Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Tegar
Rara menguatkan tekadnya untuk kembali ke rumah ini setelah beberapa waktu tinggal di luar bersama dengan Levis.
Setalah memastikan bahwa dirinya siap dengan semua itu, Rara melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tempat di mana dia besar selama ini. Tempat di mana dia tumbuh dengan kenangan-kenangan yang begitu banyak menyakitkan. Tapi walau bagaimanapun dia tidak pernah menyesal dengan semua itu, karena seperti ini katakan oleh psikolog tadi, bawa apapun yang terjadi itu sudah takdir.
Menyesalinya juga percuma jadi tidak ada yang harus disesali olehnya lagi. Dia siap menerima dengan semua itu, dan untuk saat ini Rara juga sedang berusaha untuk melupakan hal-hal yang menyakitkan dalam hidupnya.
Seperti saat ini, dia kembali ke rumahnya berharap bahwa keadaan sudah membaik. Tapi ternyata tidak seperti itu, karena ketika dia masuk ke dalam rumahnya dia melihat papinya yang sedang terpuruk.
"Ahk...." Anton berteriak meluapkan amarahnya setelah perusahaannya benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi. Semuanya sudah benar-benar hancur. Tidak ada yang tersisa lagi dari perusahaannya dan bahkan sebentar lagi aset-asetnya akan disita.
"Papi, papi kenapa?" tanya Rara ketika melihat papinya terpuruk seperti itu.
Mendengar suara putrinya membuat Anton langsung bangkit. Dia untuk melihat ke arah sumber suara dan itu benar, itu benar-benar Rara. Putri satu-satunya.
"Rara, sayang. Kamu sudah pulang?" tanya Anton dengan mata yang berkaca-kaca.
Dia benar-benar sangat merasa bersalah atas apa yang terjadi selama ini pada dirinya. Bukan hanya pada dirinya saja, dia juga merasa bersalah pada Rara Dan juga Danira. Mungkin ini semua balasan dari perbuatannya yang telah lalai dan Abai sebagai seorang ayah dan juga suami.
Anton telah gagal menjadi seorang ayah, dan dia juga gagal menjadi seorang suami. Dia laki-laki yang gagal Dia hanya bisa menyakiti hati dua orang wanita sekaligus.
"Papi kenapa?" tanya Rara yang ikut merasa iba ketika melihat papinya seperti itu.
Wajahnya masih menyisakan bekas membiru di beberapa bagian, dan tubuhnya terlihat sangat kurus. Bukan hanya itu saja, papinya bener-bener tidak terawat.
"Coba bilang sama Rara apa yang terjadi sebenarnya, Papi? kenapa bisa kayak begini. Mami ke mana? apa mami pergi ke luar negeri lagi?" tanya Rara yang belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di rumah ini.
Anton langsung menggelengkan kepalanya ketika putrinya bertanya tentang sang istri. Danira tidak pergi kemanapun, Dia tidak pergi ke luar negeri. Hanya saja dia benar-benar pergi meninggalkannya.
"Sebenernya apa yang terjadi sih? apalagi terjadi di rumah ini? apa nggak bisa sekali aja Rara merasa tenang tinggal di rumah ini. Rara juga capek Pi, Rara juga pengen hidup dengan tenang. Rara juga pengen ngerasain kayak apa yang dirasain temen-temen Rara. Mereka bisa tinggal dengan tenang di rumah mereka tanpa harus menghadapi masalah yang Rara hadapi seperti ini. Rara udah coba berdamai sama keadaan, tapi kenapa mami dan papi terus ya bersikap seperti ini. Setidaknya, tolong hargai Rara. Tolong hargai Rara sebagai Putri kalian." ujarnya panjang lebar yang berusaha menjelaskan isi hatinya saat ini.
Dia berharap bahwa apa yang dijelaskan daripada sang papi bisa membuat laki-laki itu merasa jera.
"Mami kamu minta cerai dari papi dan bahkan emangnya kamu juga sudah menggugat papi di pengadilan." akhirnya dibicara juga dengan Rara apa yang terjadi sebenarnya.
