Mengubah Kehidupan Antagonis

Ruby menelisik gaun-gaunnya yang tersimpan di lemari ketika ia sudah selesai mandi,ia cukup terkejut dengan ratusan gaun indah dan mewah tertata di dalam ruangan pakaian itu, kemudian ada beberapa peti dengan ukuran besar dan kecil di sana semuanya berisi perhiasan.

"Apa ini semua milik ku?",tanyanya.

Pelayan itu mengangguk,"Benar nona, semua barang di sini adalah milik anda",jawab pelayan itu dengan terus menunduk kepalanya.

Ia kemudian mulai melihat satu persatu gaun itu dan langsung saja matanya terasa sakit,dan tidak selera melihat semua pakaian itu.Semuanya terlalu mewah dan berlebih dengan banyaknya pernak-pernik di setiap baju.

"Apa tidak ada pakaian yang lebih baik dari ini,?"

Kedua pelayan itu terkejut,"Apa maksud nona,apa nona sudah bosan dengan pakaian-pakaian ini?,nanti saya akan panggil desainer anda nona untuk merancang pakaian baru lagi untuk anda."Ujar pelayan itu cepat takut jika majikannya itu marah.

Ia ingat bagaimana sosok Ruby yang di ceritakan dalam novel,sehingga ia hanya bisa menghela nafas kemudian mulai mencari pakaian yang cocok untuknya sendiri.

Kedua pelayan itu di buat kembali terkejut ketika Ruby menjatuhkan pilihannya pada gaun full maron simple namun terlihat begitu elegan.

***

"Anak itu semakin hari semakin menjadi saja dia,setelah sembuh apa dia semakin tidak tahu tata krama membuat orang menunggu lama"

Davidson putra ketiga Duke Harley tampak mendumel di meja makan,pasalnya mereka sudah cukup lama menunggu namun Ruby belum juga muncul.

Empat orang pria dengan seorang gadis cantik duduk mengelilingi meja makan,semua orang cukup tenang kecuali Davidson.Mereka menunggu kedatangan Ruby untuk sarapan pagi karna mendengar kalau Ruby yang di ketahui sudah koma selama seminggu akhirnya sadar.

Biasanya Ruby yang sering terlambat turun untuk sarapan bersama mereka tidak akan menunggu,tapi berhubung hari ini gadis itu akhirnya sembuh membuat Duke Harley memutuskan untuk sarapan bersama-sama.

"Ayah sudahlah kita makan saja sekarang,bukankah pagi ini ayah akan pergi ke kediaman kaisar?,jika kita menunggu anak itu,bisa-bisa kita tidak akan makan sampai siang hari"

"David apa kau tidak bisa menunggu sebentar lagi,"Tegur Harley pada putra bungsunya itu yang sejak tadi mendumel dan itu membuatnya kesal.

"Benar kak,Bagaimanapun Ruby baru sembuh hari ini.Dia akan sedih jika kita mengabaikannya di saat dia baru sembuh,"

Suara lembut nan teduh gadis cantik yang duduk di antara mereka, akhirnya membuat David sedikit tenang.

Ya,gadis itu adalah putri Amelia anak yang di adopsi oleh Duke Harley 5 tahun silam,tutur katanya yang lembut dan ramah selalu bisa menenangkan setiap orang yang mendengarnya, wajahnya yang cantik dan lembut membuat hati siapapun akan terpana setiap kali melihatnya,bukan hanya tentang fisik hatinya juga di kenal sangat bersih dan lembut serta tulus,bahkan bakat dan kemampuannya tak bisa di sepelekan karna mempunyai kekuatan yang jarang di miliki oleh orang-orang yakni di kenal kekuatan suci.

Kekuatan suci sendiri dikenal kekuatan yang sangat dahsyat dan hebat dan hanya ada 10 dari 1000 orang di dunia.

Selain itu Amelia juga dapat menyembuhkan orang-orang dengan obat-obatan racikannya sendiri,hingga ia sudah menyembuhkan banyak orang yang tak terhitung jumlahnya.

Ia juga sering ikut ke Medan perang sebagai dokter karna keluarga Duke Harley adalah keluarga panglima perang,Duke Harley adalah menteri pertahanan negara sekaligus panglima atau jendral perang, ketiga putranya juga jendral perang yang terkenal begitu hebat kecuali Ruby yang juga seharusnya menjadi ikut berperang karna dari keluarga panglima perang,tapi karna kemampuannya ia sama sekali tidak bisa ikut.

Bukan hanya di medan perang,Amelia juga sering kali di panggil ke istana kekaisaran untuk menyembuhkan anggota kerajaan,dan selalu terbukti kemanjuran obat yang di buatnya yang mampu menyembuhkan, sehingga ia menerima cinta dan dukungan dari anggota keluarga kekaisaran.

Selain itu Amelia juga tulus hatinya,karna ia rela memberikan obat buatan nya secara cuma-cuma pada rakyat biasa dan miskin.Hal itu membuat rakyat miskin dan menengah juga sangat menyanjung dan mencintainya.

