Tentang masalalu yang belum selesai, cinta karena terpaksa, rasa yang tak lagi sama, Restu yang tak berpihak, dan penyesalan yang selalu menghantui. terkadang, Kehilangan sering terjadi karena kesalahan kita sendiri. Begitu juga dengan Ares, Dia tidak pernah menganggap Kartina ada selama masalalu nya belum selesai. padahal jelas-jelas Kartina bertekad membantu Ares untuk lepas dari masalalu. Namun setelah berhasil, hubungan mereka terhalang restu, hingga pada akhirnya, keduanya memilih mengakhiri meski keduanya kembali ingin memiliki. akankah mereka kembali bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RESKI OEY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 sebatas pesan
Hubungan mereka pun telah seminggu mereka lalui. dari mulai chat, telpon, video call. mereka melakukan nya dengan sepenuh hati. Kartina, semenjak kedatangan Ares di hidup nya. dia merasa kalau dunia nya berubah, lebih bahagia di banding sebelum nya. Ares tidak pernah henti memberi kabar. meski kadang Ares selalu membuat nya merasa kesal. tapi Kartina percaya, tidak ada hubungan yang baik-baik saja. pasti pertengkaran itu selalu di alami oleh semua orang.
begitu juga dengan Ares, sebenarnya dia masih belum sepenuhnya percaya bahwa hubungan LDR itu akan mereka lewati bersama. tapi dengan adanya Kartina di hidup nya, sedikit demi sedikit Ares mulai merasa kalau dia mulai percaya sepenuhnya dengan Kartina.
Ares percaya Kartina tidak akan melakukan hal bodoh di belakang nya. begitu juga dengan Ares, dia tidak akan pernah melakukan hal itu sebaliknya.
hubungan jarak jauh itu memang sulit, cemas, khawatir, rasa takut di tinggalkan itu sering terjadi di semua orang yang menjalani hubungan LDR. tapi dengan adanya kepercayaan satu sama lain, percaya sepenuhnya dengan pasangan kita. ketakutan itu tidak akan terjadi selama kita saling menjaga perasaan masing-masing.
Kata orang, 75% orang yang menjalani hubungan LDR itu berujung gagal. 25 % nya mereka berhasil melalui nya. tapi itu kembali ke pasangan masing-masing. setiap orang pasti mempunyai garis takdir nya masing-masing. jika Fakta itu memang benar, lantas kenapa kita harus percaya pada seorang ilmuan di banding tuhan sendiri? bukanya seorang ilmuan juga manusia?
ARES❤️
Pagi cantik.
^^^Kartina.❤️^^^
^^^Pagi Sayang🫣^^^
^^^Kartina.❤️^^^
^^^Masih pagi gk usah gombal 😏^^^
ARES❤️
siapa yang gombal😭
^^^KARTINA.❤️^^^
^^^itu tadi.^^^
ARES❤️
lah orang kamu beneran cantik 🤣❤️
ARES❤️
Oke aku ulang ya.
Pagi jelek😭😭
^^^KARTINA❤️^^^
^^^Ares😭😭😭^^^
ARES❤️
apa syg🫣
^^^KARTINA❤️^^^
^^^masih pagi jgn buat aku kesal deh😭🤣^^^
ARES❤️
serba salah ya jadi cwk🤡
^^^KARTINA.❤️^^^
^^^Lagian ngeselin 😭^^^
ARES❤️
iya iya maaf 😭❤️
^^^KARTINA❤️^^^
^^^gk bkln aku maafin😏^^^
ARES❤️
jht bgt😭
^^^KARTINA❤️^^^
^^^BODO huh.^^^
ARES❤️
untung sayang 😭
••••••
Ares, cowok itu saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu. sambil menonton Tv bareng ibunya. ayahnya sudah meninggal sejak tiga tahun yang lalu. Ares merupakan anak bungsu dari 3 saudara perempuan dan ketiganya sudah pada menikah. dan sekarang dia hanya tinggal bersama ibunya berdua.
Ares menghampiri ibunya yang sedang tengkurap di lantai di lapisi dengan Karpet. ibunya terlihat asik menonton sinetron di televisi.
Ares memperhatikan raut wajah ibunya dengan Iba. bahkan Ares sempat bertanya -tanya. kenapa harus di yang jadi anak bungsu? kenapa? harus Kakak kakaknya yang harus lahir duluan. kenapa? Kenapa saat dia beranjak dewasa dia harus berkejaran dengan umur orang tua. kadang pertanyaan itu selalu muncul dari isi pikirannya.
