar-benar mereka terapkan.

Seusai sholat, mereka kembali berkumpul di ruang makan. Waktunya makan malam telah tiba.

“Hoooreee... Akhirnya makan ayam lagi.” Teriak penuh semangat adik Arya yang paling muda di panti saat menerima kotak makan berisi ayam goreng. Semua ikut tertawa mendengar teriakan itu.

“Oke. Anak-anak, ayo semuanya ucapkan terima kasih kepada kakak-kakak yang udah pada datang hari ini karena udah bawa sedikit rejekinya kepada kita sehingga bisa makan enak hari ini.” Ujar ibu pengurus panti.

“Terima kasih kakak-kakak.” Ujar bersamaan adik-adik panti.

Laura, Dinda dan Emil hanya menjawab dengan senyuman termanis yang mereka miliki. Memberi tahu tanpa berucap bahwa mereka begitu tulus untuk semuanya.

“Eh, Indah jangan makan dulu! Berdoa bersama-sama dulu baru makan. Agar makanan yang hari ini masuk menjadi keberkahan di dalam perut kita. Dan sebagai pengucapan terimakasih kepada sang pemilik harta. Ayo, Indah pimpin doanya!” Kata ibu pengurus saat melihat adik kecil yang kegirangan tadi sedang mencicipi makanannya.

“hehehe iya bu!”

Indah pun berdiri mempin doa makan. Suasana menjadi hening mendengarkan doa yang dikeluarkan fasih oleh mulut mungil Indah. Setelah selesai, semua pun mulai membuka kotak makan masing-masing dan menikmati isi dari kotak itu.

Wajah kembali memancarkan harsa ditiap adik-adik itu. Begitu dikara saat dipandang. Laura terjatuh dalam pandangan yang tidak akan ia lihat lagi saat pulang.

“Laura, terima kasih kamu sudah datang menyebar kebahagiaan pada adik-adik aku di sini.” Kata Arya mengalihkan pandagan Laura. Sedari tadi, ia memperhatikan Laura yang menganggurkan makanan dan memilih memandang bahagia adik-adiknya.

“Sama-sama. Aku dan keluargaku hanya membagikan yang seharusnya milik kalian juga. Sebagai perantara dari Allah.” Jawab Laura tersenyum.

Arya membalas senyum Laura. Menatap nayanika di hadapannya. Seakan ada sesuatu di hatinya yang ingin mendekap nayanika itu. Tapi, bukan perasaan seperti yang dimilikinya terhadap Dinda. jawaban dari perasaan itu, belum juga ia temukan.

“Sesuka itukah kamu sama Laura? Sehingga berkali-kali aku harus melihatmu menatapnya dengan begitu teduh. Cemburu? Sangat Arya... kapan kamu akan melirikku seperti itu? Menatap dengan mata teduhmu dengan penuh cinta. Bolehkan aku juga berharap.” Batin Dinda sedih.

Ternyata, bukan hanya Dinda yang melihat Arya yang jatuh ke dalam mata cantik Laura. Emil juga menyaksikannya. Namun, berbeda dengan Dinda. Setelah Arya menceritakan isi hatinya hari itu, Emil tidak lagi menaruh curiga pada pandangan Arya kepada Laura. Ia kini, hanya perlu jawaban dari pandangan Laura kepada Arya. Mencari waktu yang tepat untuk menemukan jawaban itu. Baginya, mungkin akan memerlukan waktu yang panjang.

Emil menyenggol lengan Arya yang duduk di sebelahnya. Memberi tanda kepada Arya untuk mengalihkan pandangannya kepada seseorang di sebelah Laura. Mata cemburu milik seorang perempuan yang Arya suka, namun bukan pemiliknya. Membuat Arya mengalihkan pandangannya dan mencoba mencairkan kembali suasana.

“Ibu, ayam bakarnya enak sekali.” Kata Arya kepada ibu pengurus.

“Kamu, Arya! Cuma ayam bakar yang biasa ibu buat untuk kalian kok.”

“Tapi, emang enak loh bu! Bakal buat aku kenyang lebih lama nih bu! Hehehe...” Tambah Emil.

“Kalau gitu, nanti kapan-kapan kamu makan di sini lagi aja bareng sama Arya.”

“Emangnya boleh bu?”

“Ya justru ibu harusnya bertanya, kenapa emangnya gak boleh? Panti ini terbuka untuk siapa saja yang mau datang. Bukan hanya untuk orang yang mau berbagi. Tapi juga yang membutuhkan!”

“MasyaAllah terima kasih banyak ya bu.”

Ibu pengasuh panti hanya tersenyum menanggapi Emil dan kembali melanjutkan makannya.

Laura yang mengerti saat Emil mencoba mengalihkan pandangannya dan ucapan-ucapan Arya dan Emil untuk mencairkan suasana, melihat ke arah Dinda yang masih menatap Arya sedih.

“Maafin aku, Dinda! Aku tidak tau perasaan apa yang menggema di hati aku saat ini kepada Arya. Aku gak ada niat menarik perhatian dia dari kamu. Semoga kamu maafin aku!” Senandika Laura berkata.

Suasana kembali tenang dan hening. Semua sibuk jatuh ke dalam nikmatnya ayam bakar yang disajikan. Rempah-rempah yang bersatu melapisi kulit ayam menambah rasa yang menggelora di lidah.

Semua telah usai menikmati santapan itu. Beberapa adik panti mulai berdiri meninggalkan ruang makan. Sedangkan, beberapa adik lagi mulai memungut kotak makan yang digunakan tadi dan membawanya ke dapur.

Laura dan Dinda yang melihat itu, ikut berdiri memungut sisa kotak makan di meja ia duduk. Namun...

