Bukan hasil terjemahan ya.. Karya Original.
Dia seorang mafia dan pembunuh bayaran, di usianya yang ke empat puluh dia sudah memiliki dua anak dari almarhum suaminya.
Dalam misinya yang terakhir, dia di jebak oleh teman satu teamnya. Dia mati dengan tubuh yang hancur karena Bom.
Karena mengingat ke dua anaknya, dia tidak rela mati seperti ini.
Mungkin Dewa mendengar doanya, jiwanya malah masuk kedalam tubuh seorang Janda perawan yang baru saja menikah dengan Duda beranak satu, yang umurnya hampir setengah abad.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5 Keterkejutan Dokter Iren
Keesokan Harinya Dokter Iren datang lagi untuk menganti infus dan metransfusi darah untuk Airin.
Ketika Dokter Iren mengoleskan salep ke kulit Airin, dia terbangun karena merasa ada yang dingin menyentuh kulitnya. Dia sedikit terkejut ketika melihat seorang wanita cantik sedang menyentuh kulitnya.
"Hallo Nyonya Widarta, bagaimana perasaan anda?" tanya dokter Iren. Ada senyuman di wajahnya.
"Eh? Anda siapa?"
"Saya dokter yang menangani anda, tadi malam anak tiri anda menghubungi kami."
"Oh, ya, terima kasih dokter."
"Ya, sama - sama, ini lukanya jangan kena air dulu ya, kalau mau bersih kan badan, di lap air hangat saja cukuplah, sampai luka - lukanya kering atau kropeng, anda bisa mandi."
"Hmm, baik dok. Oya dok, tadi malam saya sepertinya banyak keluar darah, apa yang luka ya dok, di dalam atau di luar?" takut juga luka di dalam, bisa - bisa tubuh ini tidak bisa hamil nanti.
"Luka luar nyonya, hanya robekan di sekitar mulut V anda." jawabnya dengan senyuman yang belum luntur dari wajahnya.
"Oh..." Airin tertunduk lesu, entah benda apa yang di masukkan lelaki tua sundel itu, Pikirnya.
"Sebenarnya saya masih perawan dok, tadi malam yang pertama bagi saya, tapi tidak tahu suami saya memasukkan suatu benda ke dalam." Dengan wajah yang sendu dia berucap.
"Hah! Apa?! Jadi itu bukan miliknya?" Iren terkejut, dia tidak menyangka kelainan laki- laki itu di luar imajinasinya.
"Bukan dok" Airin menggeleng, dia juga tidak tahu pasti, apakah suaminya itu ikutan memasukkan atau tidak, karena saat benda itu di tusuk kesadarannya langsung hilang.
"Tapi saya juga tidak tahu pasti dok, saat itu saya langsung tidak sadarkan diri, jadi tidak tahu setelahnya." Airin masih menatap Iren dengan berharap ada jawaban yang tidak membuat dia shok.
"Sepertinya tidak, soalnya saya tidak menemukan cairan lain di sekitarnya, atau dia keluar di luar, tapi di sekitar tubuh anda saya tidak menemukannya." Timpalnya dengan lembut.
"Oh, begitu ya dok, sekali lagi terima kasih" Airin merasa lega karena tidak ada yang lain, yang lebih menakutkan.
"Ya, sama - sama, kalau darah ini sudah habis, anda bisa melepasnya nanti. Karena saya, mungkin sore ke sini."
"Baik dok, apakah saya sudah bisa pakai baju?"
"Bisa saja, tapi yang longgar, seperti daster"
Airin hanya mengangguk, kemudian Dokter Iren keluar dari kamar Airin. Di luar tepatnya di ruang tamu, Arya sudah duduk menunggu Dokter Iren keluar.
"Bagaimana dok? Ibu saya baik - baik saja kan?" Dia langsung berdiri ketika melihat Dokter Iren keluar dari kamar Airin.
"Iya, dia baik - baik saja, ternyata tadi malam dia sempat pingsan, ketika bersama ayahmu."
"maksudnya bagaiamana dok?" Dia melebarkan matanya, karena masih merasa bingung.
kemudian Iren menceritakan semua kejadian seperti yang di ceritakan Airin dan keadaan saat Iren membersihkan tubuhnya.
Arya sedikit bingung, bukankah dia janda? Pikirnya, jadi selama dia bersama suami pertamanya dia tidak pernah...
Kenapa yang dia ingat tentang perawannya saja, sedangkan ketika di siksanya dia tidak bertanya dalam benaknya.
Dia mengusap dagunya dan menoleh ke atas, ke arah kamar Airin. Gadis ini terlalu polos untuk di siksa papa, pikirnya. Ada niat di dalam hatinya untuk menjauhkan papanya dengan ibu tirinya ini.
Arini sudah bisa berjalan pelan - pelan, dia hanya memakai sehelai handuk di badannya, rambutnya di sanggul asal ke atas kepalanya, dia menuju Walk in closet, mencari daster yang bisa dia pakai.
Sementara itu Arya masuk kekamar Airin, karena penasaran bagaimana keadaan ibu tirinya. Dia juga ingin memastikan perkembangan kesehatannya.
"Mom?" panggilnya saat melihat ibu tirinya itu tidak ada di tempat tidur.
"hmm, saya di sini" ucapnya pelan karena dia masih merasa dadanya sakit kalau bersuara keras.
"Mom, kamu baik - baik saja?" Arya bergegas ke dalam walk in closet untuk melihat Airin, dia mengira terjatuh lagi atau sakit di suatu tempat.
"Aku baik - baik saja, hanya mencari sebuah daster, tapi sepertinya tidak ada." Dia melirik ke arah datangnya suara Arya.
Dan berucap setelah Arya sudah sampai di dalam, tapi Arya langsung mengalihkan pandangannya setelah melihat ibunya hanya memakai handuk.
"Kalau begitu aku akan pesan online sekarang juga, untuk sementara aku tanya sama bik Asih dulu, mana tau dia ada daster yang belum di pakai." ucap Arya serba salah, walaupun begitu dia belum mau keluar dari ruangan itu, takut Airin terjatuh atau merasa sakit.
"mom, biar aku bantu kembali ke kasur" dia menawarkan bantuan karena melihat Airin yang berjalan berlahan sambil mengangkang.
Dia merasa ngilu membayangkan sakit di area itu, jadi dia langsung membantunya menuju ranjang.
mrk harus mati tertembak dn slah satunya sepupu raymond..apa ini trik airin agar klan eagle bisa cepat tertangkap oleh raymond.
atau raymond sendiri adalah musuh jg bagi airin.