Karna itu Amelia di kenal dan di juluki sebagai putri titisan Dewi karna kemampuannya yang jarang dimiliki orang lain,dan kebaikan hatinya yang murni serta kecantikannya yang halus dan kebaikan hatinya.

Banyak pangeran dari negara lain bahkan Kaisar dari negara-negara tetangga,juga panglima-panglima melamar Amelia pada Duke Harley namun semua di tolak oleh Amelia karna merasa belum siap untuk menikah,Ia juga mengatakan tak siap untuk berpisah dengan keluarga Duke Harley yang memperlakukannya dengan begitu baik.

Namun meski begitu kekaguman tak pernah hilang darinya,para pelamarnya juga tak membencinya karna sudah di tolak, melainkan merasa sangat kagum dengannya.

Dan tentu saja hal itu membuat antagonis cemburu dan iri padanya, sehingga selalu melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan dan menyingkirkan Amelia pemeran utama wanita.

"Maaf sudah membuat semua orang menunggu lama"

Semua orang yang tadinya sudah hening kemudian bersamaan menoleh ke asal suara.

Seketika itu juga ke lima orang itu begitu terkejut dan hampir salah mengenali seseorang yang saat ini telah bergabung duduk di meja makan bersama mereka.

Namun gadis yang baru saja bergabung dan menjadi pusat perhatian itu,tampak sangat tenang dan anggun duduk di kursinya bahkan ia sama sekali tidak nervous atau terganggu dengan lima pasang mata yang hampir keluar ketika melihatnya.

 "Wah...,Ruby kau sangat cantik dengan penampilan baru mu aku hampir tidak mengenali mu,"Amelia lebih dulu sadar dan membuka suara saat sadar dari kerterkejutan dan keterkagumannya

Ruby yang biasanya mengenakan pakaian mewah yang heboh dengan warna mencolok, model dan corak yang berlebihan juga perhiasan yang selalu memenuhi setiap bagian tertentu,dan perhiasan rambut dan pernak-pernik yang tak pernah terlepas darinya,sekarang tampak berubah 100 persen.

Ya,saat ini Ruby hanya menggunakan gaun polos berwarna maron, rambutnya yang biasanya di sanggul tinggi dengan pernak-pernik yang menghiasi sekarang dibiarkan tergerai indah, memamerkan rambut hitam legamnya yang panjang dengan sedikit bergelombang.

Ia juga tak menggunakan perhiasan apapun selain kalung polos yang menggantung di lehernya,tak lupa ia yang biasanya dengan make up tebal sehingga selalu terlihat menor sekarang tampil berani tanpa menggunakan makeup apapun sehingga memperlihatkan wajah telanjangnya yang sangat putih bersih mulus dan sangat halus sehingga memperlihatkan kecantikannya yang murni.

Penampilan nya yang sekarang ditambah dengan gayanya yang elegan dan pembawanya yang tenang,tentu saja membuat mereka hampir mengira salah mengenali orang.

"Terimakasih Amelia kau juga sangat cantik pagi ini,"balas Ruby dengan senyuman manisnya,yang membuat semua orang kembali terkejut.

Ruby tahu mereka pasti terkejut,karna selama ini Ruby selalu bersikap dingin dan cuek pada Amelia bahkan selau tak segan memperlihatkan kebenciannya pada putri yang di sayangi banyak orang itu.

Di saat semua orang akhirnya mulai sadar dari keterkejutannya, berbeda dengan Duke Harley yang tak bisa berhenti menatap putri kandungnya satu-satunya yang saat ini dengan tampilan yang seratus persen berbeda dengan biasanya.

Amelia tersenyum karna mendapatkan respon yang sangat baik dari Ruby, tidak seperti biasanya yang selalu memandangnya sebagai saingan dan musuh.

"Kau pikir kau tuan putri di sini, sehingga membuat kami menunggu hampir mati kelaparan,kami tahu kau baru sembuh tapi setidaknya hargai sedikit waktu,kita ini bukan rakyat biasa yang mempunyai banyak waktu untuk bersantai."David memandang sinis dan kesal pada Ruby.

"Kak,Ruby baru sembuh pasti sangat sulit baginya untuk bergerak dengan cepat,"Amelia menegur David hingga membuat David melongos menatap Ruby.

"Cih,hanya penampilan saja yang berubah hati pasti tetap busuk dan buruk,"

"David sudahlah,"pinta Charlie Adam putra kedua Duke Harley.

"Sudah,ayo makan jangan bicara lagi"

Duke Harley telah sadar dari keterkejutannya,hingga ia menghentikan perdebatan di atas meja makan itu, sesekali ia memperhatikan Ruby yang tampak elegan dan tenang.

Setelah itu semua orang akhirnya diam dan mulai menikmati sarapannya.

Namun tidak dengan Ruby yang sama sekali tak bergerak menyentuh makanan yang telah tersaji di depannya,hingga membuat Duke Harley menatapnya.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaan ayahnya,Ruby kini menatap semua orang satu persatu dengan lamat kemudian tersenyum penuh arti.

***