NovelToon NovelToon
Jodoh Yang Di Tukar

Jodoh Yang Di Tukar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: shangrilla

Azzam tidak menyadari bahwa wanita yang ia nikahi bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembarnya.

Sejak kepulangannya dari Kanada, sebenarnya Azzam merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, ia merasa kekasihnya sedikit berubah, namun karena rasa cintanya pada sang kekasih, ia tetap menerima perubahan itu.

Bagaimana jika suatu saat Azzam mengetahui yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shangrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah orang

Happy reading..

Azzam baru saja menghabiskan sarapan paginya bersama Zura. "Sayang. Ayo, kita pergi belanja. Kamu pasti butuh beberapa barang lagi kan?" ajak Azzam, ia paham bahwa Zura, yang baru saja pindah tinggal ke rumah Azzam pasti butuh sesuatu, dan Azzam rasa barang yang di bawa Zura dari rumah tidak banyak.

"Kapan-kapan aja, Mas. Aku bisa pergi sendiri kok." tolak Zura.

"Aku antar saja sekarang, mumpung aku belum masuk kerja."

"Terima saja, Zahwa. Kalian jalan-jalan lah biar nggak bosan di rumah." Haniyah menimpali.

"Iya, Ma." jawab Zura.

Azzam dan Zura, mereka berdua beranjak dari ruang makan dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap.

Azzam memilih kemeja kasual berwarna biru laut dan celana jeans yang membuatnya tampak rapi namun santai. Dia menyemprotkan sedikit parfum favoritnya, berharap aroma itu akan memberikan kesan yang baik saat mereka berjalan-jalan di mall.

Di sisi lain, Zura memilih dress floral yang menawan dengan warna pastel yang lembut, mengambil tas tangan kecil yang cocok, dan tidak lupa memoles sedikit makeup untuk menyempurnakan penampilannya.

"Kamu terlihat cantik, sayang. Baju yang kamu pakai sangat cocok di badanmu," puji Azzam, ia telah selesai lebih dulu dan kini sedang menunggu Zura sambil menatap Zura dengan rasa takjub dan bangga.

"Hobi banget, gombal." sahut Zura.

Azzam berdiri di belakang Zura yang sedang berdiri di depan cermin besar di kamar mereka. Perlahan kedua tangannya melingkar di pinggang Zura, Azzam memeluk Zura dari belakang, dan meletakkan dagunya di pundak Zura. "Apa yang aku katakan itu apa adanya, sama sekali bukan bualan semata, Sayang. Aku bangga memilikimu, aku bahagia bersamamu."

Zura tak mampu menahan senyumnya, ia menatap cermin di depannya supaya bisa menatap diri mereka berdua sekaligus. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi Azzam. "Aku juga bahagia bersamamu, Mas. Kamu pria yang baik, lembut, dan penuh perhatian."

"Alhamdulillah kalau kamu merasa bahagia bersamaku, kadang terlintas di fikiranku, takut kalau aku nggak bisa bahagiain kamu atau tidak bisa menjadi yang terbaik untuk kamu." ucap Azzam.

"Kamu yang terbaik, Mas." sahut Zura, dan di balas kecupan di pipi oleh Azzam.

"Yuk kita berangkat sekarang," ajak Azzam.

"Ayo," sahut Zura.

Dengan penuh semangat, mereka berdua melangkah keluar dari rumah, siap untuk hari belanja yang menyenangkan bersama, berbagi tawa dan cerita di perjalanan menuju mall.

Langkah mereka ringan. Azzam, yang masih menikmati cuti kerjanya, tampak lebih santai. Dia sesekali menunjuk ke arah barang yang menurutnya cocok untuk Zura atau rumah mereka. "Beli ini, sayang?" tanyanya sambil memperlihatkan sandal rumah untuk Zura.

Zura hanya membawa sepasang sandal rumah dari rumahnya, Azzam rasa Zura perlu beli lagi untuk ganti.

Zura tersenyum, mempertimbangkan pilihan tersebut. "Bagus, aku suka warnanya. Cerah," jawabnya.

"Di coba dulu kamu pas nya yang size berapa."

Zura menuruti perkataan Azzam, ia mencoba size seperti biasanya. Di rasa sudah sesuai dengan ukuran kakinya, Zura memasukkannya ke dalam keranjang.

Mereka lalu melanjutkan perjalanan untuk mencari barang yang mereka butuhkan.

Di antara kesibukan memilih barang, tawa mereka berbaur dengan suara keramaian pusat perbelanjaan. Azzam dengan sabar mengikuti Zura yang sesekali berhenti untuk melihat dekorasi rumah atau tanaman hias.

