NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 FOREVER LOVE bag.30

Mereka kembali ke hotel setelah makan malam, Jessy merebahkan diri di sofa di ikuti Marcell yang duduk tak jauh darinya. Ia menatap ponselnya sebentar dan melihat Jessy ia sedikit ragu mengatakannya.

"Ada apa?"

Jessy mendekati Marcell .

"Ahh itu kamu ingat koki yang tadi siang? Dia mengajakku bertemu"

"Sekarang?"

"Dia punya waktu istirahat 1 jam , kalau kamu tidak ..."

"Pergilah .."

"Uhh"

"Temui dia, bukankah kalian sudah lama tidak bertemu"

"Kamu tidak apa-apa sendiri?"

"Jangan khawatir, aku akan mandi dan tidur, pergilah "

"Baiklah, aku akan cepat kembali"

Selama Marcell pergi Jessy menghabiskan waktunya untuk berenang lalu berendam di air hangat, ia dengan tenang menenggelamkan tubuhnya yang hanya menyisakan kepalanya di permukaan, alunan musik lembut mengalirkan energi kerinduan, di pejamkan matanya perlahan menikmati aroma keharuman busa yang menutupi tubuhnya, hingga ia lupa entah sudah berapa lama ia berendam.

Sementara Marcell, langkahnya menuju ke sebuah bar, disana temanya sudah menunggu dengan lambaian tangan mereka akhirnya bertemu duduk bersama saling melepas rindu, mereka saling berbagi cerita , banyak hal yang mereka lewati sejak terakhir mereka bertemu.

“aku senang bertemu denganmu disini? Aku dengar sekarang kau sangat sukses”

“aku masih bekerja dengan orang, aku tidak sesukses itu”

“kenapa tidak membawanya kemari?” tanya Dicky

“siapa?”

“kekasihmu ? atau calon istrimu ?”

“dia memberikan waktu buat kita berdua.. hahah kami baru kembali dia memilih untuk tidur, kau sendiri bagaimana? Sudah menikah ?”

“aku sudah punya anak, istriku belum lama melahirkan anak ke dua , lihatlahh “

Dicky memperlihatkan foto keluarganya yang di sambut kagum oleh Marcell.

“wahh kau punya 2 jagoan ya.. selamat ya “

“cepatlah nikahi dia”

“doakan saja, aku ingin menikahinya tapi aku rasa tidak dalam waktu dekat”

“kenapa?”

“banyak hal yang harus kami pertimbangkan”

“ya, semoga saja semua berjalan sesuai yang kau inginkan, aku akan mendukungmu, hubungi aku”

“aku sudah simpan nomormu”

Setelah puas dengan pertemuan mereka , Marcell kembali , dia mencari Jessy ke kamar utama tapi tidak menemukannya, ia melihat sekeliling semua barang ada disana Jessy tidak pergi, ia pun memasuki kamar mandi, untuk sesaat berhenti, ada alunan musik lembut di sana.

"Jessy !!"

"Huhh . . . Marcell !!"

"Ohh kau sedang didalam?"

"Ah iya aku sedang berendam, kenapa sudah kembali ?"

"Iya. Aku akan mandi di kamar yang lain, lanjutkan saja "

Marcell berlalu kembali menutup pintu dan pergi ke kamar lain untuk membersihkan diri, sedangkan Jessy mengakhiri berendamnya, ia membasuh dirinya dengan kucuran air yang mengalir deras langsung menyentuh tubuhnya, rasanya sangat nyaman.

"Aku sedang bersamanya tapi kenapa aku sangat merindukannya"

Jessy selesai mandi ia mengambil baju tidur untuk di kenakan, ia juga mengeringkan rambutnya setelah itu duduk di atas ranjang dengan selimut tebal , dia mengambil ponselnya melihat beberapa chat dan email yang masuk lalu dengan cepat membalasnya.

"Apa dia belum selesai mandinya?"

Jessy terus melihat ke arah pintu berharap Marcell segera datang padanya, dan suara langkah kaki membuatnya tersenyum lebar, seseorang yang ia tunggu datang.

"Kamu sudah selesai ?"

"Iya"

Ditangan Marcell membawa sebotol wine dan 2 buah gelas, ia letakan di meja kemudian di buka nya lebar-lebar tirai yang menutupi pemandangan malam dibalik kaca besar nan indah itu.

"Lihatlah... Pemandangan malamnya benar-benar indah " ujar Marcell

"Benar "

Jessy menghampiri Marcell dan menatap luas pemandangan malam di depannya, matanya menjadi bersinar senyum mengambang di bibirnya. Marcell memeluknya dari belakang lalu mencium pipi Jessy dengan lembut.

