NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Baik dan Jahat

Jam menunjukkan pukul dua pagi. Bastian masih terjaga, berbaring di tempat tidurnya sambil memandangi layar ponsel. Notifikasi dari Instagram muncul, Tania menambahkan video baru ke ceritanya. Dengan rasa penasaran, Bastian membuka notifikasi tersebut.

Di layar, video mulai berputar. "Lihatlah manusia gila mana yang ngilangin pikiran sambil belajar. Itu mah malah nambah beban pikiran," terdengar suara Tania dengan nada mengantuk. Kamera kemudian menyorot wajahnya yang terlihat lelah dan ngantuk.

Lalu, tampak Hazel yang tengah duduk di tangga, fokus menulis di papan tulis dengan spidol warna-warni. Dia sesekali mengganti warna spidol dan membalik kertas yang ada di tangan kirinya, terlihat begitu santai.

"Dia, si Hazel markucel," ucap Tania di video. Hazel mendengar itu dan langsung memasang wajah cemberut.

"Tania, kalau lo mau tidur, tidur aja sana. Jangan gangguin gue!" protes Hazel sambil mengibaskan kertas di tangannya, mencoba mengusir Tania yang terus merekamnya.

Bastian tertawa kecil, merasa terhibur melihat interaksi kedua sahabat itu. Dia melihat wajah Hazel yang fokus dan serius saat menulis, bercampur dengan ekspresi cemberutnya karena gangguan Tania.

"Pantas aja dia suka tidur di mana-mana," gumam Bastian sembari menahan senyum.

Dia meletakkan ponselnya di samping bantal dan mencoba untuk tertidur, meskipun rasa kantuk belum sepenuhnya datang. Bastian memejamkan mata dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya, mencoba mencari kenyamanan di ranjangnya.

Suasana kamar Bastian hening, hanya terdengar suara detak jam dinding yang terus berdetak tanpa henti.

***

Pagi itu, kelas Hazel menuju ke laboratorium kimia untuk pelajaran pertama mereka. Hazel berjalan dengan mata yang masih terasa berat karena kantuk, langkahnya agak gontai. Teman-temannya mengobrol dengan riang, terdengar beberapa tawa kecil di antara mereka. Hazel menguap sesekali, mencoba mengusir rasa kantuk yang masih membayangi.

Saat mereka berpapasan dengan kelas Liliana yang kebetulan sedang menuju lapangan, Hazel yang masih setengah sadar berjalan sedikit ke pinggir, namun tidak cukup waspada.

Dia terus berjalan lurus tanpa memperhatikan sekelilingnya. Tanpa sengaja, Hazel menabrak bahu Liliana, menyebabkan gadis itu sedikit terhuyung.

Buku yang dipegang Hazel terjatuh, meluncur di lantai dan menyebar beberapa halaman catatan.

"Wah, senggol bacok nih," ucap Enara sambil maju selangkah, wajahnya menunjukkan ekspresi marah, sementara Liliana memegangi bahunya yang tersenggol dan menatap Hazel dengan tatapan sinis.

Hazel, menyadari kesalahannya, segera merunduk untuk mengambil bukunya yang terjatuh. "Maaf, gak sengaja," ucap Hazel, sambil buru-buru mengumpulkan halaman yang tercecer di lantai.

Namun, saat Hazel meraih pena yang juga jatuh, Ivanka yang berdiri di dekatnya tanpa sengaja menginjak pena tersebut dengan sepatunya. Hazel mendongak, melihat Ivanka serta teman-temannya yang berdiri dengan sikap mengintimidasi.

"Mereka mirip titan," batin Hazel saat melihat sosok-sosok tinggi dan dominan.

Febrian, yang tidak jauh dari Hazel, langsung bergerak cepat. Dia memegang siku Hazel dengan lembut namun tegas, membantu Hazel berdiri kembali. Wajahnya menampakkan ekspresi serius dan tegas, menunjukkan permusuhan terhadap Ivanka yang sengaja atau tidak, telah menginjak pena Hazel.

"Gak usah diambil, kotor," ucap Febrian sambil menatap Ivanka dengan tatapan dingin.

Ivanka mengangkat kakinya dengan angkuh, melepaskan pena Hazel dari injakannya.

"Gue bisa beliin lo pena yang banyak, bahkan gue bisa kasih lo sepabrik-pabriknya," lanjut Febrian, mencoba menenangkan Hazel yang terlihat kebingungan.

Tanpa menunggu respon lebih lanjut, Febrian menarik Hazel pergi, tangannya memegang lengan Hazel dengan lembut namun pasti, menjauh dari situasi tersebut.

***

Suara bola memantul dengan jelas di lantai sebelum akhirnya meluncur masuk ke dalam ring, mengundang sorak-sorai dari para pemain dan penonton di sekitar lapangan. Di pinggir lapangan, Liliana duduk dengan mata yang menyipit, tatapannya penuh kekecewaan dan frustrasi.

