NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11. Kehadiran Max.

Kedatangan Maximilan bersama asistennya berhasil mencuri perhatian semua pengusaha yang ada. Terlebih saat Pria blasteran itu mendekat pada Reta.

"Kau hadir?" Reta dengan segara berdiri dari duduknya dan menatap pada Max.

Max mengulas senyum dan mengangguk kecil. "Maaf jika aku terlambat. Ada beberapa hal yang harus aku urus sebelum bergabung dengan kalian." Max mengedarkan pandangan dan kembali tersenyum saat mendapati semua pasang mata kini tengah mengarah padanya.

Reta mengangguk. Ia bahkan menggeser duduknya untuk memberikannya pada Max.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Max heran saat melihat Reta yang membereskan barangnya karena ingin berpindah tempat duduk.

"Ini kursi mu," kata Reta dengan menatap serius pada Max. "Sebagai penyumbang dana terbesar dalam proyek ini."

Perkataan Reta membuat Maximilan tercengang. Bukan hanya Max, tapi juga semua pengusaha yang ada di sana. Yang mana mereka tahu dari awal adalah, DIMAO sebagai sumber keuangan dalam bisnis ini.

"Apa yang kau katakan. DIMAO tetap pemegang saham terbesar dalam proyek ini."

Tanpa memberikan respon pada perkataan pelan yang Max lontarkan, Reta segera menempati kursi yang sebelumnya di duduki oleh Susan. Dan dengan masih berdiri, Reta meminta perhatian pada semua rekan bisnisnya.

"Perhatian untuk semuanya. Perkenalkan, ini adalah Tuan Maximilan." Reta memperkenalkan Max pada semua pengusaha yang ada. " Beliaulah penanam modal terbesar dalam kerja sama ini." Dengan suara tegas Reta mengatakannya. Membuat semua yang ada di sana mulai menimbulkan suara-suara kecil bentuk respon atas berita yang jelas membuat mereka terkejut.

"Maaf jika Saya baru mengatakannya," kata Reta dengan tanpa mengurangi keyakinan dalam intonasi suaranya. Meski benak Wanita itu rasanya ingin menjerit. Karena hal yang begitu vital tentang pendanaan dalam kerja sama ini baru ia ketahui pagi tadi.

Ya. Berkas yang Reta periksa di ruang kerjanya memuat semua data secara detail tentang kerja sama yang dilakukan bersama perusahaan Max. Di mana di sana diterangkan bahwa perusahaan Max telah mengambil alih 55% dari seluruh pendanaan kerja sama yang ada. Bukan hanya itu saja, Reta juga mendapati laporan bagaimana kondisi perusahaan DIMAO sebenarnya.

Reta yakin jika laporan itu diletakkan oleh sang Kakek. Dan dugaan Reta itu memang benar adanya karena Tuan Zico sengaja melakukan hal tersebut. Melihat sikap Cucunya yang dingin terhadap Max, membuat Tuan Zico berpikir jika Reta harus mengetahui kondisi sebenarnya perusahaan yang sudah ia tutupi dari sang Cucu.

"Tentang sumber pendanaan dalam kerja sama ini. Baik perusahaan ku maupun DIMAO itu sebenarnya sama saja. Jadi pada berkas yang Tuan semua pegang, DIMAO tetap menjadi pemegang saham mayoritas." Max membuka suara dan kini ia menatap pada Reta. "Aku hanya akan berdiri di belakang Reta. Untuk mendukung dan menyokong kesuksesannya." Pria blasteran itu tersenyum menatap wajah yang kini terlihat mematung ke arahnya.

Semua pengusaha yang hadir terlihat mengangguk kecil. Umumnya mereka tidak perduli dengan siapa penanam dana, yang terpenting adalah berkas lengkap dan dana untuk menjalankan bisnis ini mereka dapatkan. Tapi tidak dengan Rio, Pria itu sedikit terusik dengan sikap Pria blasteran yang baru saja Reta perkenalkan dengan nama Maximilan.

Terutama pada tatapan Pria itu saat memandang Reta. Tatapan penuh cinta dan ketertarikan. Rio melirik kembali pada Reta yang wajahnya terlihat datar dan dingin. Sepanjang kembali membahas bisnis Rio tidak hentinya memperhatikan Reta, entah mengapa ada rasa yang cukup sulit untuk Rio jelaskan.

Kini ia berada di dalam ruangan yang sama dengan Wanita yang berhasil menduduki hatinya, hanya berjarak beberapa meter tapi tak tau mengapa rasanya begitu jauh dan terdapat tembok tinggi yang membentengi.

"Bos!"

Suara keras yang Nolan lakukan akhirnya bisa menarik kesadaran Rio. Pria itu mengerjap dan menatap pada Nolan yang tengah berdiri dengan melipat tangan di dada.

Nolan menggeleng. "Bukan hanya kerja sama ini yang akan lepas," kata Nolan karena melihat sang atasan yang kebanyakan melamun. "Tapi juga Wanita mu." Nolan menggerakkan kepalanya dan segera diikuti oleh Rio.

Semua para pengusaha mulai beranjak dan di sana Rio melihat Reta bersama Pria blasteran itu juga ingin meninggalkan area ballroom. Rio sontak saja berdiri, ingin mengejar Reta. Rio merasa ia dan Reta harus bicara.

