Raisa tidak menyangka jika neraka yang sekarang ia tempati jauh lebih menyeramkan dari neraka sebelumnya.
Ia tahu jika pernikahannya hanyalah sebuah untung rugi. Tapi dia tidak menyangka jika harga dirinya akan terkuras habis dihadapan suaminya.
Bagaimana kehidupan Raisa setelah menikah dengan pria yang sangat berkuasa di negeri ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sheisca_4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Di sebuah cafe yang dekat dengan kampusnya. Raisa memang yang memintanya saat sekertaris Jou yang menyuruhnya memilih tempat pertemuannya. Sengaja biar dia bisa hemat waktu dan energi.
"Ini aturan-aturan yang harus anda patuhi setelah menikah nanti. Saya sudah menuliskannya secara terperinci."
Sekertaris Jou menyerahkan amplop besar berwarna cokelat di hadapan Raisa. Pertemuan lanjutan setelah pertemuan pertama dengan calon suaminya, adalah dengan sekertaris Jou.
Raisa tidak tahu nama asli dari laki-laki dihadapannya ini. Dia hanya di beri tahu Jou, itu saja.
Raisa membuka amplop besar itu. Ada banyak lembar kertas di dalamnya. Ini lebih tebal dari karya ilmiahnya. Ah ini seperti skripsi. Tangannya gemetar.
Apa ini? Mereka pikir aku bukan manusia? Dari bangun tidur sampai tidur lagi, ini semua yang harus aku taati? Mungkin mereka pikir aku ini robot. Manusia ini membuatnya dengan sangat detail. Dia pun menulis kebiasaan dan kesukaan ketidak sukaan tuan Arga dengan sangat rinci. Dan aku pun harus menghapal itu semua dalam satu malam?!
"Kalau ada yang ingin nona tanyakan silahkan."
Aku ingin melemparkan semua kertas-kertas ini sambil memakimu. Sialan.
"Terima kasih atas kerja keras anda, sekertaris Jou. Saya akan membaca semuanya dan menghapalkannya. Supaya nanti tidak membuat kesalahan." Mulut Raisa mengatakannya sambil tersenyum manis. "Wahh, aku tidak menyangka jika pekerjaan anda sangat luar bisa sulitnya. Aku kagum dengan kerja keras anda." Ucap Raisa.
Jou yang mengerti maksud Raisa, "sebanding dengan apa yang saya dapatkan nona. Sudah menjadi kewajiban saya untuk menjaga keadaan di sekitar tuan muda berjalan sesuai dengan apa yang semestinya."
Dan aku harus menjaga sikapku supaya tidak mempersulitmu? Batin Raisa bertanya.
Kau memang budak laki-laki aneh itu.
"Yang terpenting dari tugas nona adalah menjalankan semua kewajiban dan melayani tuan muda sebagai istri tuan muda."
Tanpa sadar Raisa meraba bajunya.
"Saya rasa kecuali itu. Anda jangan terlalu berharap bisa melayani tuan muda di atas tempat tidur. Asal nona tahu anda bukan tipe tuan muda."
Apasi?! Gila ya siapa juga yang ingin tidur dengan laki-laki gila itu. Aku malah senang kalau dia sama sekali tidak suka padaku dan tidak akan menyentuhku. Cih
"Yahh, sayang sekali padahal tuan muda sangat tampan." Raisa memasang wajah menyesal.
Gadis ini benar-benar manarik. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu padahal bibir dan tanganya bergetar. Mungkin kau sudah menyembunyikan itu tapi aku bisa melihatnya nona.
"Anda hanya perlu mengatakan baik pada setiap perintah tuan muda. Jangan bertanya, cukup lakukan semua yang diperintahkan tuan muda."
"Baik, begitukan?"
Raisa mengedipkan mata menggoda.
Haha, gadis ini benar-benar berani.
"Di dalam rumah yang akan anda tinggali, ada ibu tuan muda dan kedua adiknya. Sekali lagi anda hanya perlu melayani tuan muda saja. Anda hanya perlu menghormati mereka saja dan jangan membuat keributan dengan mereka." Sekertaris Jou kembali melanjutkan penjelasannya.
Apakah ibunya akan seperti ibu dan kedua adiknya seperti Jane? Jika begitu.. ah tak apa seperti kata sekertaris Jou aku hanya melayani tuan muda dan jangan mempedulikan mereka. Fokus saja pada tuan muda.
"Baik, lanjutkan." Raisa meneguk es kopinya. Dia bersikap seolah dia tidak terbebani oleh apa yang dikatakan sekertaris Jou.
Tapi percayalah tangannya yang berada di bawah meja sudah keringat dingin membayang kemungkinan buruk terjadi di masa depan.
"Anda tetap bisa melakukan pekerjaan dan kuliah anda sekarang, berhubungan dengan keluarga anda dan teman-teman anda. Tapi yang harus anda perhatikan adalah anda harus berada di rumah saat tuan muda di rumah atau sebelum tuan muda kembali. Silahkan baca di lembaran itu apa yang harus anda lakukan ketika tuan muda kembali ke rumah."
Raisa beralih melihat kertas, dia beberapa lembar lalu menemukan uraian terperinci tentang apa yang harus dia lakukan, lalu membacanya.
Raisa melirik sekertaris Jou dengan tajam, seperti berkata.
Apa bosmu itu raja?!
"Seperti yang anda pikirkan."
Raisa menggigit bibir bawahnya. Dia ketahuan.
"Tuan muda adalah raja yang bisa membuat keluarga anda hidup atau hancur, dan anda adalah kendali itu semua. Semakin anda menjaga sikap akan semakin aman keluarga anda."
"Baik." Raisa merinding. "Saya akan melakukan yang terbaik. Apakah boleh saya bertanya?"
"Tentu, silahkan."
"Apakah saya juga boleh berhubungan dengan laki-laki lain, misalnya berpacaran?"
Air muka wajah sekertaris Jou berubah. Dia menatap Raisa dengan tajam. Dia sangat paham jika gadis di hadapannya ini adalah korban dari keserakahan orang tuanya. Tapi bagaimana bisa dia begitu tak mengenal takut. Apalagi saat dirinya menyerahkan amplop berisi aturan.
Raisa kembali menyeruput kopinya sambil menunggu jawaban sekertaris Jou.
Sekertaris Jou menatap bola mata yang hitam pekat itu.