Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.
Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERPISAH
BYUR!!
"GIOOOOO!!" pekik Marissa yang kaget saat terkena percikan air yang tiba-tiba.
Wanita itu menatap kesal melihat tingkah kekanak-kanakan Giorgio. Bagaimana tidak marah jika saat ia sedang menikmati pagi tenang nan damai disertai oleh hembusan angin sepoi-sepoi tiba-tiba tubuhnya seperti tersiram air bah.
HUFFTT!
Marissa mendengus kesal melihat Giorgio tidak bereaksi apapun, seolah tidak terjadi apapun.
Sementara Marissa menggerutu, beda hal dengan Giorgio yang sepertinya tidak menanggapi kekesalan Marissa dan tetap melanjutkan kegiatan berenangnya.
Karena tidak mendapat tanggapan, wanita yang tengah mengandung itu memilih kembali membaringkan punggungnya di kursi rotan panjang yang dilengkapi busa tebal yang membuat wanita itu semakin nyaman dan betah berlama-lama duduk di sana.
"HEI!" panggil Giorgio saat rencananya untuk mengganggu wanitanya tidak berjalan lancar. Padahal Giorgio sengaja melakukan hal itu untuk membuat Marissa kesal dan menyusulnya turun kembali ke dalam kolam, namun sayang rencananya tidak berhasil.
SHITTT!!
Giorgio mengumpat saat melihat wanita itu menyilangkan kaki ke atas hingga memperlihatkan bokong sintal nan seksi yang berada tepat di depan matanya saat ini.
Terlebih saat Marissa dengan sengaja membelai selangkangan paha dengan gerakan lambat yang membuat gairah pria itu terpancing hingga membuat miliknya beraksi hanya karena gerakan tangan wanita itu.
DAMN!!
Lagi-lagi pria itu mengumpat saat melihat perangai menggoda wanitanya itu.
Giorgio bergegas naik ke atas permukaan lalu berjalan ke arah Marissa yang sedang berbaring dengan santai dengan mata tertutup tanpa menyadari kehadiran dari pria yang beberapa bulan lagi akan menyandang status baru sebagai seorang daddy.
"Oh my god, Giooo!" serunya saat Giorgio menggendongnya secara tiba-tiba dan membawanya melompat masuk ke dalam kolam renang bersama-sama.
"Ck … kau membuatku basah. Benar-benar menjengkelkan."
Kembali Marissa mendecak kesal sembari menyapu wajahnya yang terkena cipratan air.
"Bukankah kau ke sini karena ingin berenang? Itu artinya kau harus siap berbasah-basahan, Honey," ucap Giorgio.
"Ya iya, tapi tidak sekarang juga. Aku ingin menikmati udara pagi yang segar seperti ini dulu tapi lihat yang terjadi ... kau malah berhasil merusaknya, huft!" jawab wanita itu seraya menghela napas.
"Siapa suruh kau menggodaku seperti tadi. Maka rasakan sekarang akibatnya," ucap Giorgio dengan mengedipkan sebelah mata.
"Ya tapi … ummpphht!"
Belum sempat Marissa menjawab, Giorgio langsung membungkam mulut wanitanya dengan bibir. Tidak hanya mencium, Giorgio dengan posesifnya menggerayangi tubuh wanitanya tanpa celah sedikitpun.
Marissa bahkan sampai memukul lengan pria tampan itu saat merasa pasokan oksigen di dalam paru-parunya kian menipis.
"Kau selalu saja seperti ini jika sedang mencium ku," protesnya pada Giorgio dengan napas tersengal.
"Sudah kukatakan padamu untuk berenang, tapi kau malah bersantai seperti tadi, Ck," balas Giorgio seraya menarik pinggang Marissa hingga membuat tubuh keduanya saling menempel satu sama lain.
Marissa tiba-tiba tersenyum lebar dan menggoda saat merasakan sesuatu yang keras tepat di daerah pangkal pahanya.
"Kau sudah kalah telak sepertinya, Honey. Lihatlah! Milikmu sudah berdiri dengan tegak," goda Marissa dengan menaik turunkan alisnya menatap ke arah bawah.
"Ya … ya … ya … dan kau yang harus bertanggung jawab menidurkannya kembali," balasnya lalu dengan cepat kembali mencium bibir wanitanya, namun tidak seperti yang pertama tadi, kini pria itu mencium dengan gerakan pelan namun menuntun tentunya.
Kedua tangan wanita itu sudah mengalung di leher pria itu. Marissa mencoba mengimbangi ciuman Giorgio yang tidak terlalu sulit karena pria itu menciumnya dengan lembut.
Lidah Giorgio menyeruak masuk dan menerobos ke dalam mulut wanita itu dan dengan lihai membelit lidah milik wanitanya.
Ciuman panas mereka semakin lama semakin menuntun hingga membuat Marissa semakin memundurkan langkah saat pria itu terus menuntun tubuhnya hingga berhenti saat sudah mencapai dinding kolam.
Giorgio yang tengah terbakar gairah dengan semangat mengangkat tubuh wanita itu hingga kaki wanita itu sudah melingkar di pinggang Giorgio dengan kuat.
Napas mereka saling beradu dengan cepat dan saling bersahutan seiring dengan ciuman yang semakin dalam, mereka saling mengecap dan bertukar saliva.
Marissa menutup mata dan menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan pria itu padanya.
Sementara tangan nakal pria itu sudah berada di pangkal paha mulus wanita itu dengan gerakan memutar yang membuat wanita itu menggeliat.
AAAHH
Desahan wanita itu lolos begitu saja saat Giorgio mulai memainkan jarinya pas di daerah paling sensitif wanita itu.
