Terpesona Cinta Sang Vampire

Nara keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yg dililitkan di badannya. Ia duduk dimeja rias sambil mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba ada yg membuka kamarnya.

Ceklek

Blammm

" Ehh Ra .. bangsatt Lo Ra kenapa hanya pake handuk doang sihh" celetuk Jay yg sudah menutup pintu kembali sebelum si Nara makin ngereog lagi.

" Kunyukkkkk loe liat apaan tadi .. dasar bajingan loe yahh .. kalo mw masuk ketok dulu Jan asal buka aja anjingg loe yahh " setelah mengeluarkan sumpah serapahnya Nara segera masuk ke walk in closed dan memakai bajunya.

Sebenarnya saat ini ia malu dan jangan tanya pipinya sudah Semerah tomat buah. Ia ingin keluar tapi takut nanti diejekin sama si kunyuk satu itu. Nara sambil mendumel sendiri dengan pikirannya saat ini.

Tokkk!!! Tokkk!!!! Tokk!!!

Bunyi suara ketukan pintu kamar Nara, ia segera beranjak dan membuka pintu kamarnya dengan pelan. Dan betapa terkejutnya orang yg paling ia hindari saat ini tengah berdiri di depan kamarnya sambil membawa nampan yg sudah berisi sarapan untuk 2 orang.

"Ra Lo mau sarapan dikamar apa di bawah" tanya Jay seakan tidak terjadi apa-apa, ia masih berdiri dan memegang nampan itu seketika menghela nafas ketika yg ditanya hanya diam saja.

" Ehh .. k-kita makan ditaman belakang aja yahh" saat itu Jay sudah membalikkan badannya dan akan turun. Namun lengannya dipegang oleh Nara yg tiba-tiba menjadi gugup dan menundukkan kepalanya tanpa menatap Jay saat bicara.

Jay tidak menjawab Nara, ia langsung jalan ke arah taman belakang yg dimaksud oleh Nara. Ia meletakkan sarapan diatas meja yg ada didekat kolam, diikuti oleh Nara yg berjalan dibelakangnya sambil menunduk.

Brukkk

" Iihhhss .. Lo kalo mw berhenti bilang dong " ucap Nara menggerutu sambil celingak celinguk yg ternyata saat ini sudah sampai ditaman belakang.

Jay hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd Nara saat ini. Jay segera duduk dan makan tanpa suara, diikuti dengan Nara juga. Mereka makan dengan sangat lahap seperti orang yg tidak makan bertahun-tahun.

" Ra "

Uhukk .. uhukk .. uhukkk..

panggil Jay yg saat itu udah selesai makan, namun ia dibuat kaget dengan tersedaknya Nara segara ia memberikan minum untuk Nara.

" Pelan-pelan Ra gua juga ga lagi gangguin Lo kali" ucap Jay sambil menepuk-nepuk tengkuk Nara supaya batuknya reda.

" Nihh kunyuk minta ditabok emang .. ga ganggu gimana coba kalo dari tadi dia enak² diem tiba-tiba bikin gua keselek gegara suaramya itu .. padahal gua kan masih malu Ama dia .. aahh bangsat pengen gua sembunyi dilubang semut aja kalo muat .. sumpah malu bangett " dumel Nara dalam hatinya, tanpa ia sadari pipinya kembali bersemu merah mengingat kejadian yg tadi.

" Ehh .. Ra Lo lagi ga demam kan .. apa Lo ada alergi makanan kan ?" Berondong pertanyaan Jay sambil meletakkan tangannya dijidat Nara yg terlihat sangat merah.

"N-nggakk ada kok Jay .. ini efek panas matahari kayaknya"celetuk Nara dengan kepala menunduk dan tangan yg terkepal.

" Ohh .. apa jangan-jangan lu malu ya Ama yg tadi .. tenang aja Ra gua ga sempat liat apa-apa kok " ucap dengan muka tengilnya sambi mengangkat 2 jarinya.

" Dasar ya Lo kunyuk mesummmm .. dah sono pulang ke alam Lo sana .. ga guna juga Lo disini" ketus Nara dengan tatapan tajamnya.

Jay terlonjak kaget dan langsung menyemburkan tawanya melihat tingkah Nara yg malu itu, tapi terkesan lucu untuknya.

"Wkwkwk .. santai kali Ra ... Gua juga ga bakalan punya pikiran kaya gitu .. badan Lo kan rata" pancing Jay yg seketika itu membuat Nara mengangkat sendal yg ia pakai dan berjalan kearah Jay dengan setengah berlari.

" Dasar kunyukk kamprett .. anjing kau yaaa .. Jan lari kau .. sini gua timpuk tu mulut yg lemes banget ... Sini loo " akhirnya terjadilah kejar-kejaran antara Nara dan Jay ditaman belakang itu.

Bi Ijah yg melihat sang nona kejar-kejaran bersama Jay menyunggingkan senyumnya, ia bahagia melihat nonanya bisa menunjukkan tawa lebarnya. Karena selama ini sang nona jarang bisa tertawa ketika ada dirumah senjak kejadian 5th yg lalu.

* Flashback*

Nara yg saat itu masih duduk dibangku SMP ia sangat suka tinggal bersama sang nenek dan mempunyai sahabat yg bernama Gisel . Hari-hari-harinya ia selalu bersama dengan Gisel canda tawa bersama. Suatu hari ia dan Gisel mengikuti acara camping yg diadakan oleh sekolah mereka.

