Scandal Hubungan Masa Lalu

Aruna yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai mandi. Aruna duduk di depan cermin dengan menyisir rambutnya yang basah. Tiba-tiba dia menghentikan hal itu ketika mengingat tentang Melvin yang baru saja tadi berbicara dengan dia. Melvin yang mempertanyakan masalah kehidupan pribadinya dan juga masalah tentang Rain

"Ini memang jauh lebih baik dan aku berharap dia tidak terus ikut campur atau mencoba mencari tahu. Hubungan kami sudah masa lalu," batin Aruna dengan menghela nafas.

"Aruna! kamu sudah selesai?" terdengar suara Mila yang berteriak.

"Iya. Mah ini hampir selesai," jawab Aruna dengan berteriak.

"Baru juga selesai mandi sekarang sudah di teriki!" gumam Aruna yang berdiri dari tempat duduknya menuju lemari untuk mengambil pakaian. Aruna yang langsung bergantian pakaian.

Aruna malam ini mengajak Mila dan juga Rain ke acara ulang tahun bos Aruna yaitu Monica. Aruna yang terlihat tampil cantik dengan memakai dress panjang berwarna peach dengan lengan panjang. Aruna terlihat sangat anggun yang juga mengenakan heels yang lumayan tinggi.

"Akhirnya kita sampai juga," ucap Aruna ketika mobil itu berhenti di salah satu hotel tempat diadakan acara ulang tahun Monica.

"Ayo Rain kita turun!" ajak Aruna menoleh ke arah putranya yang duduk di sebelahnya yang terlihat sangat tampan.

"Oke Mama!" sahut Rain.

Aruna menoleh ke belakang, "ayo mah turun!" ajak Aruna.

"Mama sebentar saja ya di acara ulang tahun bos kamu. Mama sangat malas untuk acara seperti ini," keluh Mila.

"Ihhhhh, mama apa-apaan sih. Mama itu diundang langsung oleh ibu Monica. Jadi nanti kalau mama tidak datang pasti bu Monica berpikir yang aneh-aneh pada Aruna yang tidak mengijinkan Mama datanglah ini dan itu," ucap Aruna yang sudah tahu apa yang terjadi.

Monica memang cukup kenal baik dengan Mila. Keluarga Monica sudah menjadi langganan kue arisan Mila dan dulu sebelum Aruna bekerja di tempat Monica justru Mila yang mempromosikan Aruna dan sehingga Monica mempertimbangkannya. Jadi sangat wajar Monica Bos Aruna yang galak itu mengundang Mila. Walau seperti itu dia masih sangat ramah.

"Sudah jangan banyak berpikir! Ayo buruan!" tegas Aruna.

"Iya-iya," sahut Mila mau tidak mau keluar dari mobil dan begitu juga dengan Aruna dan Rain.

Mereka bertiga akhirnya memasuki hotel dan juga memasuki lokasi acara yang sudah disediakan. Di dalam gedung acara itu sudah ramai tamu-tamu Monica. Pasti tamu- tamu Monica bercampur-campur. Ada dari kalangan selebritis, sesama pembisnis dalam dunia entertainment, ada juga beberapa produser kenalan Monica dan juga beberapa sutradara. Juga aku tidak lupa orang-orang ke kantornya.

Kepala Aruna berkeliling mencari wanita si pemilik acara dan akhirnya menemukannya yang menyapa para tamu.

"Ayo kita ke kesana!" ajak Aruna yang sejak tadi tidak lepas menggenggam tangan Rain. Mila hanya mengikut saja kemanapun putranya pergi.

"Bu, Mila!" Monica yang langsung melihat ke arah Mila dan tampak senang melihat kedatangan Mila.

"Selamat ulang tahun ya Bu. Ini hadiah kecil dari saya," Mila langsung memberikan paper bag yang sejak tadi dia pegang.

"Ya ampun, tidak perlu membawa hadiah. Tetapi tidak apa-apa saya sangat berterima kasih sekali sudah mau datang," ucap Monica dengan ramah. Mila menganggukkan kepala.

Mata Monica melihat ke arah Aruna yang berdiri dengan santai dan melihat tangan Aruna kosong dan hanya memegang tangan Rain.

"Kamu tidak berencana untuk memberikan saya hadiah di acara ulang tahun buat kamu?" tuntut Monica.

"Mama sudah memberikan hadiah ulang tahun dan itu sama saja," jawab Aruna ketus

"Astaga Aruna. Kamu bekerja sama saya sudah begitu lama dan hadiah ulang tahun saya yang spesial ini kamu malah bisa-bisanya kongsi dengan ibu kamu," kesal Monica.

Mila hanya tersenyum saja dia sering mendengar keluhan dari putrinya itu jika bosnya sangat menyebalkan dan mereka sering berbeda pendapat.

"Huhhh dasar pelit!" kesal Monica.

