Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 18
Setelah khotbah dari gereja, Leandra tampak bermain ponsel nya sambil bersandar di pintu gereja.
Kemudian melihat semua orang pergi melewatinya yang artinya, khotbah sudah selesai.
“Leandra...” panggil Paman nya bersama Nenek nya.
“Mari pulang,” tambah Nenek nya lalu Leandra mengangguk dan berjalan mengikuti mereka.
Tapi tiba-tiba ponsel nya berbunyi. “Eh, apa ini?” ia bingung lalu melihat nomor tidak di kenal.
“Ada apa?” Paman nya menatap ikut melihat.
“Ada yang menghubungi ku, tapi aku tak tahu,”
“Angkat saja, mungkin orang yang belum kamu tandai.”
“Hm.... Baiklah...” Leandra mengangkat panggilan itu. “Halo?”
Lalu muncul suara dari panggilan ponsel itu. “Leandra, ini aku Jouris.”
“Eh, kenapa menghubungi ku? Eh tunggu! Kenapa kamu menghubungi ku, sialan!” Leandra langsung kesal. Karena bagaimanapun juga, ia kesal pada sikap Jouris saat itu apalagi terus menuduh ketika di bank.
Bahkan ketika dia mengatakan itu, membuat Paman nya menatap nya dan menyilang tangan dengan senyum kecil.
Lalu Leandra menatap. “Apa? Paman ingin bilang bersikap lah dewasa?! Aku justru sudah bersikap dewasa, dari pada aku hanya takut seperti anak kecil...” ia juga menatap kesal pada Paman nya dan Paman nya hanya bisa menggeleng sambil tertawa kecil.
“Oh ayolah, aku tak tahu kau akan marah sampai segitunya.... Lupakan itu, gadis.... Bisa aku minta tolong padamu sekarang?” tanya Jouris.
“Tidak mau!” Leandra langsung menyela.
“Aku ingin meminta tolong padamu, membawa buku-buku yang mau di buang,” kata Jouris.
“Buku!?” Leandra langsung senang. "Dimana, dimana tempat mu, aku akan datang!”
“Aku akan kirimkan lokasinya, kau ada dimana sekarang?”
“Aku di gereja.”
“Oh, religius sekali, rumah ku dekat dengan gereja, kemarilah...”
“Ya, ya baiklah, aku segera kesana,” Leandra langsung menyetujuinya.
Lalu ia menatap ke Paman nya. “Paman, aku ingin pergi ke rumah seseorang, jangan khawatir, aku akan pulang cepat...” tatap Leandra.
“Yah, aku hanya ingin bilang hati-hati saja... Kau sebagai perempuan harus menjaga dirimu sendiri,” tatap Paman nya.
“Ye, yah, terserah itu, aku pergi dulu...” Leandra berjalan pergi.
“Tidak mau di antar?!”
“Tidak! Antar saja Nenek... Sampai jumpa!” Leandra berlari pergi membuat Paman nya kembali menggeleng dengan senyum kecil. “Gadis itu, benar-benar sudah terbiasa, sepertinya...”
Sesampainya di sebuah apartemen, Leandra terdiam bingung lalu kebetulan melihat Jouris keluar dari bagian samping rumah. “Hei, sebelah sini, ada di bagian belakang,” panggil nya lalu Leandra berjalan mendekat.
“Mana yang harus aku bantu?”
“Kenapa mau? Bukan nya tadi gak mau?”
“Hemm... Aku hanya ingin mencari buku, siapa tahu buku itu bisa aku baca...”
“Kau suka buku seperti ini?” Jouris menunjukan salah satu yang dia bawa, rupanya buku Alkitab membuat Leandra terkejut kaku.
“Apa maksudmu!!” dia menatap kesal.
“Bukankah tadi kau habis dari gereja?”
“Ck, terserah, aku tak mau,” Leandra menggeleng.
“Bagaimana jika ini,” Jouris menunjukan buku novel bergenre aksi.
“Waw... Aku mau!” Leandra langsung mengambil buku itu dari tangan Jouris.
“Sebagai balasan, kau harus membantu ku mengangkut yang lain,” tatap Jouris.
“Memang nya teman-teman mu itu kemana?”
“Mereka sibuk, bekerja dan kuliah, aku jadi tak punya pilihan lain...” kata Jouris lalu Leandra mengangguk dan mengikutinya.
