Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.
Bab 5
Selain rasa takut, tersirat juga rasa keraguan dari Mang Tomi dari pancaran matanya. Sudah jelas dia merasa bersalah dan membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya.
"Istri saya ikut undian berhadiah di situs online dan mendapatkan hadiah itu," jawab Mang Tomi setelah meneguk ludah beberapa kali karena kerongkongannya terasa terlilit.
"Bohong! Jujur saja. Sebelum aku bertindak kasar kepada kalian," ucap Tarissa sambil berdiri.
Wanita itu berjalan mendekati Mang Tomi dan Bi Nina. Dia menatap tajam ke arah mata keduanya. Tarissa dahulu banyak belajar kepada mendiang Rahandika yang seorang polisi. Sebuah dasar untuk mencari tahu apakah orang itu bicara jujur atau bohong.
Bola mata kedua orang itu bergerak-gerak karena ketakutan. Keringat mereka semakin deras mengalir di pelipis dan rahang.
"Kalian berdua sudah berani berbohong kepada kami, majikan kalian sendiri!" desis Tarissa yang menunduk di depan muka pasangan suami-istri itu.
"Ka-mi ...." Wajah Mang Tomi sudah sangat pucat pasi.
"Suamiku, apa kamu masih akan mempekerjakan para pembohong ini? Kamu yang memberi mereka gaji, tetapi berani membohongi dirimu," ucap Tarissa menoleh kepada Nafandra.
Laki-laki itu masih duduk di sofa dengan tenang. Satu alisnya terangkat dan senyum misterius terukir menghiasi wajahnya.
"Tidak, Nyonya ... Tuan! Saya mohon, maafkan kami. Kami tidak tahu apa-apa. Kami hanya mendapatkan hadiah liburan karena sudah membantu acara pesta kemarin," balas Bi Nina yang histeris ketakutan. Wanita itu mengira kalau Nafandra akan menghabisi nyawanya.
"Bicara dengan jujur, katakan semuanya dari awal sampai akhir!" perintah Tarissa. Dia tidak akan memberikan orang yang sudah membunuh adiknya.
Bi Nina lalu menceritakan apa yang terjadi dua hari sebelum acara pesta digelar. Saat dia memasak di dapur dan Mang Tomi membereskan dan membersihkan kamar-kamar yang jarang dipakai oleh keluarga majikannya karena akan ada banyak tamu yang datang ke acara pesta ulang tahun Mami Ayu, Mbok Darmi menghampiri dirinya. Wanita paruh baya itu memberikan sebuah amplop titipan dari Mami Ayu untuknya.
Setelah acara pesta selesai, mereka buru-buru pulang untuk mempersiapkan keperluan selama liburan di Bali. Bi Nina dan Mang Tomi tidak tahu kalau istri majikannya masih ada di villa.
"Mana mungkin kalian tidak tahu. Bukanya ada mobil yang masih terparkir di halaman villa?" tanya Tarissa terus mencecar pasangan suami-istri itu.
"Saya tidak melihat ada mobil yang terparkir, Nyonya. Karena semua kendaraan sudah pergi meninggalkan villa sebelum aku kunci gerbangnya," jawab Mang Tomi dengan yakin.
"Seandainya saja masih ada mobil yang terparkir, kita pasti akan mencari tahu mobil milik siapa itu," lanjut Mang Tomi.
"Mana mungkin kami tega mencelakakan Nyonya Nessa yang selalu baik kepada keluarga kami. Kita sekeluarga juga shock saat pulang dan mendengar tentang kematian Nyonya Nessa," timpal Bi Nina.
"Kami juga mencari tahu penyebab kematian Nyonya ke kantor polisi setelah mendapat kabar kecelakaannya di jalur puncak, karena malam itu sudah jelas mobil milik Nyonya Nessa meninggalkan villa sebelum larut malam. Katanya akan mengunjungi rumah kakaknya. Saat aku lewat hendak membeli obat anti mabok ke apotek, di sana tidak terjadi kecelakaan. Berati kecelakaan itu terjadi setelah aku lewat sekitar jam sepuluh malam," jelas Mang Tomi.
Tarissa tidak mau percaya begitu saja. Dia pun menghubungi Adimas dan menanyakan tentang keterangan Mang Tomi dan Bi Nina. Ternyata apa yang mereka ucapkan saat ini sama dengan ucapannya beberapa minggu yang lalu.