"Ehhh..." Dengan kurang ajarnya Nolan menarik kerah jas belakang Rio. Menahan atasannya itu untuk tidak bertindak gegabah. "Mau ke mana, Bos?" tanya Nolan lagi.

"Aku jelas ingin mengejarnya."

"Tidak perlu." Nolan melangkah dengan merangkul bahu atasannya itu. "Kita semua akan pergi ke tempat yang sama. Tuan Maximilan mengadakan makan malam," ucap Nolan menjelaskan pada sang atasan. Asisten Rio itu tahu di sesi terakhir rapat tadi, pikiran Rio teralihkan. Dan dapat ia pastikan jika ajakan Maximilan untuk melakukan makan malam sebagai penutup joint venture tidak didengar oleh Rio.

Akhirnya semua para pengusaha yang terlibat diarahkan untuk beranjak ke restoran hotel yang sudah asisten Max persiapkan. Jamuan mewah terlihat sudah tersedia, bahkan berbagai minuman hadir di atas meja. Sepertinya Max memesan semua isi restoran hingga tak satu pun terlihat tamu di luar daftar dari para pengusaha yang menjalin kerja sama.

"Kau tidak makan, Bos?"

Rio menggeleng pelan. Netranya terus mengarah pada Reta yang kini tengah duduk bersama rekan bisnis mereka yang lain termasuk ada Maximilan di sana.

"Kau mau ke..." Perkataan Nolan tidak selesai karena Rio telah jauh meninggalkannya. "Dasar tidak sabaran," gerutu Nolan. Ia terus memperhatikan sang atasan yang kini ternyata memilih bergabung dengan Reta setelah melihat salah satu pengusaha lain beranjak meninggalkan kursinya.

"Selamat malam. Bolehkah Saya bergabung?" tanya Rio saat mendekat pada meja makan yang ditempati oleh Reta. Ia menatap pada Max yang dengan segera berdiri untuk menjabat tangan Rio dan saling berkenalan.

"Tentu. Silahkan Tuan Rio."

"Terimakasih Tuan Maximilian."

Rio duduk tepat berhadapan dengan Reta yang bersisian dengan Max. Rio membuka percakapan dengan pembahasan kecil tentang bisnis, ia terus melirik pada Reta yang sama sekali tidak ingin melakukan kontak mata dengannya. Hal itu berhasil membuat Rio sedikit mengepalkan genggaman tangannya terlebih saat ia melihat Reta sudah menegak beberapa gelas minuman beralkohol.

"Kau sudah terlalu banyak minum," kata Max dengan tangan yang meraih gelas minuman Reta untuk menjauhkannya dari jangkauan Wanita itu.

Rio memperhatikan semua. Ia menatap lekat pada Reta yang sedikit terlihat kacau. Perhatiannya teralihkan saat asisten Max datang dan membisikkan sesuatu pada Tuannya.

"Maaf semuanya, Saya tinggal sebentar." Max terlihat berdiri dan melangkah pergi bersama asistennya. Pria blasteran itu tampak tak khawatir dengan keadaan Reta karena ada Susan di sisi Wanita itu.

"Anda sudah banyak minum, Nona," bisik Susan pada Reta. Namun Wanita cantik itu tak mendengarnya karena kini ia tengah menatap pada Rio yang sedari tadi sudah menghujamnya dengan tatapan tajam.

Reta segera memutus tatapannya. Ia kembali meraih gelas, mengisinya dan langsung menegak habis minuman tersebut sebelum akhirnya ia memutuskan untuk beranjak meninggalkan meja agar bisa menghindari Rio.

"Nona..." Susan juga ikut berdiri dan langsung menyusul Reta. Namun sayang, langkah asisten cantik itu terhenti saat Nolan sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Bisakah kau membantuku sebentar, Cantik? Aku sedikit mengalami kesulitan." Nolan berkata seraya melirik pada Rio yang sudah beranjak meninggalkan kursinya. Atasan Nolan itu membawa langkah dengan pasti mengarah ke pintu di mana Reta menghilang.

"Anda perlu bantuan apa, Tuan Nolan?"

"Aku ingin memesan kamar di hotel ini. Bisakah kau menemaniku?" Pertanyaan Nolan berhasil membuat mata Susan melotot sempurna. Dan tanpa pikir panjang asisten Reta itu segera menekan high heels nya pada kaki Nolan.

"Aaww... kenapa kau menginjak kakiku?" tanya Nolan heran dengan menahan rasa perih yang berhasil ia dapatkan dari Susan.

"Dasar Pria mesum!!" Dengan segera Susan meninggalkan Nolan. Tapi asisten Rio itu ternyata mengikuti langkahnya yang beranjak ke luar dari restoran hotel demi mencari Nona Reta. Tepat di lobby hotel Susan mengedarkan kembali pandangannya ke sekeliling.

"Tunggu dulu." Nolan menarik paksa tangan Susan hingga membuat tubuh Wanita dengan rambut panjang itu berbalik dan membentur pada dada bidangnya. "Aku serius memerlukan bantuanmu," kata Nolan dengan posisi yang begitu dekat. Meski netranya mengunci Susan dengan lekat tapi ekor matanya bisa melihat sang atasan yang masuk ke dalam lift di lobby hotel bersama seorang Wanita yang Nolan yakini adalah pimpinan DIMAO.

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!