NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruangan baru

*Tonton juga novel gaya baru dengan desain unik dan enak di baca di sertai gambar. Pada channel youtube Media rekor\, jangan lupa di subscribe\, terima kasih*

Tak lama kemudian Mery keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang lesu, membuat Johan semakin panik jika wanita itu beneran hamil.

‘’Gimana hasil tes kehamilannya, Bu?’’ tanya Johan sontak bangun dari duduknya, ia menatap Mery penuh cemas.

Mery hanya menunjukkan alat yang di pegang tangannya menyodorkan kepada Johan. Di sana nampak sebuah garis merah, tapi Johan tidak tau arti garis tersebut.

‘’Garis ini apa artinya, Bu? aku gak paham?’’ tanya Johan yang semakin cemas.

‘’Saya hamil’’ jawab Mery nampak lesu.

‘’Apa! ibu Hamil!?’’ Johan sangat panik mendengar ucapan Mery kalau dirinya hamil.

‘’Tapi bo..ong, hahahaha...takut ya?’’ ucap Mery lalu tertawa meledek.

‘’Kamu ngerjain aku ya? Syukurlah aku jadi gak pingsan!’’ celetuk Johan sambil mengelus dadanya.

‘’Hah! emang kamu mau pingsan?’’ tanya Mery.

‘’Iya tadi saya mau pingsan, kepikiran kalau ibu Meri beneran hamil. Padahal saya gak sentuh ibu sama sekali, kecuali pas bawa ibu masuk ke dalam mobil. Itu pun niat saya hanya nolongin. Saya malah sempet kasih ibu air minum.’’ Balas Johan menjelaskan kejadian tersebut.

Mery hanya diam menjadi pendengar setia, ia coba mengingat apa yang sudah terjadi malam itu. tapi seakan film di dalam pikirannya sudah di hapus.

Mery juga berfikir setelah acara makan-makan dengan adiknya dan juga Doni pada waktu malam itu. ia tidak mengingat kejadian selanjutnya, yang ia tahu bahwa dirinya sudah ada di dalam mobil bersama Johan.

( Tapi aku masih takut kalau seandainya betulan aku hamil anaknya Johan...) batin Mery berbicara pada dirinya sendiri.

Mery berjalan menuju ke meja kerjanya dan duduk. Ia membungkus alat tes kehamilan itu dengan secarik kertas untuk di simpannya.

‘’Kok alat tes kehamilan itu mau di paketin, Bu?’’ tanya Johan sambil menggaruk kepalanya.

Mery hanya menghembuskan nafas berat sambil melirik ke Johan, ia sangat kesal dengan lelaki itu yang otaknya entah kemana.

‘’Kepala kamu yang akan saya paketin ke menara efel’’ jawab Mery yang sudah terlalu kesal.

‘’Jangan ambil kepalaku, Bu? nanti kalau aku jalan nabrak-nabrak deh, kan gak bisa lihat jalan?’’ kata Johan lagi yang resah dan takut.

‘’JOHAN..!!!, kamu itu ya, bikin aku esmosi aja!’’ teriak Mery yang sudah habis kesabarannya untuk menghadapi lelaki itu.

‘’Emosi, bu. bukan esmosi’’ sahut Johan sambil menggaruk kepalanya lagi.

‘’Bodo amat!’’ bentak Mery.

‘’Maaf, bu. sekarang amat sudah pinter, gak bodo lagi. Kemarin aku lihat nilai ulangannya sembilan koma lima, bu. pinter kan si amat itu?’’ sahut Johan.

‘’Tapi amat di sebelah rumahku sangat bodo seperti kamu! huft..’’ balas Mery lalu menghela nafas panjang menahan emosi yang sudah memuncak di ubun-ubun.

‘’Saya hanya bercanda, bu’’ ucap Johan.

‘’Candaan kamu bikin aku tambah stres tau! Sudah lah aku capek!’’ kata Mery sambil meremas rambutnya sendiri.

‘’Terus alat itu mau di apain, bu. kok di bungkus gitu?’’ tanya Johan.

‘’Ini tugas kamu selanjutnya. Bawa alat ini dan buang ke tong sampah. Cepat!’’ kata Mery menyuruh lelaki itu yang bikin emosi terus.

‘’Saya’’ ucap Johan sambil menunjuk dirinya sendiri.