"Apa sebelumnya kunci gerbang pernah hilang atau dipinjam oleh seseorang?" tanya Tarissa.
Nafandra masih terdiam mendengar ucapan Tarissa. Dia tahu istrinya ini cerdas dan kritis juga berani. Berbeda sekali dengan Nessa.
Mang Tomi dan Bi Nina sama-sama terdiam karena sedang mengingat sesuatu. Lalu, terlihat ekspresi wajah keduanya berubah.
"Saya tidak tahu apa itu kunci ada yang ambil atau saya menjatuhkan kuncinya, karena kunci pintu gerbang ditemukan di meja dapur. Padahal itu kunci selalu saya kantongi di saku celana," jawab Mang Tomi.
Tarissa mengerutkan kening karena banyak sekali kejadian yang membingungkan. Dia yakin kalau ada dalang dibalik semua kejadian itu.
"Aku tidak bisa memasukkan kalian ke penjara karena tidak ada bukti yang kuat atas keterlibatan kalian dalam kasus kecelakaan yang menimpa Nessa. Kalian harus buktikan sendiri kepada kami kalau kalian memang tidak terlibat dalam kejadian malam itu," kata Tarissa menahan geram lalu pergi meninggalkan ruangan itu karena sudah waktunya Keanu menyusu.
***
Tarissa menidurkan Keanu di atas ranjang tepat di tengah-tengah. Anak kecil itu punya kebiasaan menyusu sebelum tidur.
"Keanu sudah tidur?" tanya Nafandra yang baru ke luar dari kamar mandi.
"Ya," jawab Tarissa sambil menyelimuti bayi itu.
"Kenapa Keanu tidur di tengah?" Nafandra protes karena seharusnya berada di samping dan wanita itu yang tidur di tengah-tengah mereka.
"Kalau tidur di paling pinggir, nanti jatuh. Anak kecil itu tidurnya sering muter kesana-kemari," balas Tarissa.
"Tidak bisa. Aku tidak bisa tidur kalau tidak memeluk kamu," ujar Nafandra dan membuat Tarissa mengerutkan kening.
Rupanya laki-laki itu sudah menyiapkan boks bayi dan segala perlengkapan Keanu ada di kamar sebelah. Namun, Tarissa tidak ingin anak itu tidur di kamar terpisah. Jadi, hanya boks bayi yang dipindahkan ke sana.
Seperti yang sudah Tarissa duga, sang suami tidak mau jatah malamnya terganggu dengan berbagi tempat tidur bersama Keanu. Sama seperti pengantin baru pada umumnya, mereka tidak pernah melewatkan malam yang panas penuh gairah.
Selain mencari tahu tentang kecelakaan yang menimpa Nessa, mereka juga sedang menjalani masa berbulan madu. Meski di hatinya belum ada cinta kepada Nafandra, Tarissa selalu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dengan baik dan memberikan kepuasan kepada suaminya.
"Menurut kamu, Mami Ayu ada hubungannya dengan kecelakaan Nessa, nggak?" tanya Tarissa sambil menatap Nafandra yang tidur memeluknya.
"Belum ada bukti Mami pelakunya. Meski dia terlihat galak dan ketus, dia tidak pernah berbuat macam-macam kepada Nessa. Jadi, aku tidak bisa langsung menyimpulkan begitu," jawab Nafandra dan membuat Tarissa tidak percaya.
"Ibu tiri kamu itu mempunyai tabiat yang sangat buruk," ucap Tarissa yang sering mendapatkan ejekan dan hinaan dari ibu mertuanya sejak dahulu.
"Semasa hidup Nessa tidak pernah mengatakan hal yang buruk tentang Mami sama aku. Ya, walau aku tidak begitu dekat dengannya, tapi dia bukan tipe ibu tiri yang kejam dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang dia mau. Dia itu cuma sombong dan gila pujian saja," jelas Nafandra bicara panjang untuk pertama kalinya dengan Tarissa.
"Kamu jangan fokus kepada Mami Ayu, tapi kamu juga harus berhati-hati kepada semua orang yang ada di rumah itu, termasuk aku," lanjut Nafandra dan membuat Tarissa menjauh dari pelukan suaminya.
***