JODOHKU Anak Pemilik Toko Bangunan

   "Tadi malam pulang jam berapa Ra?" tanya bu Delima pada Nara putri nya ketika duduk di meja makan.

   "Jam 10 Ma" jawab Nara sambil mengisi piring dengan nasi goreng.

   "Papamu tadi malam uring uringan karena jam 9 lebih kamu belum pulang Ra"

  "Maaf Ma,tadi malam keasikan nonton live musik di kafe. Lagian keluar juga sama Roy kan,Oya Papa kemana Ma?"

   "Papamu uda berangkat tadi pagi,ada pasien yang harus dioperasi,kamu jam berapa berangkat ke Rumah sakit?" tanya Bu Delima ikut mengambil nasi goreng. Pak Armand Papa Nara dokter jantung di rumah sakit negeri.

   "Jam 9 an,Mama jadi nambah kost an" tanya Nara yang berprofesi sebagai dokter kandungan,sedang papa nya sebagai dokter jantung.

   "Jadi Ra,jam 10 nanti pemborongnya akan kesini. Dalam minggu ini akan mulai." jawab bu Delima.Ibu dan anak itu terus berbincang menikmati sarapan pagi.

Di Tempat lain,

Kini Nathan telah berada di lokasi kost yang akan dibangun ditemani pak Yono. Sudah ada 2 kamar kost yang sudah berdiri dan terisi oleh 2 orang. Nathan mulai mencatat semua material yang dibutuhkan sesuai arahan pak Yono.

   "Oke pak,semua sudah saya tulis. Nunggu semua material siap ya" kata Nathan.

   "Baik mas,kita pulang aja kalau gitu" jawab pak Yono. Mereka berdua meninggalkan lokasi,Nathan langsung menuju rumah bu Delima untuk meminta Uang DP 40% dari nilai proyek 90 juta.

   Kini sudah 2 hari berlalu,semua material sudah dikirim oleh Toko koh Jun. Pak Yono dan 5 orang temanya mulai bekerja,ditambah Nathan ikut terjun langsung. Mereka tampak kompak dan bersemangat Semua menaruh hormat pada Nathan,bos baru mereka.

   1 bulan pun berlalu,

   Di rumah Bu Ida,di dalam kamar tampak Dinda tengah diliputi kepanikan,alat pendeteksi kehamilan menunjukan dua garis.

   "A- aku hamil!" ucapnya tak percaya.

   "Tidak mungkin,bukankah Dimas selalu pakai pengaman" guman nya dalam hati.

   " Mungkin alat ini rusak" katanya sambil membuang alat itu di tempat sampah. Dinda yang dulu bersikukuh untuk menjaga kesucian nya akhirnya luluh oleh rayuan Dimas sebulan yang lalu dan selalu mengulangnya ketika ada kesempatan.

   Sementara di Toko bangunan Koh Jun,situasi toko semakin ramai. Kuli bagian gudang sudah bertambah jadi 8 orang jika sewaktu dulu ketika ada Nathan baru 6 orang.

   "Bagaimana nota pembayaran Nathan sayang? Apa ada masalah?" tanya Koh Jun pada Alicia.

   "Tidak ada masalah Pah,semua pembayaran lancar. Hanya nota terakhir saja." jawab Alicia sambil memasukan angka pada laptop nya.

Ting

Suara pesan notifikasi masuk ke ponsel Alicia,pesan orderan bahan dari Nathan.

   "Panjang umur,baru juga diomongin" batin Alicia membaca pesan Nathan sambil tersenyum. Menekan interkom dan menyebutkan nama barang untuk dinaikan pik up.

   "Pah,aku ijin sebentar ya" kata Alicia pada Koh jun dibalas dengan anggukan lalu..

   "Yah..Diah kamu gantiin sini" teriak Koh Jun pada Diah. Sementara Alicia telah berjalan menuju gudang,

   " Gus,kiriman yang ini biar gue yang antar" kata Alicia pada Agus sopir toko Koh Jun.

   "Tumben Ci? Masa orang secantik Cici mau nyopir pik up? Nanti saya diomelin Koh Jun Ci" jawab agus antara kaget dan takut.