"Yes, Baby. Panggil namaku … desahanmu semakin membuatku bergairah," lontar Giorgio saat mendengar wanita itu mulai mendesah.
AAAAHHHHH
Desah Marissa panjang saat pria itu menghisap pucuk dadanya dengan rakus. Bahkan wanita itu semakin menekan kepala Giorgio agar memperdalam hisapannya.
Dan tanpa mereka sadari, kini keduanya sudah bertelanjang bulat. Baju renang dan boxer yang digunakan Giorgio dan Marissa pun terlihat mengambang tidak jauh dari posisi mereka saat ini.
Desahan dan erangan menjadi lagu indah yang mengiringi kegiatan panas mereka pagi ini.
Mereka bergumul dengan suasana baru, bukan lagi di luar ruangan melainkan bercinta di dalam kolam renang. Pagi itu terasa panas bagi dua insan yang sedang terbakar gairah, padahal mereka saat ini berada di dalam kolam renang.
Marissa mendongakkan kepala ke belakang dengan mata yang terpejam saat batang keras nan panjang milik pria itu menerobos masuk ke dalam inti tubuhnya.
Giorgio semakin mendorong miliknya ke dalam liang kenikmatan Marissa. Sedang Marissa kian mengeratkan rangkulan tangan dan kakinya bersamaan saat merasakan pusaka milik Giorgio terus menusuk hingga ke dalam.
"Oh yes, Baby. Kau sangat nikmat. Aku pasti akan benar-benar gila karena merindukan tubuhmu nanti," racau Giorgio disela permainannya.
Aah … aaah ….
Lagi-lagi Marissa mendesah saat mendapat hujaman demi hujaman dari keperkasaan Giorgio tanpa ampun.
Posisi mereka saat ini begitu membuat mereka kenikmatan karena milik Giorgio masuk hingga ke dalam dalam intinya dengan posisi berdiri seperti ini.
"Aaah … Giooooo … aakuu keluaaarrrr …." Racaunya saat akan orgasme.
"Tunggulah sedikit lebih lama, Sayang. Kita keluar bersamaan," racau Giorgio dan di detik berikutnya terdengar erangan pria itu saat mendapat pelepasannya.
Arrrggh!!
"Terima kasih atas kesenangannya pagi ini, Sayang. Aku pasti akan mengingat percintaan kita ini selama aku Denmark nanti," ujar pria tampan itu seraya menatap wajah cantik wanitanya.
"Ya Tuhan.. Aku pasti akan merindukanmu," Giorgio kembali berucap sembari mendecak kesal saat mengingat jika sebentar lagi mereka akan terpisah lama.
*
*
Setelah percintaan singkat mereka di dalam kolam tadi. Kini hubungan mereka sudah seperti biasa, bahkan mereka belum membersihkan tubuh karena Giorgio masih betah bermanja-manja pada Marissa di atas kasur.
"Apa kau akan merindukanku nanti? Haaa … aku pasti akan gila karena merindukan mu di sana," ucap pria itu masih mendekap tubuh wanitanya dengan posesif.
Marissa tertawa kecil mendengar ucapan Giorgio padanya.
"Ternyata kau sudah bucin akut padaku, Honey. Tapi jangan sampai gila sebab aku tidak sudi bercinta dengan orang gila," balas Marissa seraya menggeleng saat membayangkan dirinya bercinta dengan orang yang tidak waras.
Giorgio yang mendengar jawaban wanitanya pun tergelak saat melihat ekspresi wajah jijik dan geli wanita itu bersamaan.
Menjadi orang yang tidak waras tentu saja tidak, karena Giorgio tipe pria yang lebih mengandalkan logika ketimbang perasaan. Namun entahlah apa yang akan terjadi jika suatu saat nanti hal itu terjadi.
Apakah benar Giorgio akan menjadi gila karena cinta?? Entahlah.
*
*
Mereka saat ini sudah berada di dalam bandara, tepatnya di salah satu ruangan VVIP di bandara itu. Mereka saling mengecap dan melumat.
Giorgio segera menyudahi ciumannya saat melihat Marissa mulai kehilangan napas karena aksinya itu. Terlebih mengingat dimana posisi mereka sekarang, sudah dipastikan jika Giorgio akan kembali menggauli wanitanya itu saat ini juga.
"I love you," ucap Marissa seraya menatap lekat wajah pria tampan di hadapannya.
"Mee too. Aku mencintaimu lebih dari yang kamu pikirkan," jawab Giorgio lalu mengecup bibir Marissa dengan sedikit melumatnya.
"Benarkah?" goda wanita itu.
"Tentu saja itu benar, Sayang. Bahkan aku sudah benar-benar menggilaimu," balas Giorgio bersungguh-sungguh. "Percayalah kepadaku!" sambungnya.
"Hem … aku tahu itu. Aku pasti sangat merindukanmu," tutur Marissa seraya memeluk erat tubuh tegap dan besar Giorgio .
"Me too … baiklah, aku pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik dan ingat! Jangan terlalu dekat-dekat dengan pria manapun," ucap Giorgio mengingatkan dan Marissa pun mengangguk mengiyakan.
"Apa benar kau tidak ingin ikut, Sayang?" tawar pria itu sekali lagi sebelum dirinya benar-benar berangkat.
Wanita itu tersenyum lebar mendengar ungkapan hati terdalam prianya.
"Maafkan aku, Sayang. Aku akan merindukanmu setiap menit, tidak … aku akan merindukanmu setiap detik sebagai bentuk permintaan maafku padamu nanti," tutur Marissa.
Inilah yang ingin dihindari pria itu saat melarang Marissa mengantarnya sampai ke Bandara. Karena ia tahu jika dirinya akan menjadi lemah di saat seperti ini, saat akan berpisah dari wanita yang begitu dicintainya.
TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