Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Adik Mata Duitan
"Sialan, secepat itukah dia berpaling dariku? Memangnya seberapa cantik wanita itu," Diana menjauh dari dapur karena tidak ingin Malena mendengar pembicaraan mereka.
"Katanya tidak cinta lagi," ledek Grace.
"Diam Grace, daddy ada di sini. Kita lanjut setelah aku di kamar," ucap Diana saat melihat ayahnya sedang menikmati kopi di ruang tamu sembari membaca koran. Ayahnya tidak boleh mendengar percakapan mereka. Jika tidak dia akan diinterogasi.
"Hei.. dengar Grace aku tidak mencintainya lagi. Asal kamu tahu saja, dia tidak pantas bersanding dengan wanita sepertiku," ujar Diana mengomeli adiknya.
"Tapi kenapa aku merasa kamu sedang cemburu sekarang," balas Grace.
"Siapa yang cemburu. Aku sekarang sadar kalau dia tidak pantas untukku. Aku tidak percaya dengan mulut manisnya itu. Katanya hanya mencintaiku, tapi apa? Setelah kami putus dia bahkan sudah mengencani sepuluh wanita. Dasar playboy sialan. Mati saja kamu Xavier.." kata Diana geram ingin sekali menghajar Xavier.
"Astaga mereka berciuman," Grace semakin memanas-manasi kakaknya. Jelas-jelas Xavier dan wanita itu hanya makan saja.
"Apa? Cepat ambil fotonya Grace. Aku ingin melihatnya," Diana semakin emosi.
"Lah, katanya tidak cinta lagi, kenapa sampai emosi," goda Grace. Ia sangat senang membuat kakaknya itu marah.
"Akhhh... Aku tidak peduli. Terserah dia saja. Pokoknya aku akan membuktikan padanya kalau aku bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari dirinya," kata Diana.
"Apa kamu ingin aku mengikutinya?" tawar Grace.
"Tentu saja, kamu harus mengawasi mereka Grace," kata Diana dengan cepat.
Grace tertawa, "kakak masih mencintainya, kalau tidak kakak tidak akan peduli hingga ingin aku mengawasinya," ucap Grace meneguk minumannya.
"Cukup Grace, jangan meledekku lagi. Sudah ku bilang aku tidak mencintainya. Aku hanya ingin memastikan sesuatu," balas Diana.
"Baiklah, segera dilaksakan. Kau tahu bensin mobilku ham____"
"Hmmm... Aku akan mengirimnya. Dasar adik mata duitan," ucap Diana membuka aplikasi mobile banking nya lalu mengirim 2000 USD ke rekening adiknya.
"Kak.. yang benar saja. Hari ini ulang tahunku. Apa kamu tidak ingin memberi sesuatu untukku," ujar Grace dengan nada suara memelas.
"Ya Tuhan.. kenapa aku punya adik seperti dia," gumam Diana kesal. Meskipun begitu dia sangat menyayangi adiknya itu. Diana dengan cepat mengirim 1000 USD lagi ke rekening adiknya.
"Aku mencintaimu kakak. Semoga harimu menyenangkan, muachhh..." ucap Grace, setelah itu ia mematikan panggilannya. Percayalah, dia sebenarnya tidak boros. Uang yang diberikan Diana tentu saja akan masuk ke dalam tabungannya.
********
Di depan sebuah toko kue, tiga orang wanita sedang menunggu seseorang di dalam mobil. Mereka meminta Grace datang menemui mereka di toko kue.
"Kenapa dia lama sekali. Perutku sudah berbunyi. Sudah waktunya untuk makan malam," timpal Bella.
"Aku juga. Aku rasa dia terjebak macet Bel," balas Alena.
"Aku akan menghubunginya lagi," kata Jena mengambil ponselnya untuk menghubungi Grace.
Baru saja Jena ingin menghubungi nomor Grace, wanita itu sudah tiba. Bella, Alena dan Jane lalu keluar dari mobil.
"Astaga Grace, kamu lama sekali. Kami sudah kelaparan," kata Alena.
"Sorry guys, jalanan macet sekali. Tadi ju___" ketiga sahabatnya itu lalu menarik tangan Grace dan membawanya masuk ke dalam toko kue membuat karyawan di sana terkejut.
"Aku ingin kue ulang tahun yang ini," ucap Bella menunjuk cake dengan topping stroberi dari balik etalase kaca.
"Baik Nona," balas karyawan wanita toko tersebut.