Aruna sama sekali tidak perduli yang sewot dengan menaikkan ujung bibirnya.

"Hay anak tampan, makasih ya sudah datang di acara ulang tahun Tante," mata Monica langsung teralihkan pada Rain dengan memegang dagu Rain.

"Selamat ulang tahun ya Tante dan semoga bertambah cantik dan banyak rezekinya," ucap Rain.

"Aminnnn!!! Makasih anak pintar," sahut Monica.

"Dan 1 lagi jangan galak-galak ya dan jangan sering memarahi Mama Rain!" ucap Rain mengingatkan dengan mengangkat jarinya yang menggelengkan jari itu. Monica yang tadi sangat senang mendengar doa pertama anak kecil itu dan sekarang mengkerutkan. Namun, Aruna hanya tersenyum saja.

"Rain kamu tidak boleh seperti itu," tegur Mila.

"Ya sudah kalau begitu kalian nikmati saja acara ini dan kamu Aruna saya masih menunggu kado dari kamu. Awas saja kalau besok di kantor kamu tidak berikan!" tegas Monica.

"Isss maksa banget," desis Aruna kesal.

Mata Monica melihat ke depan pintu masuk yang ternyata aktris papan atas telah datang siapa lagi jika bukan Melvin bersama manajernya Chiko dan juga asistennya Boni dan ternyata bukan hanya mereka saja Karina, ibu dari Melvin juga hadir dalam acara tersebut yang pasti diundang secara khusus oleh wanita.

"Saya kesana sebentar ya kalian nikmati saja makanannya," ucap Monica. Mila hanya mengangguk saja saat wanita itu melewati dirinya.

"Nyonya Karina!" sahut Monica dengan suara sedikit keras menghampiri Karin.

Deg!

Jantung Aruna berdebar dengan kencang saat nama itu diucapkan.

"Nenek Rain mau minum!" ucap Rain.

"Ya sudah kita ambil ke sana ya!" ucap Mila. Rain melepas tangannya dari Aruna.

Perlahan Aruna membalikkan tubuh dan melihat wanita yang baru saja dipanggil Monica yang sekarang cipika- cipika dengan Monica.

Aruna kesulitan menelan salivanya saat melihat wanita yang berpenampilan mewah itu, wajahnya yang begitu dingin yang menunjukkan ketegasan di wajahnya. Siapapun yang melihatnya dipastikan akan segan dengan Karina.

Flashback.

Aruna yang berjalan ke taman sekolah yang terlihat sangat gugup menghampiri seorang wanita yang duduk di taman itu.

"Maaf Bu!" tegur Aruna.

Wanita itu berdiri dari tempat duduknya dan membalikkan tubuh yang ternyata adalah Karina. Aruna bertemu dengan wanita itu beberapa hari yang lalu saat dikenalkan Melvin di pesta ulang tahun Melvin.

"Kamu Aruna?" tanya Karina dengan wajah tegas.

"I-iya Bu," jawab Aruna.

"Saya tidak harus menjelaskan kepada kamu siapa saya dan saya sangat yakin jika kamu pasti sudah mengenal saya bukan?" tanya Karin.

Aruna menganggukkan kepala yang benar-benar sangat gugup dan sejak tadi hanya menunduk yang tidak berani menatap Karin yang sangat menakutkan.

"Saya cukup terkejut saat putra saya membawa seorang wanita di acara ulang tahunnya, dia mengatakan kamu wanita yang spesial untuk dia. Saya sangat penasaran bagaimana latar belakang wanita spesial special yang putra saya katakan. Ternyata kamu salah satu penerima beasiswa di sekolah ini bukan?" tanya Karina memastikan.

Aruna hanya menganggukkan kepala.

"Aruna, kamu masih kelas 1, perjalanan kamu masih panjang di sekolah ini. Jadi belajarlah dengan giat agar beasiswa kamu tidak jatuh pada siapapun. Jadi sebaiknya kamu fokus belajar daripada harus menjalin hubungan dengan putra saya!" tegas Karina.

Aruna terdiam dari apa yang dikatakan Karina sudah dijelaskan bahwa dia tidak menyukai Aruna dekat dengan Melvin.

"Melvin anak seorang donatur terbesar di sekolah ini. Jika saya merasa terganggu dengan kedekatan kamu dan putra saya. Saya bisa saja menggantikan beasiswa kamu dengan orang lain yang lebih layak dan lebih bisa diberitahu!" tegas Karina yang tidak segan-segan memberikan ancaman yang membuat Aruna hanya terdiam.

Lututnya bergetar dengan setiap kata yang diucapkan Karina. Dia hanya gadis SMA yang polos tetapi sudah mendapatkan ancaman yang begitu besar dan bahkan melibatkan beasiswa pendidikannya yang membuat Aruna tidak bisa berkutik.

Bersambung