‘’Iya kamu, siapa lagi kalau bukan kamu! dan ingat jangan sampai di temukan orang, apalagi kalau sampai ada yang tau itu milik saya! Paham!’’ perintah Mery kepada Johan.

‘’Tong sampah di depan gedung kita ini, apa tidak kurang jauh, bu. biar gak ada yang tau?’’ kata Johan.

‘’Kamu ngajak saya bercanda apa mau ngajak berantem sih? Kalau masih kurang jauh sekalian aja bawa pulang ke kampungmu!’’ balas Mery.

‘’Iya maaf, baiklah akan saya buang di depan gedung’’ kata Johan lalu mengambil kantongb kresek yang berisi alat tes kehamilan tersebut dan berjalan keluar dari ruangan itu.

‘’Kok masih ada ya, cowok kayak dia di alam ini. Ampun deh amit-amit kalau aku punya anak dari dia. amit jabang bayi aku numpang lewat.’’ Celoteh Mery pada dirinya sendiri.

‘’Tapi aku masih belum percaya kalau dia gak ngapa-ngapain aku malam itu, baik banget dia kalau sampai gak menyentuhku!’’ ucap Mery sambil mencerna apa yang ada di pikirannya.

‘’Apa! tadi aku bilang dia baik? Baik dari mananya? Atau dia menolongku karena mengharapkan sesuatu dariku?’’ ucap lirih Mery.

Sedangkan Johan menggerutu sambil berjalan, ( Mery itu permintaannya aneh-aneh, mana maksa lagi! Coba kalu waktu itu aku khilaf dan sampai bikin dia hamil, wah pasti aku jadi ayah yang sangat teraniaya. ).

Johan kembali keruangannya setelah membuang alat tes kehamilan tersebut. Perasaannya masih penasaran kenapa dia jadi sekertaris kok malah di suruh seperti OB.

Karena tidak fokus berjalan, ia kembali masuk ruangan tanpa mengetuk pintu dulu.

‘’Johan! Keluar lagi kamu!’’ teriak Mery yang melihat lelaki itu mau masuk.

‘’Loh...kenapa saya harusa keluar lagi, bu?’’ tanya Johan yang heran.

‘’Hei! Kalau mau masuk, harus ketuk pintu dulu o’on!’’ bentak Mery.

‘’Iya maaf, bu. kalau gitu aku keluar lagi’’ jawab Johan lalu ia keluar lagi dan mengulang untuk masuk.

‘’Ya ampun Johan! Kenapa harus di reka ulang segala sih, udahlah pusing’’ ucap Mery lirih.

‘’Tok tok tok’’ Johan mengetok pintu sambil berdiri.

‘’Masuk!’’ kata Mery.

Johan lalu masuk sambil sedikit tersenyum, ‘’kayak gitu ya Bu?’’ tanya Johan sambil berjalan mendekati Mery.

‘’Betul! Setiap kali kamu mau masuk ke ruangan ini, harus ketuk pintu dulu. Itu peraturannya’’ jawab Mery tanpa menoleh.

‘’Oke bu bos, siap laksanakan’’ sahut Johan yang merasa gembira.

‘’Karena kamu sudah menjadi sekertaris, ruang kerja kamu itu di sebelah ruangan ini’’ kata Mery.

‘’Makasih bu bos yang cantik..’’ sahut Johan, ‘’kalau begitu saya langsung masuk aja, permisi’’ sambung Johan lagi.

‘’Silahkan’’ balas Mery.

Akhirnya Johan mendapat ruangan sendiri. Ternyata di samping ruang kerja Mery ada ruangan khusus sekertaris.

‘’Bagus banget! Akhirnya aku resmi jadi sekertaris juga!’’ ucapnya lalu duduk di kursi yang bisa berputar-putar, ia menikmatai kursi itu sesaat.

Tiba-tiba telepon di atas meja berbunyi, Johan segera mengangkat gagang telepon tersebut dengan gagah berani.

‘’Ya hallo! Saya Johan sekertaris barunya bu Mery. Apa ada yang bisa saya bantu?’’ kata Johan di sambungan telepon itu.

‘’Hei! Ini aku bosa kamu. cepat cetak dokumen yang sudah saya kirim lewat email’’ balas Mery.

‘’Oh...baik, saya akan siapkan’’ sahut Johan lalu menutup panggilan tersebut.

Johan langsung membuka komputer sesuai dengan permintaan wanita itu dan mencetak dokumen yang dikirim oleh Mery.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!