Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.
Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seleksi Pemilihan Murid Sekte
Beberapa hari berlalu. Zhang Xuanye mengikuti arahan Qian Mu dengan disiplin. Latihan fisik dan meditasi telah memperkuat tubuhnya, dan dia mulai merasakan perubahan besar pada aliran qi di dalam tubuhnya. Sekarang, dia merasa lebih ringan, lebih kuat, dan pikirannya lebih tajam.
Tujuh hari telah berlalu sejak dia pertama kali tiba di sekte. Hari ini adalah hari seleksi murid baru.
Saat dia berjalan ke aula utama sekte, Zhang Xuanye mengingat pesan Hua Yin. Jika takdir memihaknya, mereka akan bertemu lagi dalam seleksi ini. Hatinya berdebar, bukan karena ketakutan, tapi karena antisipasi terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.
Halaman utama dipenuhi oleh orang-orang. Semua orang di sana tampak tangguh dan bertekad. Mereka datang dari berbagai daerah, semua dengan tujuan yang sama: menjadi murid sekte terkuat, Sekte Harmoni Sejati.
Zhang Xuanye merasa sedikit canggung di antara kerumunan besar itu. Namun, dia tahu bahwa ini adalah langkah pertama menuju takdirnya yang lebih besar. Suara-suara murid lain saling bergumam, sebagian membicarakan kekuatan masing-masing, sebagian tampak gugup seperti dirinya.
Tiba-tiba, seorang tetua dengan aura luar biasa kuat muncul di hadapan semua pelamar. Dengan suara yang penuh wibawa, tetua itu mulai berbicara. "Selamat datang di seleksi masuk Sekte Harmoni Sejati. Aku, Mulin Zushi, tetua di sini, hanya mereka yang terkuat, yang memiliki tekad baja serta hati yang murni, yang akan diterima."
Zhang Xuanye berdiri tegap, matanya memandang lurus ke depan. Hari ini, nasibnya akan ditentukan. Tetua Mulin Zushi melambaikan tangannya menyebabkan qi memadat, dan akar-akar mencuat dari dalam tanah, menyatu hingga membentuk pohon raksasa rindang di tengah-tengah halaman utama.
"Pohon Seribu Pikiran akan menyeleksi kalian, di mana setiap daunnya memuat kebijaksanaan dari leluhur sekte. Apakah kalian beruntung atau tidak tergantung pada pemahaman kalian," ucap Tetua Mulin Zushi, yang dimengerti semua orang.
Dedaunan melayang di udara, jatuh di hadapan masing-masing peserta. Mereka duduk bermeditasi memahami kebijaksanaan dari daun yang ada di depan mereka. Zhang Xuanye melakukan hal yang sama, menutup kedua matanya. Satu daun hijau di depannya berubah menjadi emas, mengeluarkan aksara kuno yang mengelilinginya.
"Ini mengandung pencerahan dari leluhur sekte tentang jalan kultivasi," gumam Zhang Xuanye kagum dengan apa yang dilihatnya.
"Itu tidak akan berguna bagimu. Daun dari Pohon Seribu Pikiran adalah jalan dari ratusan orang-orang sekte yang berkumpul dan dipelihara olehnya. Kau berkultivasi jalan kuno abadi sejati, lebih sulit dari ini," ucap Qian Mu yang hanya terdengar suaranya.
"Lantas, murid harus bagaimana? Satu-satunya cara lolos adalah memahami isi pencerahan daun ini," balas Zhang Xuanye.
"Kau bisa mendapatkan inti dari Pohon Seribu Pikiran, yang merupakan pemikiran dari Kaisar Giok terdahulu. Inti itu memungkinkanmu mendapatkan keilahian, meningkatkan pikiranmu untuk mengetahui seluruh isi alam manusia sesuai pemikiran Kaisar Giok ketika menciptakannya," ucap Qian Mu. Setelah itu, cahaya emas muncul di langit dan tangan lentik mengambil daun emas tersebut, menyebabkan gelombang energi qi menyebar dan sebuah robekan ruang muncul.
"Masuklah ke dalam dimensi Pohon Seribu Pikiran dan ambil buahnya."
Zhang Xuanye mengikuti instruksi, masuk ke dalam lorong ruang dimensi dan muncul di sebuah padang rumput dengan pohon raksasa yang berada di depannya. Aura ilahi terasa begitu kental ketika berada di dekatnya, dan benang takdir berbeda terasa begitu nyata, terlihat rumit dan penuh misteri. Pantulan cahaya menyilaukan menyadarkan Zhang Xuanye dari lamunannya. Ia mendongak ke atas melihat buah inti dari Pohon Seribu Pikiran yang berwarna biru langit berkilauan, memantulkan bayangannya.
