Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.
Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.
Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!
Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.
Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Mertua Bengis!
Fajar menyingsing,
Mentari pagi serta kicau burung yang terdengar secara bersamaan dengan gedoran pintu kamar belakang seketika membuat netra indah milik Seruni membulat,
Pukul 06.10??
Astaga-, diriku kesiangan? ibu mertua pasti akan mengomel panjang lebar,
"I-iya, sebentar!" Seruni menyambar ikat rambut sebelum akhirnya melangkah terburu-buru untuk membuka pintu kamar.
Byuuuurrr ,
"Aaaaaaww-wwhh!!!" mata Seruni terpejam, tubuhnya seketika basah saat Nyonya Niti dengan sengaja menyiramkan air dingin pada tubuhnya.
"I-ibu,"
"Kau pasti sudah merasa lebih segar sekarang! benar kan Seruni??"
Seruni membeku dengan menahan hawa dingin, ia hanya kembali memperhatikan sang ibu mertua yang mengomel panjang lebar dihadapan nya,
"Kenapa diam saja?? cepat ganti pakaian dan siapkan makanan!! tidak biasanya kau bangun jam segini! apa kau begadang semalaman dan bermain ponsel?? aaaaahhh!! atau-, kau memiliki selingkuhan? katakan!! kau begadang dan menghubungi seorang pria semalaman? apa benar seperti itu, Seruni??"
Seruni menggeleng lemah dengan wajah datar,
"Jawab pertanyaan ku!! kau ini tidak bisu, kan?"
"Ada apa ini ibu? kenapa ribut sekali?"
Lukas yang muncul bersamaan dengan Wildan seketika terkejut saat mendapati baju basah yang dikenakan oleh Seruni.
"Kak? apa yang terjadi? kenapa-,"
"Diam semuanya!!! Seruni cepat ganti pakaian mu, dan segera siapkan makanan!!"
Nyonya Niti kembali berteriak sebelum akhirnya berlalu dari hadapan semua orang.
Sebaik apapun sikap yang ku tampilkan, tetap saja akan salah di mata mu, ibu!
Seruni memutar langkah, ia kembali menutup pintu ruangan dengan senyum getir.
****
Tuan Panca? tidak biasanya dia hadir di kantor sepagi ini?
Lukas tampak panik begitu pun dengan Sherly, kedua insan yang menjalani hubungan terlarang itu seketika saling melepas genggaman saat mendapati Panca melayangkan tatapan ke arah keduanya.
"S-selamat pagi Tuan! maaf kami terlambat! ini semua karena Seruni-,"
"Dimana dia?"
Kalimat tegas dengan raut wajah datar yang tertampil di wajah Panca seketika membuat Lukas menatap sang boss dengan raut wajah bingung.
"A-apa?"
"Seruni!! dimana wanita itu?? kau tak mungkin lupa dengan nominal uang yang telah kuberikan untukmu bukan?"
"Apa maksudnya ini, Lukas?" Sherly berucap pelan sembari mencubit lengan kekasih nya dengan tatapan tajam.
"Diam lah dulu, Sherly!!"
"Kau!!! segeralah menuju tempat kerja mu!" Panca yang mendapati bisik-bisik diantara kedua karyawan nya seketika membuat ia mengusir Sherly.
"B-baik Tuan!"
Melangkah dengan tertunduk, Sherly akhirnya menjauhi Lukas juga Panca yang masih berdiri dan saling berhadapan.
"Katakan!! dimana Seruni?"
"Dia-, tentu saja dia berada di kediaman orang tua saya Tuan Panca! kakek membutuhkan Seruni untuk-,"
"Hubungi dia!"
"A-apa?? tapi-,"
"Sekarang!!!"
Kalimat tegas dari lisan Panca seketika membuat Lukas gemetar dan meraih gawai dari saku celana.
"B-baik Tuan!!"
Ayolah Seruni!! jawab panggilan ku!!!
Telapak tangan Lukas semakin tremor saat Panca terus memperhatikan gerak-geriknya.
***
Berjalan pada tengah terik matahari,
Seruni akhirnya memilih untuk mengistirahatkan diri pada sebuah kursi taman, wanita itu meletakkan beberapa tas belanjaan di samping kanan tubuhnya sebelum akhirnya terdiam hening sembari memperhatikan jauh ke atas cakrawala.
