Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 5
Calsida sudah kembali ke kamar duduk di kursi dengan di depannya terdapat lembaran kertas surat cerai. Calsida berpikir tentang apa yang sudah terjadi melihat ke arah Jeni dan Mia yang menatap ke arahnya.”Nyonya apa ada hal yang bisa saya bantu,”ucap Mia.
“Aku ingin teh hangat baru. Apa kamu bisa sajikan itu Mia?,”kata Calsida. Mia mengangguk dan segera pergi keluar kamar. Di dalam ruangan hanya ada Jeni dan Calsida. Tepat mereka berdua Calsida meminta Jeni untuk datang mendekat.
“Nyonya ada perintah apa untuk saya?,”kata Jeni.
“Tidak. Aku hanya ingin tahu apa yang sudah terjadi dengan para pelayan kenapa mereka menghindar dariku. Apa yang sudah aku lakukan kepada mereka semua dulu,”kata Calsida mencari tahu dari Jeni.
“Nyonya apa benar anda ingin tahu apa yang sudah terjadi kepada anda dulu,”kata Jeni memastikan.
“Itu benar. Katakan semua, jika sudah selesai apa kamu bisa tutup mulut kamu setelahnya. Jika nanti Mia bertanya tentang apa yang dilakukan olehku katakan saja aku sedang membaca buku dan tidak ada pergerakan yang lain. Apa kamu bisa Jeni,”kata Calsida.
“Baik saya bisa melakukan semuanya. Kalau begitu saya akan mengatakan di saat anda datang ke sini. Setelah anda menikah dengan tuan muda Charlie anda tidak senang dengan hubungan yang terjalin. Anda juga pernah marah, menghukum, sampai memecat para pelayan yang ada disisi anda. Jadi banyak dari pelayan takut salah kepada anda,”kata Jeni memberitahukan.
“Apa kamu tahu kenapa aku melakukan semua itu,”kata Calsida.
“Setahu saya anda melakukan itu karena tidak suka dengan para pelayan sampai anda menuduh para pelayan ingin membunuh anda,”kata Jeni.
“Apa benar yang kamu katakan itu?,”kata Calsida. Jeni mengangguk dengan wajah serius.
“Lalu apa kamu tahu apa lagi sampai mereka melakukan semua itu?,”ucap Calsida.
“Saya tidak tahu, tapi ada kabar yang berendar. Anda ini tidak disayang karena sudah merebut kekasih sahabatnya sendiri. Ada juga yang berkata kalau ada berselingkuh dengan sahabat kecil anda,”kata Jeni memberitahukan semua yang dia tahu.
“Aku berselingkuh?,”ucap Calsida yang merasa aneh.
“Apa ada yang salah Nyonya Eliza?,”kata Jeni.
“Tidak ada. Terima kasih ya Jeni kamu sudah memberitahukan semuanya kepadaku. Tapi Jeni apa kamu tahu tentang orang tuaku dan saudaraku yang lain,”kata Calsida mengubah topik pembicaraan.
Diluar Mia yang mendengar percakapan Jeni dan Eliza segera masuk dengan membawa teh yang sudah diberiakn racun.”Nyonya ini teh baru yang sudah saya buat untuk anda,”kata Mia dengan santai.
“Terima kasih ya Mia,”kata Calsida. Setelah teh di tuangkan Calsida hanya bisa menatap ke arah teh didepannya. Mia tersenyum dengan wajah biasa tanpa ada yang aneh. Tapi di mata Calsida yang sudah berpengalaman tahu apa yang diberikan oleh Mia kepada dirinya.
“Ohh iya Jeni kamu belum mengatakan tentang orang tuaku dan saudaraku tadi?,”ucap Calsida melihat ke arah Jeni.
“Itu benar. Tapi sebelumnya saya minta maaf ya Nyonya. Soal orang tua anda sudah meninggal semua. Untuk kakak anda saya tidak tahu. Tapi ada kabar kalau dia seorang penghianat dan pemberontak dari kerajaan Bulan,”kata Jeni tertundu.
Calsida mendengar perkataan itu hanya bisa diam, sambil berpura-pura minum dia melihat ke arah Mia yang menatapnya.”Baiklah aku paham. Kalian bisa kembali berkerja aku ingin istirahat dulu,”kata Calsisa. Mia dan Jeni segera pergi tepat pintu tertutup. Calsida melihat sekitarnya dan mengambil teko teh dan dia buang ke pot bunga di dekatnya.
“Apa yang sudah kamu berikan ke dalam minuman ini Mia,”suara kecil Calsida. Setelah mengambil sample untuk diperiksa Calsida kembali duduk dengan santai.