Rasanya, Ares ingin cepat-cepat lulus sekolah. biar dia bisa bahagiain wanita yang sudah melahirkan nya. bahkan Ares takut, takut ketika dia sudah sukses orang tuanya pergi meninggalkan nya. bahkan Ares sempat berpikir. apa dia harus putus sekolah biar dia cepat cari kerja dan bahagia kan orang tuanya?
tapi itu salah, pendidikan itu penting, mungkin butuh waktu beberapa tahun buat Ares bisa bahagiakan ibunya dengan uang jari payah nya. Ares berharap, ibunya bisa melihat Ares sukses sebelum kepergiannya. namun pikiran Ares beda lagi. dia takut kalau dia sukses ibunya sudah pergi ,lantas arti sebuah sukses itu buat apa?
"Mah." panggil Ares pelan.
"kenapa sayang?"
Ares menatap ibunya dalam. Ares merasakan kedua matanya mulai perih. dan benar saja, dia tidak bisa untuk menahan air matanya untuk tidak keluar. sontak Ares langsung memeluk ibunya dengan erat.
"Kamu kenapa? gak biasanya kamu kaya gini?"
"Mamah janji ya, mamah janji kalau Ares udah sukses mamah selalu ada buat Ares?"
"Iya mamah janji."
"Tapi.....
yang semula dia pendam, terpaksa tangisan itu harus keluar dengan dengan suara yang cukup keras. Bu Iis sedikit kaget dengan pemandangan yang kini lihat. baru kali ini Ares menangis sejadi-jadinya. padahal biasanya Ares selalu mengajak nya bercanda, atau sekedar curhat tentang asmaranya.
"kenapa sayang?"
"tapi kalau misalkan mamah beneran bakalan ninggalin Ares... mamah janji ya, jagain Ares dari belakang. Ares gak sanggup mah." ucap Ares di barengi dengan tangisan yang mendalam.
"Iya mamah janji."
Tak lama, Aldo pun datang, cowok itu terheran -heran melihat pemandangan yang baru saja dia lihat. Aldo memang sudah biasa melihat pemandangan itu. kadang dia iri melihat Ares yang begitu dekat dengan ibunya. sementara dia sendiri? entah lah, bagi Aldo, kedua orangtuanya jahat. bahkan Aldo lebih memilih tidak untuk di lahirkan di banding selalu merasa sendirian.
"Buset, anak mami lagi nangis." ucap Aldo seolah- olah dia baik-baik saja.
Ares yang melihat kedatangan Aldo Langsung segera menghapus air matanya.
"Berisik Lo, ganggu suasana aja." ucap Ares sewot.
"Kamu jangan gitu sama Aldo." Bu Iis menegurnya.
"Sini do." ucapnya lagi menyuruh Aldo untuk menghampirinya.
Aldo pun berjalan mendekat, lalu duduk di bawah lantai bertiga.
"Mau bagaimana pun Aldo itu udah mamah anggap kayak anak sendiri. Abang kamu sendiri, jadi kamu, jangan kasar-kasar sama Aldo ya Res." Bu Iis memberikan arahan pada Ares.
"Dengerin."
"Iya iya gue minta maaf."
"Aldo udah makan?" tanya Bu Iis.
"Belum Tante." jawab Aldo
"Kita makan bareng ya sekarang." ucap Bu Iis.
Aldo dan Ares mengangguk. mereka bertiga pun berjalan ke arah Dapur, duduk di kursi meja makan. untungnya tadi pagi Bu Iis sudah masak. jadi mereka bisa makan bareng bersama.
"Maaf Tante, kita kira mamah saya ada kabar gak?" tanya Aldo di sela-sela merdeka sibuk makan.
Bu Iis yang mendengar itu terdiam, dia tidak mau melihat Aldo sedih jika Aldo tau kalau ibunya sudah satu bulan tidak pernah memberi kabar.
"Ada, katanya, gimana kamu sehat?" ucap Bu Iis berbohong.
Aldo yang mendengar itu tersenyum lega.
"Kira-kira mamah saya kapan ya Tante pulangnya?"
Bu Iis kembali diam setelah mendengar pertanyaan dari Aldo.
"Tiga tahun lagi katanya do, udah, kamu sabar ya, pasti mamah kamu pulang kok." ucap Bu Iis berusaha membuat Aldo tenang.
Sementara Ares, cowok itu menatap ibunya, sebenarnya Ares tau jika ibunya itu saat ini tengah berbohong. dan Ares juga mengerti maksud dari ucapan ibunya tadi. yaitu agar Aldo tidak kepikiran.
"Mau mulut Aldo berapa kali bilang benci pun Aldo gak pernah benci mah. Aldo sayang mamah." batinnya.