Tuhan ... aku tak ingin mengeluh! tapi sungguh-, semua ini terasa melelahkan Tuhan! tak bisakah Kau sedikit memberikan keringanan jalan hidup untuk ku?
"Kenapa tak menjawab panggilan dariku semalam? apa dirimu memang telah terlelap, Runi?"
"T-tuan?? Anda-, bagaimana bisa Anda kemari?"
Panca tersenyum tipis, ia menghela nafas dalam sebelum akhirnya turut mendudukkan diri di samping kiri tubuh Seruni.
"Maaf jika membuat dirimu terkejut seperti ini, aku-, aku sungguh tak bisa tenang karena kau sama sekali tak menjawab panggilan atau membalas pesan yang ku kirimkan padamu, Runi!" Panca menatap sepintas wajah Seruni dengan kalimat yang sedikit terjeda karena rasa nervous yang menguasai diri.
"Saya minta maaf, Tuan Panca! tadi malam-, saya memang belum terlelap! tapi-, sepertinya tidak etis jika kita berbincang pada waktu yang tidak semestinya!"
"Apa Lukas memarahi mu?"
"Tidak! tidak-, seperti itu Tuan! lagipula mas Lukas-," lisan Seruni seketika bungkam, wanita itu kembali tertunduk dengan tatapan sendu.
Tidak seharusnya aku menceritakan hal yang sebenarnya, walau bagaimanapun, aku tak mungkin mengumbar aib suami ku sendiri.
"Dia berangkat ke kantor bersama Sherly pagi ini!"
Seruni mengangguk, wanita itu perlahan mengangkat kepala dan tersenyum saat beradu pandang dengan netra Panca.
"Mba Sherly-, dia memang menginap di rumah kami tadi malam! ibu mertua bahkan menyetujui nya!"
"A-apa??" Panca terbelalak, ia tak menyangka Seruni bisa menampilkan kelembutan di tengah badai rumah tangga yang ia alami.
Brengsek kau Lukas!!! bisa-bisanya!!! astaga-, ingin rasanya diriku membunuh lelaki itu sekarang juga!!
"Tuan Panca! bisakah Anda menjaga rahasia?"
"Katakan lah!"
"Jika nanti mas Lukas benar-benar telah menceraikan saya-, bisakah saya meminta bantuan Anda untuk mendapatkan pekerjaan?"
"Lukas? dia ingin menceraikan dirimu?"
"Begitulah ....,"
Panca semakin termenung dengan mulut yang terbuka, pria dengan hidung mancung itu justru kembali merasakan euphoria di tengah kekhawatiran hatinya atas keretakan rumah tangga Seruni.
Jadi Lukas ingin menceraikan Seruni? bukankah itu artinya-, aku bisa bebas menyatakan perasaan ku pada wanita ini? tapi kenapa sepertinya Seruni begitu terluka? apa dia masih mencintai Lukas?
"Tuan tak akan keberatan bukan?" Seruni yang mendapati tatapan kosong dari Panca seketika membuat wanita itu menampilkan raut wajah heran.
"Tuan, apa Tuan baik-baik saja?"
Ada apa dengan pria ini? kenapa dia selalu seperti ini setiap kali aku berbicara padanya? apa Tuan Panca tak ingin mendengarkan keluh kesah ku? astaga! memang nya dirimu ini siapa Seruni??
"Tuan Panca!!!"
Lambaian tangan Seruni yang berada tepat dihadapan wajahnya seketika membuat Panca tersadar dari lamunan,
"Seruni! aku, maaf-,"
"Apa Tuan tidak bisa membantu saya? saya tahu-, saya ini hanya orang desa! tapi saya bisa diandalkan jika hanya sekedar untuk beres-beres atau menjaga toko! saya bisa melakukan itu semua, Tuan!"
Runi, jangankan pekerjaan! apapun yang kau inginkan, asal kau bersedia berada di samping ku! aku akan memberikan nya padamu!
Panca tersenyum tanpa sadar! pria itu justru menikmati pemandangan saat Seruni tampil begitu banyak bicara dihadapan nya.
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...