NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Polisi

Terjebak Cinta Polisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Di masa lalu... orang tua Sherli pernah berurusan dengan yang namanya polisi hingga harus berada di pengadilan. Sejak saat itu Sherli antipati dengan polisi tetapi di masa sekarang Sherli harus berhadapan dan ditolong seorang polisi yang bernama Kres Wijaya di kantor polisi. Apakah dengan adanya peristiwa tersebut penilaian Sherli tentang seorang polisi berubah atau justru gigih dengan penilaian sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Borgol dan Penjara?

Pukul 00.00. Kres mau pulang setelah memaksa perempuan itu yang sudah diketahui bernama Merlin akhirnya mau pulang meskipun besok mau datang lagi.

"Ikut saya" kata Kres.

Sherli melihat Kres yang secara perlahan pergi dan jadi merasa tidak enak melihat tatapan Kres yang mengintimidasi. Akhirnya Sherli juga izin pergi dengan semua teman Kres dan berjalan mengikuti Kres. Sampai di tempat parkir Kres melihat terus Sherli.

"Akar semua permasalahan ini karena dia" pikir Kres sebal.

Sherli tahu Kres mau protes dan tidak senang dirinya masih ada karena memang terakhir Kres menyuruh Bapak yang menolong mengantarkannya ke terminal untuk pulang.

"Apa Bapak itu bohong?" pikir Kres.

"Kenapa kamu masih ada di sini?" tanya Kres dengan mengerutkan dahi.

"..."

"Seharusnya kamu sudah ada di kotamu. Adik tahu di sini bahaya? Adik pantas pulang bukan justru masih di sini"

Sherli menggeleng pelan.

"Lalu kalau tidak mau pulang gimana? Sepertinya penjahat tadi seorang pemerkosa. Saya tidak main-main atau cuma sekedar menakuti Adik"

Sherli terkejut dan melihat Kres masih menunggu jawabannya.

"Barang saya" kata Sherli pelan.

"Apa Adik tidak percaya saya?"

"Bukan tapi..."

"Jangan bohong sama saya. Sejujurnya kenapa?" potong Kres.

"Nanti saya dimarahi mama" kata Sherli pelan.

Kres merasa konyol mendengar alasan sederhana Sherli dan mau bicara.

"Kalau mama sudah biasa tapi papa...papa punya sakit jantung. Kalau tahu saya pulang dengan keadaan begini pasti jantungnya kambuh" kata Sherli pelan.

Kres tidak jadi bicara dan melihat terus Sherli. Akhirnya Kres tahu Sherli tidak bohong.

"...tapi tetap saja dia harus pulang" pikir Kres.

"Barang kamu sudah ditemukan. Nanti saya akan kasih lalu kamu bisa pulang"

"Tolong, Pak. Jangan paksa saya untuk pulang. Saya khawatir dengan kesehatan papa" kata Sherli memohon.

"Penjahat tadi belum berhasil ditangkap. Gimana kalau kamu dijahati lagi apalagi dengan orang yang sama? Menurut saya dia bukan mau menculik justru memperkosa kamu. Mengertilah penjelasan saya, Dik"

"Iya saya paham tapi memang tetap harus di sini, Pak. Penyakit papa saya jantung. Saya belum siap kehilangan papa"

"Jadi kamu lebih memilih mengorbankan diri kamu?"

"Maksud Pak Kres?"

"Kamu tetap di sini lalu terjadi sesuatu dengan kamu. Diperkosa..."

"Saya juga bingung harus gimana, Pak? Saya juga tidak bisa pulang karena kondisi papa" potong Sherli dengan mengeluarkan air mata.

"Terserahlah" kata Kres dengan mengerutkan dahi dan berjalan pergi.

Sejak tadi Kres berusaha sabar menjelaskan tapi Sherli keras kepala sehingga lebih memilih angkat tangan. Seketika Kres berhenti berjalan.

"Dia perempuan dan gue seorang polisi. Apa begini seorang polisi?" pikir Kres pelan.

Kres membalikkan badan dan melihat Sherli yang mulai berjalan pergi dengan pelan lalu Kres berjalan menghampiri Sherli dan berdiri di hadapan Sherli. Sherli berhenti berjalan dan melihat Kres.

"Ikut saya" kata Kres dengan berusaha sabar.

"Apa katanya?" pikir Sherli berusaha yakin tidak salah mendengar.

Kres berjalan dan merasa Sherli tidak mengikutinya maka berhenti berjalan lalu membalikkan badan dan merasa sebal.

"Tidak bisa jalan? Mau jadi patung?" tanya Kres dengan tatapan tidak senang.

Menurut Sherli tatapan Kres sinis tapi akhirnya maklum karena memang dirinya merepotkan orang lain apalagi oknum polisi. Akhirnya Sherli berjalan mengikuti Kres.

"Lho, ini mau jalan masuk lagi?" pikir Sherli.

Akhirnya memang Kres kembali ke ruang Irfan untuk bertemu dengan temannya tadi.

"Astaga. Kenapa gak sekalian tadi?" pikir Sherli.

Kres berjalan menghampiri temannya dan saling memberi hormat. Sherli merasa tidak mengerti.

"Jabatan mereka sama, bukan? Kenapa saling hormat? Setahu gue kalau sama komandan" pikir Sherli.

Kres melihat Irfan yang masih belum menunjukkan tanda sadar.

"Kasihan ya?" pikir Sherli pelan.

Sherli kembali mengingat kejadian waktu di mall.