“Neng, gak usah! Ini tugas mereka!” Larang ibu pengasuh.

“loh, gak apa-apa bu! Lagian aku juga sama Laura udah diberikan makan di sini, jadi biarkan kami membayarnya dengan mencuci piring.”

“Di sini, mereka diajarkan mandiri dan udah diatur jadwal tugas mereka tiap hari, Dinda! Biar adik-adik yang bertugas yang mencucinya ya. Kalian juga tamu kita di sini jadi gak apa-apa.” Arya menambahkan.

“Yaudah kalau gitu. Kami bantu bawakan saja ke dapur kotak-kotak ini, ya!”

“Kalau itu, gak apa-apa deh.”

Dinda dan Laura melanjutkan membantu adik-adik itu. Membawa kotak makan kotor ke dapur.

Adik-adik sudah masuk ke kamar masing-masing. Sedangkan Laura, Arya, Dinda dan Emil duduk bercerita di taman tempat mereka bermain tadi. Menikmati udara malam yang sejuk dan indahnya cakrawala yang penuh dengan bintang-bintang gemerlap.

“Maaf apa aku bisa bertanya sama kamu, Arya?” Tanya Dinda membuka kehening di antara mereka.

“Boleh.”

“Apa kamu pernah berfikir pengen nyari orangtua kandung kamu? Maaf, mungkin pertanyaan ini sedikit privasi. Aku hanya penasaran saja. Gak kamu jawab juga gak apa-apa kok.”

“Aku... sebenarnya ingin sekali mencari tau siapa mereka. Tapi sekarang, aku bingung memulai dari mana untuk bisa mencari mereka. Aku juga takut. Takut kalau nanti saat aku ketemu sama mereka, malah menambah penderitaan mereka.”

Arya tersenyum menatap cakrawala. Semua menatap Arya memperhatikan, menunggu kelanjutan dari ceritanya yang sedang ia tahan.

“Aku pernah bertanya kepada Ibu pengurus panti. Mereka bilang, mereka tidak memiliki kontak orangtua aku. Setiap bulan ada yang membiayai sekolah dan uang jajan untuk aku. Tapi, mereka tidak tau siapa. Karena dikirim pakai nomor rekening luar negeri. Makanya, aku udah gak mau lagi cari tau. Mungkin, mereka hanya mau aku menjadi anak yang berbakti dan berserah sama Allah. Jadi, apapun itu, aku akan tetap menunggu sampai Allah sendiri yang ngasih tau siapa mereka.”

1
Metana
semangat updatenya kak/Determined/
Metana
Tuh kan? naruh hati Dia nih /Smile//Hey//Hey//Hey/
Metana
Plotwist Laura jadinya sama Emil/Joyful/
erlis nia★🎀
bagus banget lanjutan ajah kak
Metana
yang suka romance slow burn islami boleh merapat disini. Ceritanya ringan tidak terlalu berat. Penggambarannya juga bagus. Disini juga bisa dapat sedikit ilmu juga
Metana: Sama-sama semangat/Determined/
Iramacinta: makasih kak udah nyempetin baca❤️❤️🙏
total 2 replies
Metana
Semangat updatenya, kalau ada waktu luang boleh kali mampir. Penggambaran author hampir sama dengan aku jadi mungkin kita satu hati/Smirk/
Iramacinta: wah senangnya aku kalau ada yang sama gini kak🥰🥰
total 1 replies
Metana
ya lah shok, ana aja shok
Metana
cowok mah suka gitu yang dibaperin siapa, yang diincernya yg laiin
Iramacinta: udah biasa dikalangan gen z yee kan🤣😔
total 1 replies
Metana
khawatir boleh aja tapi gak gitu juga/Facepalm/
Metana
aku pas baca ini kirain bukan adzan, malah bacanya datar lagi/Facepalm/ aku pikir itu ungkapan isi hati temennya yg kaget karena lihat Laura natap cowok
Iramacinta: kak? *angangang
total 1 replies
Metana
jaga pandangannya, tapi gk pp itu rezeki/Slight/
Iramacinta: hehehe makasih ya kak udah mampir❤️❤️🙏
total 1 replies
Jee Ulya
❤️❤️❤️ Lauraaa semangaaat!!!
Jee Ulya
Kak, bagus loh kalau pakai kata-kata puitis gini, tapi bagusnya kayak sebagai topping aja. Jangan kebanyakan, biar kita para pembaca mudah paham apa yang dimaksud.
Baguus yaa diksinya banyaak bangeet 😍
Iramacinta: makasih kak udah selalu mampir❤️❤️❤️❤️🥰
total 1 replies
Jee Ulya
Naah gini maksud akuu. Ending yang nggak tertutup gitu lhoo. Iih kereen. /Applaud/
Jee Ulya
Jangan bombardir aku dengan bahasa sepuitis ini dalam satu paragrafffff. Aku bisa berpikir keras dulu sebelum meleleeeh 😍😍😍
Jee Ulya
Jadi aku ada saran nih kak, lebih baik untuk akhiran episode itu dibuat agak nge gantung aja. Jadi orang akan lebih penasaran untuk membaca kisah selanjutnya. Oya, Jangan apapun diungkap dalam satu bab, itu lebih baik. Misal adegan Emil yang ingin menemui Laura itu, kayaknya lebih misterius kalau nggak dijabarin kalau itu Emil. Seperti itu kak, ini cuma saran aja yaa /Drool/
Jee Ulya
Dah macam Croco kau, Ya! /CoolGuy/
Jee Ulya
Sukaa ❤️
Jee Ulya
Bibit-bibit salah paham niih
Jee Ulya
Emil, kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!