"Hazel makin lama makin ngeselin," keluh Ivanka sambil menggulung rambutnya yang terurai, sorot matanya menatap tajam ke arah lapangan.

"Dia makin pintar aja manipulasi orang-orang," tambah Enara dengan nada jengkel, tangannya meremas botol minum plastik hingga terdengar bunyi krek-krek.

Liliana menghela napas panjang, wajahnya semakin murung. "Kak Devano lagi dan lagi selalu ngingetin gue untuk nggak gangguin Hazel. Dan kayaknya perkataan Hazel yang bakalan ngerebut kakak gue bakalan jadi kenyataan," ucapnya dengan nada frustrasi, jemarinya meremas ujung kaus yang dipakainya.

"Gak bisa gitu dong," sahut Enara, duduk di samping Liliana. "Si Hazel udah rebut Ananta dari lo. Masak dia mau rebut kakak lo juga," ucapnya dengan penuh kesal.

Mata Enara beralih ke lapangan, di mana ia melihat Bastian yang tengah melompat tinggi dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan sempurna.

"Bahkan Bastian juga kayaknya mulai berpihak sama Hazel," lanjut Enara sembari menatap Bastian yang sedang merayakan keberhasilannya bersama timnya.

Di lapangan, Bastian tersenyum lebar, tangannya diangkat tinggi untuk menyambut tepukan punggung dari rekan-rekan setimnya. Wajahnya berseri-seri, tidak menyadari bahwa dari pinggir lapangan, ada yang menatapnya.

Ivanka memandang Bastian sejenak, lalu beralih ke Enara. "Kita harus lakukan sesuatu," bisiknya, matanya berkilat dengan tekad yang baru muncul.

"Apa?" tanya Enara, tertarik dengan perubahan nada suara Ivanka.

"Kita harus buat Hazel tahu kalau dia nggak bisa seenaknya ngambil semua yang kita punya. Kita harus buat dia sadar kalau dia nggak selalu bisa menang," jawab Ivanka, suaranya rendah namun penuh dengan kemarahan yang terpendam.

"Tapi kalau kita balas dendam pun semuanya gak segampang itu," ucap Liliana, nada suaranya penuh keraguan.

Tangannya sibuk memainkan kuku hingga kulit di sekitarnya sedikit luka. Wajahnya terlihat putus asa.

"Ananta udah anggap gue yang jahat dan Hazel yang baik. Bahkan kakak gue pun setiap ada masalah selalu belain Hazel."

Enara dan Ivanka terdiam, merenungi situasi yang mereka hadapi. Suara di lapangan terdengar riuh, dengan beberapa siswi berteriak memberikan dukungan kepada pemain yang sedang berlaga.

"Masalah di kamar mandi waktu itu buat nama Hazel mulai pulih, sedangkan kita malah terlihat jahat. Jadi, posisi kita sekarang ini 50 banding 50," lanjut Liliana dengan nada penuh kekhawatiran. "Kalau kita gegabah dalam bertindak, Hazel bakalan manfaatin situasi untuk memutarbalikkan keadaan di mana dia yang baik dan kita yang jahat."

Enara menghela napas panjang, ekspresinya menunjukkan betapa frustasinya dia dengan keadaan yang tidak menguntungkan ini. "Jadi kita harus gimana?" tanyanya, matanya mencari jawaban dari Liliana.

Liliana mengalihkan pandangannya dari kukunya yang mulai berdarah sedikit, menatap langsung ke mata Enara dab menggelengkan kepala.

"Kita harus lebih pintar. Kita harus membuat rencana yang matang, memastikan bahwa setiap langkah kita tidak bisa diputarbalikkan oleh Hazel," jawab Ivanka.

Enara mengangguk setuju, tetapi matanya masih penuh kebingungan. "Tapi gimana caranya? Hazel selalu punya cara untuk membalikkan keadaan," katanya, suaranya rendah dan penuh keraguan.

"Kita harus cari cara untuk membuat dia melakukan kesalahan besar," jawab Ivanka dengan tegas. "Sesuatu yang tidak bisa dia sembunyikan atau putarbalikkan. Kita harus buat dia terlihat buruk di depan semua orang."

Liliana terlihat berpikir keras, mencoba mencari cara terbaik untuk menjatuhkan Hazel tanpa terlihat terlalu mencolok. "Mungkin kita bisa cari tahu rahasia atau kelemahannya," usulnya, suara penuh keyakinan.

Ivanka tersenyum tipis, matanya berkilat dengan rencana yang mulai terbentuk di kepalanya. "Ya, kita harus mencari tahu segala sesuatu tentang dia. Setiap detail kecil yang bisa kita gunakan."

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!