Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 (Hari Perceraian)
Hari ini, adalah hari perceraian Teresa. Bukan kesedihan yang terlihat di wajahnya, tetapi wajah kebahagiaan dengan senyuman lebar diwajahnya. Bahkan luka di dahinya belum sepenuhnya sembuh. Tetapi ia masih tetap bisa tersenyum dengan lebarnya.
Ia terus memandangi cincin berlian yang terpasang di jari cantiknya. Ia terus memandangi cincin mahal itu sejak satu jam yang lalu. Wiliam memberikan ini tadi, dan Tere sangat kegirangan saat itu.
“Akhirnya aku bisa memakaikan barang mahal kepada diriku sendiri” batinnya.
Ia juga melihat bagaimana mewahnya kamar yang Wiliam berikan padanya. Walaupun ini masih di apartemen pribadi pria itu, tetapi ruangan ini sudah terlihat sangat mewah.
Bahkan sekarang Tere sedang di rias oleh MUA yang dipanggil oleh Wiliam sendiri. Tere bersiap untuk pergi ke sidang perceraian nanti. Wiliam sudah bekerja sejak pagi tadi. Ia berkata akan menjemput Tere saat waktunya akan tiba.
“Nona sangat cantik, maksudku Nyonya” ucap MUA itu.
“Panggil aku Teresa” ucap Tere sembari melemparkan senyuman kearah wanita berusia 40 tahunan itu.
“Baiklah, Tere?” Ucapnya, dan dibalas senyuman oleh Teresa.
“Aku terkejut bukan main saat Wiliam memanggilku untuk merias seorang wanita” ucapnya.
“Kenapa? Apa sebelumnya ia tidak pernah memanggilmu Agnes?” Ucap Tere.
“Aku adalah salah satu langganan keluarga Antonio. Setiap wanita yang berada di kediaman Antonio pasti akan memanggilku jika ada suatu acara, tapi hanya Wiliam yang baru pertama kali memanggilku” ucapnya.
“Ah jadi terkadang Julian yang memanggilmu? Untuk merias istrinya?” Ucap Tere.
“Iya, Nyonya Ruby” ucap Agnes.
“Jadi, aku adalah wanita pertama untuk Wiliam?” Ucap Tere.
“Mungkin Teresa” ucapnya sembari terkekeh.
“Apakah luka di dahiku sangat mengganggu? Bagaimana jika ditutup saja?” Ucap Tere.
“Tidak usah, biarkan perban terpasang disana. Jika ditutup makeup, aku takut akan infeksi” ucap Agnes.
“Benarkah? Tapi apa aku tidak terlihat aneh?” Ucap Tere.
“Tidak, kau terlihat sangat cantik” ucap Agnes sembari melihat wajah Tere di depan cermin.
Tere tersenyum di depan cermin sembari memandang dirinya sendiri. Dress pendek yang ia pakai ini harganya sangat mahal. Dan heels yang ia pakai dikakinya juga sangat mahal. Wiliam yang menyiapkan ini semua, lebih tepatnya dia yang membeli semua ini dengan uangnya.
Tere tersenyum kecut, ia mengingat kembali momen dimana ia memakai sandal usang. Dan pakaian yang robek. Bahkan tas yang ia gunakan adalah tas tiruan yang berharga mahal.
Tangan Teresa meraih tas ratusan juta yang berada diatas meja. Ia mengusapnya dengan lembut. Matanya beralih kepada jari tanganya yang terlihat lebih cantik dengan cat kuku. Dan cincin berlian yang terpasang disana.
Suara dering ponsel tiba-tiba membuat Tere terkejut. Ia segera melihat siapa yang menelponnya. Dan ekspresi wajahnya langsung berubah saat mengetahui siapa orang itu.
“Kenapa?” Ucap Tere setelah menerima panggilan telepon itu.
“Kau datang kan? Jangan berpura-pura sakit untuk menunda semuanya” ucapnya di sebrang telepon.
“Tenang saja Kristan. Aku pasti datang” ucap Tere.
“Apa kau datang dengan pria tua itu?” Ucapnya.
“Iya” ujar Tere singkat.
Tere langsung mematikan telepon itu secara sepihak. Bahkan pria itu tidak akan bersikap baik di saat-saat terakhir. Dia bahkan tidak meminta maaf kepada Tere, setelah apa yang dia lakukan saat itu.