   " Makannya loe diem,sana bantu yang lainya." kata Alicia sambil naik ke pik up. Agus dan kuli lainya pun geleng kepala melihat kelakuan putri bos mereka.

   "Apa kata Koh Jun nanti melihat anaknya yang mirip Dilraba Dilmurat itu jadi sopir material" gumam Agus was was.

Kini Alicia sudah sampai di tujuan yaitu proyek Nathan.

   "Cici?" jawab Nathan ketika melihat Alicia turun dari pik up,saat itu Nathan baru saja membagikan nasi bungkus untuk para pekerjanya yang akan makan siang.

   "Hai.." kata Alicia sambil melangkah menuju Nathan.

   "Kok bisa kamu? Biasanya Agus kalo enggak Bang indro" tanya Nathan,indro kini jadi sopir.

   "Lagi pengen aja,sekalian liat proyekmu. Ini sudah berapa persen progresnya?" tanyanya sambil melihat bangunan yang sudah berdiri itu.

   "Sudah lebih 80% Ci,tingal cat dan pasang pintu. Kamu udah makan?" tanya Nathan sambil membawa nasi bungkus tinggal satu miliknya. Alicia menjawab dengan geleng kepala.

   "Nih" kata Nathan menyerahkan nasi bungkusnya.

   "Enggak usah Than,aku gampang. Udah kamu makan aja"

   " Pacarnya ya bos,ya dimakan sebungkus berdua to bos bos. Biar syahdu" kata erik cowok putus SMP kenek pak yono membuat pekerja lainya tertawa disela makan siang. Sontak membuat Alicia membuang mukanya yang merah merona.

   "Pacar darimana rik,mana mau mbak nya ini sama gue" jawab Nathan.

  "Ci,makan berdua yuk?" kata Nathan entah kenapa terlintas untuk mengikuti ide erik dan dijawab anggukkan oleh Alicia. Acara makan siang itu menjadi moment romantis bagi keduanya.

   " Akk..." kata Alicia meminta Nathan membuka mulutnya.

   " Saya makan sendiri aja Ci" jawab Nathan tak menyangka akan disuapi Alicia.

   " Tanganmu kotor itu,akk..." paksa Alicia. Akhinya Nathan makan disuapin Cici,hatinya berdebar merasa senang dan malu bercampur jadi satu. Begitu juga dengan Alicia,tak menyangka akan terjadi hal ini. Dia bahkan ingin berterima kasih pada Erik,pemuda ABG yang ber ide cemerlang itu.

Alicia pun pamitan pulang setelah acara makan nasi bungkus berakhir beberapa menit lalu dan barang di mobil pick up sudah diturunkan Erik.

   "Aku pulang dulu ya Mas?" pamit Alicia pada Nathan.

Duarrr

Nathan kaget bukan kepalang,

   "M-mas?" batinnya.

   " I-iya Ci," jawab Nathan terbata.

   "Assalamualaikum"

   "Waalaikumsalam,hati hati" pesan Nathan sambil memperhatikan mobil pick up itu hilang dari pandangannya.

   "Kalau suka bilang bosss,senggol dong" kata erik cengengesan sambil bekerja membantu pak yono mengangkat scafolding. Nathan pun berbalik tersenyum pada erik lalu mulai melanjutkan pekerjaanya.

  "Kamu tadi udah makan siang belum honey" tanya Roy pada Nara di ruangan prakteknya.

   "Sudah kak," jawab singkat Nara disela waktu istirahat siangnya.

   "Ya sudah,aku mau ke kantin dulu. Mau nitip?" tanya Roy dijawab gelengan kepala oleh Nara. Hubungan Nara dan Roy telah berjalan setahun ini, Roy seorang dokter spesialis anak adalah putra direktur rumah sakit swasta tempat Nara bekerja.

Kini Nara melanjutkan menonton video rekaman live musik yang tadi terjeda karena kehadiran Roy.

   "Aku hanya memanggilmu... Ayah" suara Nara ikut menyanyikan lagu yang dibawakan Nathan sebulan yang lalu.

   "Sudah beberapa kali aku datang ke kafe itu untuk melihatmu bernyanyi,tapi kenapa bukan dirimu yang tampil" kata Naya lirih dengan jari mengusap layar ponsel di depannya..