Rara sendiri langsung terdiam ketika mendengar apa yang papinya katakan. Dia emang sudah mengetahui bahwa mami dan papinya itu akan berpisah karena dia mendengarnya secara langsung saat maminya meminta cerai dari papinya. Tapi yang membuatnya belum percaya hingga saat ini adalah bahwa mampunya benar-benar sudah menggugat papinya di pengadilan.
Itu kembali menjadi tamparan keras bunyinya. Bagaimana dengan hidupnya setelah ini? orang tuanya udah tinggal di rumah yang sama saja pun dia tetap merasakan kurangnya kasih sayang dari mereka berdua.
Lalu bagaimana jika mereka benar-benar berpisah. Apa yang akan terjadi dalam hidupnya setelah ini?
"Sayang, papi mohon maafin papi. Papi bener-bener minta maaf, dan papi janji bahwa papi akan berubah. Papi akan menjadi papi yang hebat untuk kamu. Tapi tolong jangan tinggalin papi kayak mami kamu tinggalin papi. Saat ini papi nggak punya siapa-siapa lagi. Mami kamu udah pergi ninggalin papi, perusahaan papi juga hancur. Saat ini hanya kamu saja yang papi miliki, jadi papi harap kamu juga tidak akan pernah meninggalkan papi walau papi sudah jadi miskin." ucapnya yang merasa tertampar dengan kata-kata yang baru saja keluar dari bibir papinya.
Apa katanya tadi? perusahaan hancur. Hancur seperti apa yang dimaksud papinya.
"Maksudnya papi apa?" tanya Rara dengan suara bergetar.
"Perusahaan ya selama ini papi bangun kita hancur sayang. Perusahaan bangkrut dan papi tidak bisa menyelamatkannya. Semuanya benar-benar Sega hancur dan tidak ada yang tersisa lagi. Untuk saat ini hanya kamu saja yang papi miliki, dan pakai harap bahwa kamu juga tidak akan pernah meninggalkan papi." ujar Anton yang membuat air mata Rara langsung jatuh begitu saja.
Sejak tadi dia sudah berusaha menahan air matanya, tapi akhirnya dia kalah. Dia benar-benar salah karena air matanya jatuh tanpa bisa ditahan olehnya lagi.
"Papi jatuh miskin sekarang, sayang. Papi udah tak punya apa-apa lagi selain kamu. Perusahaan, rumah, mobil, semuanya akan disita oleh bank. Papi sebenarnya sudah hancur sekarang. Papi-" Rara langsung mau menepatinya karena dia benar-benar tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi.
"Di mana mami sekarang, Pi?" tanya Rara karena dia tidak tahu ke mana maminya pergi.
"Papi nggak tau kemana perginya mami kamu. Tapi, tapi rasa mami kamu pulang ke rumah Oma." jawab Anton karena hanya itu saja bisa dia jelaskan pada putrinya. Selebihnya dia tidak tahu lagi di mana keberadaan Danira.
"Sekarang papi, makan ya. Biar Rara ambilin untuk papi." ucapnya yang berlalu meninggalkan papinya begitu saja.
Sementara Anton sendiri benar-benar sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Kenapa di saat-saat seperti ini rasa sayang yang baru tumbuh pada Rara. Rasa akan takut kehilangan itu menguasai dirinya.
Anton takut jika suatu saat Rara akan pergi meninggalkannya karena tidak sanggup hidup susah seperti ini.
"Teruslah berbahagia Rara, karena papi akan memastikan bahwa jalan yang kamu pilih itu adalah jalan terbaik. Papi akan menembus sekali dosa-dosa papi, terhadap kamu nak."ucap Anton yang melihat betapa cekatannya tangan mungil itu menyusul makan siang di rumahnya
***
bonus nya sering " up
dobel juga boleh 🥰
🙏🙏😭😭😭
kasian rara 😭😭😭
apa yg akan terjadi??
👍❤🌹🙏