Tere semakin membenci masa lalunya itu. Ia bertekad, bahwa setelah ini, ia akan benar-benar akan meninggalkan nasib buruknya. Seorang Teresa akan berubah menjadi Nyonya Wiliam yang terhormat.
“Barusan, Wiliam memberitahuku bahwa dia sudah berada dibawah menunggumu” ucap Agnes.
“Benarkah? Kenapa dia tidak menghubungiku sendiri” ucap Tere sedikit kesal.
“Aku juga akan pergi sekarang. Sampai bertemu lagi Teresa” ucap Agnes berpamitan.
“Terimakasih banyak Agnes!” Ucap Tere.
Teresa melihat kembali penampilannya sebelum ia turun kebawah. Ia memastikan bahwa penampilannya tidak ada yang salah. Ia tidak akan membiarkan orang-orang menetertawakannya hari ini.
Tere mulai berjalan keluar dari apartemen ini. Dress pendeknya membuat kaki indahnya terlihat jelas. Dan pinggang kecil milik Tere, membuat dress yang ia pakai terlihat sangat cocok ditubuhnya.
Sementara Wiliam yang tetap berada di mobilnya, ia hanya terus menatap iPadnya. Ia tetap bekerja disaat-saat seperti ini. Hari ini, seorang Wiliam memutuskan untuk menyetir sendiri. Ia tidak menggunakan supir seperti biasanya, bahkan Dion tidak menemaninya.
Ia melihat kearah pintu masuk, dan disaat itu juga ia melihat Teresa yang berjalan mendekatinya. Tapi wajahnya seperti ragu dan malah berhenti. Wiliam melihat wajah Tere yang kebingungan.
“Ada apa denganya?” Ucap Wiliam lirih.
Teresa tidak melihat mobil yang biasa Wiliam pakai. Ia mencari dimana Wiliam memarkirkan mobilnya. Tere hanya melihat mobil sport berwarna hitam yang berada di depannya. Tere tau itu mobil mahal, tapi Tere yakin, bahwa Wiliam tidak mungkin memakai mobil itu.
“Mobil itu bukan gayanya” batin Tere.
Tapi tiba-tiba, pintu mobil sport itu terbuka dengan otomatis. Tere memandang takjub pemandangan di depannya. Dan wajahnya semakin terkejut saat melihat Wiliam sedang menatap datar kearahnya. Dan ternyata, pemilik mobil itu adalah Wiliam.
“Astaga! Bagaimana bisa!” Ucap Tere tak percaya.
“Cepat masuk” ucap Wiliam.
Tere segera masuk kedalam mobil itu. Dan ia tidak henti-hentinya mengagumi mobil mewah milik Wiliam ini. Lalu matanya berhenti pada Wiliam yang juga sedang menatapnya.
“Apa aku terlihat cantik?” Ucap Tere sembari melemparkan senyumannya.
“Biasa saja” ucap Wiliam singkat.
Hanya dua kalimat itu yang Wiliam ucapkan. Ia segera melajukan mobilnya tanpa memperdulikan wajah Teresa yang kesal akibat jawaban yang ia berikan. Wiliam hanya akan fokus ke jalanan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Gedung Pengadilan.
Di depan gedung ini, Kristan tertawa dengan sangat keras. Ia banyak melontarkan lelucon kepada ibunya dan juga calon istrinya. Disini juga ada keluarga Sonia yang mendampingi sidang perceraiannya.
“Kenapa dia belum juga datang?” Ucap ibu Kristan.
“Aku sudah menelponnya tadi bu. Aku bahkan memperingatkannya untuk jangan menggunakan alasan apapun untuk menunda perceraian ini” ucap Kristan.
“Syukurlah jika begitu. Aku hanya takut wanita licik itu menundanya” ucap ibu Kristan.
“Apa dia sangat enggan bercerai denganmu Kristan? Ucap Sonia.
“Tentu! Dia sangat menyukaiku, dia pasti akan menangis tersedu-sedu nanti” ucap Kristan sembari terkekeh.
Sebuah suara khas mobil sport mendadak terdengar. Dan tidak berselang lama, sebuah mobil sport mewah berwarna hitam mulai datang memasuki area gedung pengadilan ini.
“Wahh, ini adalah mobil impianku” ucap Kristan.
Dan mobil hitam itu berhenti tepat di depannya. Mata Kristan semakin memandang takjub kearah mobil impiannya itu. Ia bahkan mengeluarkan ponselnya untuk mengambil sebuah foto dan video.