Ia melompat mengambil buah tersebut, kemudian mendarat kembali di permukaan tanah. Perasaan campur aduk terasa ketika memegang buah tersebut, yang merupakan inti dari Pohon Seribu Pikiran.
"Serap buah Pohon Seribu Pikiran dan jangan pernah terpengaruh oleh apa pun. Hati dewa lahir karena takdir yang suci," ucap Qian Mu melalui transmisi suara.
Zhang Xuanye mengikuti instruksi, duduk bersila menyerap buah Pohon Seribu Pikiran. Aura ilahi terserap ke dalam tubuhnya menyebabkan kepalanya terasa pusing bahkan berat, dan ribuan ingatan terlihat berjalan di dalam pikirannya.
"Tenangkan pikiranmu dan gunakan jiwamu sebagai penuntunnya," ucap Qian Mu membimbing Zhang Xuanye. Perlahan-lahan dirinya tenang, otot-ototnya rileks, menyerap inti dari Pohon Seribu Pikiran, yang merupakan jalan takdir dari kultivasi para anggota Sekte Harmoni Sejati sejak awal sekte didirikan.
Seutas benang emas menghampiri Zhang Xuanye, membuatnya penasaran menyentuhnya, dan ia tersentak seakan-akan energi listrik menyentuh tubuhnya. Ingatan masa lalu awal dari Pohon Seribu Pikiran tercipta tergambarkan dengan jelas. Kaisar Giok memberikan pemahaman kultivasi kepada pendiri Sekte Harmoni Sejati, Wenxian Zhiyuan, dan harapan untuk mendirikan sebuah sekte sebagai tempat pembelajaran dan pelindung umat manusia. Pikiran ilahi dari Kaisar Giok yang mengandung jejak pemahaman kultivasi mendalam lebih dari apa yang dikenal dengan kultivasi jalan murni abadi. Zhang Xuanye kembali ke alam nyata dengan napas tersengal-sengal. Tubuhnya mengalami perubahan ketika jiwanya menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan pikirannya tajam, tahu betul harapan Kaisar Giok kepada Wenxian Zhiyuan.
Zhang Xuanye membuka kedua matanya, menghela napas panjang, berdiri melihat Pohon Seribu Pikiran yang ada di depannya.
"Junior memberi hormat dan berterima kasih," ucapnya sambil menundukkan kepala.
Robekan ruang hampa kembali muncul, Zhang Xuanye masuk ke dalamnya dan keluar dari dimensi Pohon Seribu Pikiran. Ia kembali ke lautan kesadarannya, memandang gumpalan cahaya emas yang merupakan perwujudan Qian Mu.
"Guru, bukankah manusia mengingkari janjinya dan tak mau berusaha, memilih diam dengan nyaman?" ucapnya lirih.
"Kau telah melihat harapan dan pemahaman kultivasi yang diberikan Kaisar Giok kepada Wenxian Zhiyuan, yang seharusnya dia mempraktikkan kultivasi Jalan Kuno Abadi Sejati. Setelah keruntuhan surga, Kaisar Giok mempercayakan harapannya kepada manusia, namun hasilnya benar-benar mengecewakan," balas Qian Mu.
"Aku harus tetap kuat dan memimpin seluruh umat manusia menuju masa kejayaannya!" tekad Zhang Xuanye. Ia berpamitan kembali ke dunia nyata, membuka kedua matanya, melihat sekelilingnya di mana para calon murid fokus memahami kebijaksanaan dari daun Pohon Seribu Pikiran. Pandangan Zhang Xuanye bertemu dengan Tetua Mulin Zushi, yang menatapnya dalam-dalam sambil mengerutkan kening, membuatnya bingung. Ia kemudian mengabaikannya, tanpa sengaja penglihatannya menangkap wanita cantik yang mengenakan gaun biru gelap, menatapnya dingin.
"Dia berada di sini!" pekik Zhang Xuanye di dalam hatinya.
Wushhh...!!!
Hembusan angin menyadarkan lamunan Zhang Xuanye, yang lantas menoleh melihat ke arah salah satu peserta yang terpental tak kuasa menahan kebijaksanaan dari daun Pohon Seribu Pikiran. Satu per satu peserta berjatuhan, menyisakan orang-orang yang kuat bertahan.
"Tes pertama berakhir!" ucap Tetua Mulin Zushi lantang.
Mereka yang berhasil lolos bersorak gembira mendengarnya, tersenyum bangga akan usahanya masing-masing, termasuk Zhang Xuanye, yang melihat ke arah berdirinya Hua Yin.