"Kamu belum mengantuk ?" tanya Marcell

"Sedikit "

"Kalau begitu tidurlah "

"Lalu untuk apa wine ini?"

"Ahh aku pikir kita bisa meminumnya tapi sebaiknya tidur saja, besok kita punya banyak tempat yang harus di datangi, kemarilah "

Marcell menggenggam tangan Jessy. Mereka berdua merebahkan diri di atas tempat tidur bersama.

"Bagaimana aku bisa tidur kalau kamu melihatku seperti itu ?"

"Baiklah "

Marcell meraih tubuh Jessy dan memeluknya dengan erat.

"Tidurlah "

Jessy menatap wajah Marcell dan mencium bibirnya lalu kembali menenggelamkan dirinya di balik pelukan hangat dan badan kekar Marcell.

Marcell mengecup kening Jessy dan merekapun terlelap bersama. Meskipun sedang liburan Marcell tidak dapat meninggalkan pekerjaan, setelah Jessy tidur ia kembali menyatu dengan laptopnya hingga beberapa jam berlalu, dan pagi hampir menjelang.

Setelah melihat jam Marcell memutuskan untuk tidur .

Rencana hari ini sudah tersusun rapi bahkan mereka berdua sudah siap berangkat padahal baru jam 7 pagi. Banyak tempat yang harus mereka datangi. Jessy sudah siap dengan koper kecil berisi baju ganti dan baju berenang serta beberapa barang lainnya.

"Kamu sudah siap?"

"Iya, hari ini ada petugas kebersihan datang kan?"

"Iya, mungkin nanti agak siangan. Oya kamu bisa bantu aku, buka tirai di ruang tamu aku akan ambil beberapa barang di kamar"

"Tentu saja "

Jessy melangkahkan kakinya untuk membuka tirai namun ia merasa ada sesuatu mengenai kakinya, rasa sakit. Ia memeriksa kakinya lalu duduk di lantai ada benda tajam mengenai ibu jari kakinya .

" Ahh.. bagaimana ini bisa ada disini"

Jessy mencoba mengambil sesuatu di kakinya saat itu Marcell datang.

"Sudah siap ..kita bisa berangkat sekarang, sayang kamu kenapa duduk disana, ada apa?"

"Aku rasa kita tidak bisa pergi, kamu bisa menolongku "

Marcell meletakan kembali tasnya dan melangkah menghampiri Jessy , ia melihat banyak darah di lantai dan kaki Jessy.

"Ba .. bagaimana ini terjadi?"

Marcell melihat keadaan Jessy lalu dengan cepat meraih telpon.

"Bawa dokter ke kamar saya sekarang, cepatt !!!"

Marcell segera membawa Jessy ke sofa disana darah segar menetes di lantai.

"Kamu bisa ambil apa yang ada di kakiku?"

"Tidak. Sebaiknya kita tunggu dokter, aku takut jika aku mengambilnya itu akan melukaimu lebih parah"

Marcell terlihat cemas ia mengambil air dan memberikannya pada Jessy.

"Kenapa mereka belum datang juga !!"

Marcell meraih gagang telpon disaat bersamaan bel berbunyi dan seorang dokter serta beberapa petugas datang.

"Apa yang terjadi pak?"

"Kemari .. "

Marcell menunjukan luka di kaki Jessy dengan cepat dokter tersebut memeriksa kaki Jessy , setelah di bersihkan dokter itu mengobati lukanya. Jessy nampak meringis menahan sakit.

"Panggil atasan kalian, entah itu manager atau direkturnya bawa mereka kemari . Sekarang !!!!"

Marcell semakin marah begitu melihat Jessy yang cukup kesakitan saat ditangani dokter.

"Bagaimana ?"

"Lukanya tidak terlalu dalam, tapi ini tetap akan berbekas nantinya, untuk sementara karena lukanya di kaki sebaiknya tidak terlalu menekannya jangan terlalu banyak berjalan agar tidak terjadi perdarahan kembali, saya juga memberikan obat pereda nyeri di minum 2 kali sehari ini cukup untuk 3 hari"

"Baik terima kasih, jadi apa itu?"

"Ini, di lihat dari bentuknya ini seperti pisau cukur "

Marcell memperhatikan benda tajam yang sudah melukai jari kaki Jessy, perasaanya tak menentu sekarang , dia berhak marah atas semua ini tapi melihat Jessy dia pun menahan diri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!