Tak lama kemudian, mereka memindahkan beberapa kardus kecil di bagasi mobil yang terparkir di bagian pintu belakang.
“Bukankah mobil mu rusak?” Leandra menatap.
“Ini bukan mobil ku, aku meminjamnya, karena kau, mobil ku yang saat itu jadi hancur...”
“Eh, aku? Bukan aku! Tapi Pria gede itu.”
“Yah, sama saja, jika kau tidak lari saat itu, Tora mungkin tak akan jatuh di mobil ku.”
“Oh, jadi kau mengharapkan dia jatuh di tanah?” tatap Leandra.
“Eh, benar juga... Jika dia jatuh di tanah, pasti langsung mati...” tatap Jouris dengan panik.
Tapi Leandra terkejut. “Tunggu!! Kenapa kau dari dulu tidak melakukan itu saja! Karena aku ingin dia jatuh di tanah sekalian!” tatapnya dengan kesal.
“E... Memang nya kenapa?” Jouris menatap heran.
“Hmp... Dia benar-benar menjengkelkan, dia seperti selalu menempel padaku, apalagi setelah kejadian beberapa hari itu, aku benar-benar tak mau bertemu dengan nya lagi, dan karena kamu, dia mungkin menjadikan ku sebagai sasaran empuk... Dia bahkan tidur di kamar ku!!” Leandra menatap kesal.
“Apa?!!!” Jouris terkejut tak percaya. “Astaga... Kau benar-benar bisa melakukan itu...”
“Apanya yang harus di kagumi! Kenapa dia tidak tidur di rumah mu saja sih!”
“Eh, rumah ku, ya gak papa sih... tapi pastinya Tora gak bakal mau.”
“Haa... Terserah... Ini menjengkelkan...”
“Tapi, jika dia tidur di tempat mu, itu berarti dia bisa tidur dengan sangat nyaman...”
“Yah, karena pill tidur...”
“. . . Huh? Tidak, maksudku dia mungkin bisa tidur dengan tenang tanpa ada apapun yang memburunya, karena topeng buas tak pernah melepas topeng mereka bahkan menyamar jadi orang biasa, mereka rasanya tak mau ada yang curiga, jadi mereka selalu membuka mata untuk mencari mangsa di malam hari maupun siang hari... Merampok dengan sesukanya dan tak takut polisi datang karena setiap polisi datang selalu saja terlambat, dan topeng buas bisa mengatasi nya dengan tenang-tenang saja,” kata Jouris.
Hal itu membuat Leandra terdiam, dia lalu mengingat saat Tora mengambil pill tidurnya. “Apa maksudnya, itu tetap menjengkelkan...”
“Hm, tapi jika aku bisa mendapatkan mu, lalu aku menculik mu kemudian menyerahkan nya pada Tora, dia pasti akan memasukan ku ke dalam geng nya!” Jouris punya rencana licik membuat Leandra terdiam polos menatap nya.
“Ada apa? Kenapa tatapan mu sama seperti saat pertama kali kita bertemu?”
“Hehe, tak ada, lanjutkan ini,” Jouris menatap dengan tidak nyaman.
“Ngomong-ngomong apa kamu suka membaca buku seperti ini?” tatap Leandra.
“Aku bermimpi untuk bergabung dengan topeng buas, mereka bilang jika aku ingin bergabung, aku harus bisa menguasai kalimat religius, karena mereka begitu religius, tak hanya itu, mereka tertarik dengan cerita sebelum tidur...”
“Aneh banget... seperti anak kecil saja, jadi mereka ingin ada seorang pendongeng. Eh, tapi... Mereka religius? Bukankah mereka perampok.... Uh... Lupakan itu, aku tak peduli...” Leandra berubah pikirkan setelah terlintas Tora di pikiran nya. “Lupakan, aku tak mau tahu...” dia menjadi fokus membantu. Tapi ia menjadi berpikir dan mengingat ketika Tora mengambil tulisan tangan nya dan membacanya. “Dia tak bisa begitu memahami kalimat yang aku tulis, dia hanya memuji tulisan ku, apakah dia juga suka cerita? Kebetulan aku harus membuat cerita baru, tapi tetap saja.... Aku tidak suka dia.... Sangat menjengkelkan...” Leandra tampak khawatir dan kesal.