“Kenapa semua yang diketahui oleh Eliza berbeda dengan apa yang mereka ketahui ya,”kata Calsida yang bersandar sambil melihat ke langit.
Di ruangan lain, Charlie bersama dengan Nezo sedang membicarakan tentang tugas mengawasi Eliza."Tuan muda kenapa kamu memberikan tugas untuk mengawasi nyonya Eliza. Kamu tahukan kalau aku tidak suka dengan dia,”kata Nezo yang protes karena tugas barunya.
“Aku tahu kalau kamu tidak suka dengan dia. Tapi aku juga ingin kamu mengawasi pergerakan dia. Ini bukan mudah untuk kamu. Apa lagi dia sudah lupa semuanya,”kata Charlie.
“Apa benar nyonya sudah lupa semuanya,”kata Nezo yang merasa tidak percaya.
“Bukan kamu sudah melihat sendiri. Bagaimana sikap dia kepadaku yang tidak pernah dia katakan langsung,”kata Charlie.
“Itu benar juga. Baiklah aku akan menurut kali ini,”kata Nezo. Segera keluar dari ruang kerja Charlie. Setelah Nezo pergi Ben memberikan lembaran kertas yang harus dia kerjakan dan dia cap. Di saat Charlie sibuk Fayza datang ke ruang kerja dengan santai.
“Charlieku, apa yang sedang kamu lakukan, bukan kamu ada janji denganku untuk melihat drama klasik,”ucap Fayza datang dengan wajah polosnya.
“Maafkan aku Fayzaku. Kamu tahukan dokumen ini harus segera aku selesaikan. Di tambah lagi masalah Eliza yang amnesia ini sudah membuat aku pusing,”kata Charlie menjelaskan situasinya.
“Kalau begitu cepat ceraikan dia.Apa kamu tidak sayang denganku lagi,”kata Fayza. Charlie berdiri dan memeluk Fayza,”Mana mungkin aku lupa dengan cinta kita berdua.”
“Kalau begitu cepat ceraikan dia,”kata Fayza yang mendesak.
“Untuk sekarang aku masih belum bisa Fayzaku. Kamu tahu kalau dia amnesia,bagaimana jika terjadi sesuatu kepada dia nanti setelah dia bercerai denganku. Akan menjadi masalah untuk hubungan kita berdua,”kata Charlie.
“Lalu kamu mau bagaimana sekarang. Aku tidak bisa menuggu kamu lama lagi. Jika tidak aku akan menikah dengan yang lain saja. Masih banyak pria di luar sana yang menuggu aku untuk menjadi istrinya,”kata Fayza yang memalingkan wajah ke arah lain.
“Aku tahu jadi tunggu sebentar ya,”kata Charlie. Tepat mereka sedang berduaan. Calsida yang menuggu didepan pintu ruang kerja Charlie mendengar percakapan mereka berdua.
Tapi wajah Calsida yang dia sembunyikan hanya diam dengan penjaga di depan ruang kerja Charlie.”Bisa kamu memberitahukan Charlie kalau aku ingin bicara dengan dia sekarang,”kata Calsida yang masih berdiri didepan pintu.
Satu penjaga mengetuk pintu sambil berkata,”Tuan muda nyonya Eliza ingin bertemu dengan anda sekarang?.”
Charlie dan Fayza mendengar suara penjaga segera melihat ke arah pintu secara bersama. Kemudian mereka saling bertukar pandang. Mereka mulai bersikap biasa setelah melihat mereka siap bertemu dengan Eliza.”Suruh dia masuk,”ucap Charlie meminta Eliza masuk ke dalam ruang kerja.
Pintu terbuka tampak Fayza yang duduk dengan santai. Charlie yang ada di kuris kerja membaca beberapa dokumen. Setelah melihat ke depan dia berkata,”Untuk apa kamu bertemu denganku Eliza?.”
“Ada hal yang ingin aku katakan kepada kamu. Apa kita bisa bicara berdua saja,”kata Calsida melihat ke arah Fayza yang duduk dengan menatap ke arahnya. Fayza segera duduk dan bersikap sopan dia meninggalkan ruangan Charlie. Pintu tertutup Calsida duduk di sofa yang sudah disediakan di dalam ruangan.
Charlie yang berpindah tempat duduk menatap ke arah Eliza.”Jadi apa yang ingin kamu katakan kepadaku?,”ucap Charlie dengan hati-hati tapi bersikap acuh tak acuh.
“Aku ingin memberikan ini kepada kamu, pasti kamu tahu maksudnya bukan. Aku menolak perceraian ini?,”kata Calsida. Tapi bagaimana respon dari Charlie setelah mendengar perkataan dari Eliza. Bagaimana kisah selanjutnya?.