"Kamu suka tanaman?" tanya Azzam ketika Zura terpaku pada beberapa pot bunga yang indah.

"Suka, Mas. Tanaman bisa membuat rumah lebih hidup. Tapi di rumah kamu sudah banyak tanaman." jawab Zura.

"Rumah, kita." Azzam meralat. "Jangan pernah beranggapan bahwa itu adalah rumah keluargaku. Itu rumah kamu juga, karena kamu adalah istri aku, kamu adalah bagian dari keluarga."

"Rumah kita," ucap Zura membuat Azzam tersenyum. Kemudian membeli salah satu bunga yang Zura sukai tadi.

"Untuk membuat rumah kita lebih hidup," kata Azzam menirukan perkataan Zura tadi, membuat hati Zura bergetar karena kelembutan yang ditunjukkan Azzam.

"Sekarang kita pindah tempat, kita cari pakaian untukmu," ucap Azzam.

Zura menurut saja, mereka lanjut berjalan. Zura menggandeng tangan Azzam memasuki tempat yang memajang banyak jenis pakaian. Cahaya lampu-lampu di mall menyinari wajah mereka berdua, memperjelas aura kebahagiaan yang tak terbendung.

Azzam dan Zura berjalan beriringan di antara deretan toko pakaian di mall, mata mereka fokus mencari pakaian yang cocok.

"Sayang, aku cari celana pendek dulu ya." pamit Azzam sebelum mereka memutuskan untuk mencari kebutuhan pribadinya.

"Iya, mas." jawab Zura.

Azzam mencari celana pendek yang ia inginkan, tetapi tidak jauh-jauh dari Zura berada saat ini.

Tiba-tiba, ada sentuhan lembut di bahu Zura, seorang wanita dengan rambut pendek dan kacamata besar telah berdiri di belakangnya.

"Zura?" wanita tersebut bertanya dengan penuh harap.

Zura menoleh, kerutan kebingungan tergambar jelas di wajahnya. "Maaf, saya Zahwa, kembarannya Zura," ujarnya dengan lembut.

Wanita itu tampak terkejut, matanya membesar dibalik bingkai kacamata. "Eh, aku salah orang ya?" katanya sambil tertawa kecil, mencoba menyembunyikan rasa malunya.

"Tidak apa-apa, sering terjadi kok," ucap Zura, mencoba meredakan situasi.

Wanita itu mengangguk, masih tersenyum canggung. "Aku harap Zura baik-baik saja," katanya sebelum berpamitan dan berjalan menjauh, meninggalkan Azzam dan Zura untuk melanjutkan pencarian pakaian mereka.

"Siapa tadi?" tanya Azzam, ia melihat wanita yang ngobrol dengan Zura saat Azzam berjalan menyusul Zura.

Zura mengedikkan bahunya. "Tidak tahu Mas, salah orang." jawab Zura.

Jawaban dusta tentunya. Karena sebenarnya Zura kenal dengan wanita berambut pendek tadi. Wanita itu adalah kakak dari sahabatnya, dan Zura dulu sering berkunjung ke rumahnya.

"Em.. Sudah selesai mas?" tanya Zura untuk mengalihkan perhatian Azzam.

"Sudah," jawab Azzam seraya memperhatikan beberapa pakaian yang sudah ia pilih. "Kamu sudah selesai?" Azzam balik bertanya.

"Udah, Mas." jawab Zura.

"Kita bayar dulu," ujar Azzam, kemudian mereka berdua berjalan menuju kasir.

Setelah membayar semua perlengkapan, mereka berdua meninggalkan mall dengan tangan penuh tas belanjaan.

"Langsung pulang kan? Atau kamu mau kemana lagi?" tanya Azzam.

"Pulang, Mas. Aku juga udah capek dari tadi jalan terus," jawab Zura.

"Ya udah, kita langsung pulang. Nanti sore kita juga harus packing untuk besok kita honey moon,"

Setelah beberapa jam berbelanja dan berjalan-jalan, mereka memutuskan untuk pulang. Azzam membantu Zura membawa tas belanjaan yang cukup banyak.

Tidak hanya keperluan Zura yang terpenuhi, tetapi juga kehangatan hubungan mereka yang semakin erat.

To be continued.

1
Nurul Safitri
sebener nya zahwa itu kmna ya ??
Nurul Safitri: innalillahi
farila: meninggal
total 2 replies
farila
lanjut Thor
𝐙⃝🦜༄𝓐𝓯⁹²༆c⃡ҽղͨτͨílM⃟3💋࿐
masuk pak ekooo... undaaaa cynkkkk
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: muacchhh 😘😘😘
total 1 replies
farila
tetap semangat author
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!