Sementara di dalam mobil. Teresa hanya menatapnya datar, ia menatap Kristan yang sangat terlihat memalukan. Ia bahkan malu untuk memberitahu Wiliam bahwa pria itu adalah suaminya.
“Dia suamimu bukan?” Ucap Wiliam.
“Emm” jawab Tere.
Wiliam tidak menetertawakan hal itu. Justru ia melihat kembali bagaimana penampilan suami Teresa. Ia juga ingin melihat, bagaimana wajah orang yang melakukan kekerasan terhadap Tere.
“Kristan?” Ucap Wiliam.
“Bagaimana kau tau?” ujar Tere.
“Aku menyelidiki tentangnya. Untuk berjaga-jaga jika terjadi masalah nanti” ucap Wiliam.
“Aku akan keluar terlebih dahulu, kau tunggu aku” ucap Wiliam. Tere mengangguk dan segera memakai kacamata hitamnya.
Sang pemilik mobil mulai keluar dan memperlihatkan wajahnya. Wiliam hanya menatap datar kepada Kristan yang tersenyum kearahnya. Lalu matanya melihat wajah orang disekitarnya. Ia bisa menebak, bahwa orang-orang ini juga adalah orang yang telah melakukan hal buruk kepada Teresa.
“Tuan! Mobil anda sangat bagus! Bolehkan aku berfoto di depan?” Ucap Kristan.
“Tentu, tapi kau harus izin kepada calon istriku” ucap Wiliam menatapnya dengan tatapan dingin.
Saat itu juga Teresa keluar dari dalam mobil itu. Dengan kacamata hitam yang dipakainya. Ia tersenyum kepada Kristan. Tanganya menenteng tas mahal, cincin berlian juga terlihat jelas dijarinya.
Kristan mundur beberapa langkah saat ia melihat orang yang mirip dengan Teresa di depannya. Ia tidak yakin bahwa wanita yang berada di depannya adalah Teresa. Dan ia tidak ingin jika wanita itu adalah Teresa!.
“Kau? Tere?” Ucap ibu Kristan yang langsung mengenali Tere.
Tere menggandeng lengan Wiliam. Lalu ia melepas kacamata hitamnya, dan terlihatlah dengan sangat jelas, bahwa wanita itu benar-benar Teresa.
“Apa dia boleh berfoto di depan mobilku, Teresa?” Ucap Wiliam memeluk pinggang ramping Tere.
“Emm, tidak boleh” ucap Tere.
Wiliam langsung menatap Kristan, ia sedikit tersenyum tipis kearahnya. Ia bisa melihat ekspresi marah di wajahnya, “Maaf, calon istriku tidak mengizinkannya” ucap Wiliam.
Terjadi ketegangan di depan gedung ini. Kristan juga merasa sangat malu saat ini, ia merasa bahwa dirinya sangat kalah jauh dengan pria yang berada di samping Teresa. Perpaduan antara ketampanan dan kekayaan itu membuat Kristan marah.
Ia bahkan bisa melihat penampilan Teresa sekarang. Wanita itu memakai barang yang sangat mahal di tubuhnya. Dan matanya melihat kearah cincin berlian dijarinya.
“Ahh ini sangat menjengkelkan” ucapnya kesal.
“Aku mendadak tidak ingin bercerai denganmu Teresa” ucap Kristan sembari tersenyum licik.
Kristan langsung meraih tangan Teresa dan hendak menariknya paksa. Tapi hal itu langsung digagalkan oleh Wiliam. Wiliam melepas paksa genggaman tangan Kristan kepada Teresa.
“Lakukan persidangan ini secepat mungkin. Maka aku akan melepaskanmu” ucap Wiliam.
“Apa maksudmu?” Ucap Kristan.
“Sangat mudah untuk memasukanmu ke penjara, kekerasan? Pemerasan? Penggelapan uang perusahaan? Apa kau ingat nama perusahaan yang kau ambil uangnya itu? Itu adalah salah satu perusahaan milikku” ucap Wiliam.
Tere yang mendengar itupun seketika terkejut. Ia benar-benar baru mengetahui hal ini sekarang. Ia bisa melihat, bagaimana ekspresi wajah Wiliam saat ini. Pria itu, benar-benar sedang marah.
lanjutttttt
lanjutttttttt