"Eits...kenapa gue jadi kasihan sama polisi? Itu sudah jadi kewajiban polisi menangkap penjahat" pikir Sherli sewot.

Sudah hampir dua jam Sherli ada di sana dan Kres masih sibuk bicara dengan beberapa temannya.

"Apa yang dibicarakan sampai lama?" pikir Sherli menghela napas pelan.

Sherli melihat lagi Kres yang masih sibuk bicara.

"Memang. Kalau sama polisi urusannya lama. Dulu gue juga hampir tiga jam" pikir Sherli cemberut.

***

"Jangan bilang begitu kalau di hadapan Irfan" kata Kres pelan.

Kres melihat Irfan dengan prihatin.

"Gimanapun juga dia sudah berusaha. Kami juga masih terus berlatih" lanjut Kres pelan.

"Saya tidak menyalahkan siapapun. Baik kamu maupun Irfan cuma lain kali hati-hati. Cara menangkap bukan seperti itu"

"Baik. Baik" kata Kres mengangguk-angguk.

Sherli melihat Kres jalan menghampirinya dengan langkah gontai.

"Kenapa sama Pak Polisi ini? Sama sekali gak semangat" pikir Sherli.

Sherli melihat Kres berusaha menunjukkan sikap profesionalnya dan secara sekilas memang Kres terlihat baik saja tapi dari bahunya saja kelihatan kalau ada beban. Bahu yang tidak tegak lagi.

"BODO AMAT" pikir Sherli acuh.

"Ikut saya" kata Kres dengan berjalan pergi.

"Pak..."

Seketika Sherli berhenti memanggil karena percuma tidak dihiraukan.

"Jalan terus saja seperti kereta api" pikir Sherli agak sebal.

Sherli terpaksa berjalan mengikuti Kres.

"Dari tadi bilang 'ikut saya' tapi ujungnya ke mana? Gue gak paham. Ceritanya gue diajak ke manapun" pikir Sherli dengan menggaruk sebentar kepalanya.

Sherli berhenti berjalan dengan napas sedikit terengah.

"Bapak gak ngerti ya? Saya capek, Pak. Jalannya cepat sekali" pikir Sherli merengek.

"Masih mau jadi patung?"

Sherli sedikit tertegun Kres sudah naik ke sepeda motor kopling dan menunggunya untuk naik.

"Duh...tatapannya sinis lagi" pikir Sherli.

"Tidak mau, Pak" kata Sherli dengan menggeleng keras.

"Maksud kamu?"

"Ya...saya tidak mau, Pak. Memangnya saya mau diajak ke mana lagi?"

"Makanya cepat naik biar urusannya selesai"

"Kenapa ajak saya atau Bapak mau ajak saya ke terminal?"

Kres menatap Sherli datar.

"Bapak mau kalau saya pulang?"

"Naik"

"Tidak mau"

Kres menghela napas pelan.

"Pekerjaan saya tidak cuma mengurus kamu"

"Memangnya saya minta diurus Bapak?"

"Kalau bukan saya lalu siapa? Kamu mau diikuti penjahat lagi?"

"Pokoknya saya tidak mau kalau di terminal"

"Cukup nurut dan naik"

"Ke mana dulu?"

Sherli melihat Kres mulai sedikit sebal tapi masih dengan sikap tenang.

"BODOH AMAT. Daripada gue diajak ke terminal" pikir Sherli.

"Ke kantor saya"

"Kenapa ke sana? Saya mau ditahan? Masuk ke dalam penjara? Begitu?"

Kres merasa tidak mengerti.

"Maksud kamu apa? Tolong jangan membuang waktu saya" kata Kres menekan suara.

"Jawab dulu pertanyaan saya, Pak" kata Sherli memaksa.

"Cukup naik. Kenapa mesti harus ribut?"

"Bapak yang ajak ribut. Pertama. Saya tidak minta diurus Bapak jadi jangan menyalahkan saya. Kedua. Alasan Bapak ajak saya ke kantor kenapa? Apa saya berbuat salah? Kalau saya tidak mau pulang itu merupakan pelanggaran?"

Kres merasa pusing mencerna maksud Sherli karena jujur tidak ada hubungannya. Akhirnya karena terlalu sebal Kres sampai harus turun dari sepeda motornya lalu sengaja berdiri dengan jarak beberapa inci di depan Sherli sehingga membuat Sherli harus melihat jelas cetak wajah Kres walaupun sedikit menghindar karena takut dan jujur seolah tubuhnya jadi dua kali lebih pendek daripada Kres (padahal tidak begitu juga).

"Gue paling takut borgol dan penjara" pikir Sherli ngeri.

1
Muji Lestari
iya harusnya Sherly dan kress hidup bahagia dg kluarga kecilnya..harusnya Sherly hamil kalo bisa kembar jadi tak MCM ini suami istri kok ceritanya MCM pacaran terus tak ada moment spesialnya .
Muji Lestari
lama lama Sherly ini bikin emosi siapa yg betah dgn sifat egoisnya
Elen Gunarti
knp g dibuat hmil dlu ya Thor,smpt kcwa ma kres knp nikah ma Dewi masa polisi nggk mau mncari tau dlu lgs mnyrh🤭🤭tp ttp bagus ko q suka👍
Codigo cereza
Oke bangett
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Majin Boo
Gemesin banget karakternya!
LV Edelweiss: baca juga novel kisah nyata karya saya kak... 😊
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Puas hati!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!