" Sel Lo ikut kan acara camping nanti .. nanti kita satu tenda aja yahh aku ga nyaman sama orang lain .. karena Mereka mendekatiku karena tahu aku anak orang kaya. Aku ga munafik juga banyak yg ingin memanfaatkanku saat ini" gumam Nara pada sahabatnya saat itu.

" Kayaknya aku ga ikut deh Ra .. soalnya mama minta aku untuk iku jenguk kakek yg lagi pengobatan diluar negeri. Katanya kakek ingin melihat anak cucunya berkumpul disana" balas Gisel dengan raut muka yg agak ragu-ragu, sebab ia juga tidak tega meninggalkan Nara sendiri disini.

" Ohh .. yasudah kalo kamu ga bisa juga gapapa sel .. kesehatan kakek kamu juga penting sel .. biar nanti aku minta pada pak Adi untuk menyediakan tenda sendiri untukku" ucap Nara sambil menatap Gisel dengan senyuman yg manis.

Nara sebenarnya anak yg kurang kasih sayang karena sedari kecil ia ikut kakek neneknya tinggal. Orang tua Nara saat itu juga baru mendirikan perusahaannya dan dibantu oleh sang mama, jadilah ia hanya bisa ketemu orang tuanya itu dihari libur saja.

Bumi perkemahan Kebun Raya

Nara beserta teman- temannya sedang mengikuti acara camping itu dan para senior meberi perintah untuk mencari bendera kuning yg sudah disebarnya sebanyak mungkin. Para peserta sudah mulai bubar dan mulai mencarinya disekitar tempat campingnya, namun ada juga yg berani masuk kedalam hutan yg letaknya dibelakang tenda siswi putri.

Nara ragu sebenarnya ingin mengikuti temannya yg masuk hutan itu, akan tetapi karena Nara suka tantangan jadilah ia iku masuk kedalam hutan belantara itu.

2 jam berlalu harusnya para peserta sudah berkumpul dilapangan. Namun ada kurang karena senior tidak melihat Nara saat itu, dan ia pun bertanya pada teman-teman Nara apakah tadi melihat Nara kemana. Ada yg menjawab bahwa tadi ia sempat melihat Nara waktu masuk hutan bersamanya untuk mencari bendera kuning itu dan setelah itu ia tidak tahu lagi.

" Yess .. akhirnya aku dapat banyak.. saatnya kembali " Nara berjalan kembali ketempat ia camping namun naas saat akan sampai ditempat camping ad yg membekap mulutnya dan setelah itu ia tidak sadar dibawah kemana oleh orang itu.

Nara saat itu sudah sadar namun ia merasa ini bukan tempat yg seharusnya ia tuju, tempat ini gelap dan aneh .. ia agak pusing dan mulai berdiri di dalam bangunan yg seperti gubuk itu. Alangkah terkejutnya Nara ketika matahari sudah tidak nampak dan suasana Malam yg mencekam membuatnya ketakutan saat itu.

Namun samar-samar terdengar suara orang yang lagi berbicara. Sehingga ia mulai mencari darimana sumber suara itu, rasa takut Nara mulai menjadi- jadi karena ia melihat melihat 2 orang laki-laki yg tampangnya seperti preman. Dan saat ini mereka sedang berbicara seperti merundingkan sesuatu yg sangat penting di depan sana.

" Kita harus kuras uang orang tua anak itu ,, sepertinya ia anak orang kaya " samar² Nara mendengar ucapan salah satu laki-laki itu. Ia panik dan berusaha mencari jalan keluar ia memutari gubuk itu mencari pintu atau jendela bisa untuk membantunya keluar.

Gubrakk

Terdengar suara seperti benda jatuh dan 2 orang laki-laki itu segera memeriksa gubuk itu, mendapatkan Nara tidak ada ia langsung menyuruh temannya untuk mencari gadis itu sambil mengupat kasar.

Nara segera berlari menjauh dari gubuk itu tanpa melihat jalan, karena yg ia inginkan hanya kabur dari kejaran penjahat itu. Nara berlari sekuat tenaga kedepan tanpa ia sadari ia kakinya terperosok kedalam tnah yg berlubang dan itu membuat kakinya keseleo dan tidak bisa berlari lagi.

Nara yg sudah tidak kuat lari malam itu akhirnya jatuh pingsan, tanpa ia tahu ada sosok anak laki-laki yg berjalan sendirian didalam hutan. Anak itu mencium bau darah segar yg sangat memabukkan segera ia berlari secepat kilat sampai di depan Nara yg sudah tergeletak disana.

Ia segera menatap kaki Nara yg terluka dan bengkak dengan tatapan buasnya, namun anak itu berusahalah untuk mengendalikan jiwa buasnya. Ia segera menggendong Nara kebibir hutan meletakkan ia dengan posisi terlentang. Sekuat apapun anak itu menahan jiwa buasnya, rasa untuk menikmati darah segar itu semakin meronta-ronta.

Pada akhirnya anak itu mengambil satu tetes darah yg keluar dari kaki Nara itu. Beberapa saat kemudian iamendengar ada banyak orang yg sedang memanggil-manggil nama seseorang, anak itu segera berlari menjauh karena ia juga sudah semakin ingin menghisap darah gadis yg ditemukannya.

Dilihatnya sekitar bibir hutan itu ia melihat ad seseorang yg menemukan Nara dan memanggil yg lainnya masih mencarinya saat itu. Karena ia sudah menemukan Nara dan segera membawa ia kembali ke are camping untuk dilakukan penanganan, karena dilihatnya kaki Nara yg terluka dan bengkak.

*Flashback off*

______________________________________________________________________________________________

Happy reading ya guys .. jangan lupa tinggalin jejak untuk semangat othor buat up bab panjang .. 😉😉