Proposal Cinta Via Kanjeng Mami

"Hei ubur-ubur"

Dinda menghentikan langkahnya mendengar seruan pria yang baru di kenalnya

"Dia pasti mau mencari gara-gara lagi" gumam Dinda lirih dan memutar matanya jengah.

"Maaf tuan muda, siapa yang tuan panggil" ucap wanita yang merupakan Asisten kepala dalam keluarga COWEL

"Tentu saja gadis ini" ucap Simon, pandangannya memindai Dinda dari atas sampai bawah "Lumayan juga" gumamnya dalam hati "Tidak tidak.. Ubur-ubur memang cantik tapi dia menyengat"

Dengan menggunakan dress warna baby blue selutut di padukan dengan rompi jeans Dinda terlihat seperti gadis remaja sempat membuat Simon terpesona namun ego mengalahkan segalanya.

"Maaf tuan Kanjeng Mami sudah menunggu" ucap Asisten rumah tangga.

Tanpa berkata apa-apa Simon berjalan terlebih dahulu sambil melayangkan senyum smirk.

Dinda mengerutkan kening memandang aneh pada calon atasannya.

"Mari Nona" ucap Asisten kepala melihat Dinda bergeming di tempatnya.

"Ah iya" Dinda berjalan menyusuri lorong demi lorong hingga sampailah dia dimana Kanjeng mami dan Tuan Cowel sudah duduk di meja makan

"Selamat malam Kanjeng Mommy ku tersayang" Simon menghampiri Kanjeng Mami dan mencium tangannya "Selamat malam dad" ucapnya menyapa

"Hmm.. Syukurlah kau masih ingat mom and dad mu" ucap dad James, ayah Simon yang berkebangsaan Amerika.

"Oh ayolah dad kalian selalu di hatiku" ucap Simon modus, James mencebik menanggapi putranya.

"Selamat malam Kanjeng mami" Sapa Dinda yang sedari tadi berdiri di belakang simon bersama Asisten kepala

"Oh selamat datang cah ayu, sini sini duduk sebelah sini" ucap Kanjeng mami yang baru menyadari kehadiran Dinda "Perkenalkan ini dedy James ayah Simon" Dinda menunduk hormat pada ayah calon atasannya.

"Kanjeeeng Moommyyyyy!! Assalamualaikum" seru seorang wanita cantik wajah blasteran Jawa Amerika dengan suara keroncongnya. Wanita itu Olivia Cowel kakak Simon yang datang bersama suami dan anak-anaknya

"Emmuuach" oliv mencium pipi Kanjeng mami melingkarkan kedua tangannya di leher Kanjeng mami "I miss you Kanjeng mommyyy" ucap Olivia memeluk erat Kanjeng Mami membuat ibunya tercekik.

"Eh..Eh.. cah gemblung, kowe mau bikin Kanjeng Mami terbang ke atas" ucap Kanjeng Mami gemas.

"Iih Kanjeng mami, ya Gak mungkin lah, Kanjeng Mami Kan kesayangan oliv" ucap Olivia manja dan beralih memeluk James dan mencium pipinya

"Kesayangan tapi kok Gak pernah di jenguk" omel Kanjeng Mami "Mana cucu-cucuku"

"Kami disini oma" teriak Clara berlari menghampiri Kanjeng mami.

"Ayune cucuku (Cantiknya cucuku)" Kanjeng Mami mencubit pipi Clara gemas.

"Omaaah.. sakit" Clara mendengus dan mengusap pipinya kemudian tersenyum mencium pipi oma nya "Yang benar itu seperti ini Kanjeng omah" ucap Clara membuat semua tertawa.

setelah mencium Clara Kanjeng Mami beralih mencium Stevan kakak laki-laki Clara.

Pemandangan di depan membuat hati Dinda menghangat melihat keakraban anggota keluarga Kanjeng Mami.

Ditengah-tengah candaan pandangan Olivia tertuju pada orang asing yang duduk di depan adiknya "Kau tidak mau memperkenalkan kekasihmu padaku Sim" celetuk Olivia membuat Dinda dan Simon membulatkan mata.

"Kekasih! Dia! Big no" ucap Simon menolak

"Siapa juga yang mau menjadi kekasihmu, huh! mulut uda kayak landak" cicit Dinda

"Oh Dia Dinda calon istri Simon" ucap Kanjeng Mami sontak membuat semua yang ada di meja makan menatapnya penuh tanda tanya termasuk tuan James karena tidak ada percakapan sebelumnya.

"Mom! What you mean?" protes Simon

"Oh maksudku dia itu calon sekretaris Simon, siapa tau jodoh" ucap Kanjeng Mami enteng

Olivia dan yang lain hanya manggut-manggut dan mengucapkan "Aamiin" bersama-sama, dalam keluarganya tidak pernah mempertanyakan bibit bebet dan bobot, selama gadis itu baik dan tulus mereka menerima, apalagi usia Simon sudah mendekati kata expired

Simon mendengus, entah kenapa dia merasa seluruh keluarga sedang memaksanya untuk menikah, tapi menikah dengan gadis di depannya "big no and never" batin Simon, matanya menatap Dinda yang hanya diam Karena acara makan malamnya memang belum di mulai.

Pandangan Dinda juga mengarah pada Simon hingga dua pasang mata itu pun bertemu sejenak terpaku dan saling mengagumi untuk sesaat, setelah sadar keduanya membuang muka.

"Hei.. Kenalkan aku Olivia kakak Simon" Olivia mengulurkan tangannya, Dinda pun berdiri menyambut uluran tangan Olivia.

"Saya Dinda Nona"

"No.. No..No.. panggil aku kak Oliv.. Okey!" pinta Olivia

Dinda mengangguk dan melepaskan jabatan tangannya "Baik kak Oliv"

"and perkenalkan juga dia my husband Raditya Evanda, putri kecilku yang comel Clara dan Stevan putraku yang ganteng seantero jagat raya" Olivia memperkenalkan satu persatu keluarganya dengan ramah.

"Hallo aunty" ucap Clara dan Stevan bersamaan.

"Halo juga, senang bisa mengenal kalian" ucap Dinda tersenyum ramah.

"aku juga senang, apalagi kalau aunty beneran sama uncle, kita pasti bertemu setiap hari" ucap Clara senang.

"Mom! Kapan Kita makannya" protes Simon, dia sudah jengah mendengar obrolan yang unfaedah menurutnya.

"Sabar, Kanjeng mami saja sudah sabar sedari tadi menunggu kalian kalian ini, mbok pikir aku ndak kelaparan nunggu kalian" ucap Kanjeng Mami ketus "Mariaam" seru Kanjeng Mami.

"Saya Kanjeng Mami" Mariam berlari tergesa-gesa menghampiri majikannya.

"Siapkan semuanya, Anak sama mantu dan cucuku sudah lapar"

"Baik Kanjeng Mami"

Mariam dibantu beberapa maid mengeluarkan menu yang sudah disiapkan dan menatanya di meja makan.

Malam ini Acara makan malam berjalan tenang tidak ada obrolan di meja makan karena Kanjeng Mami sudah memberi peraturan tidak ada suara di meja makan.

Setelah Acara makan malam selesai semua keluarga berkumpul di ruang keluarga disana Kanjeng Mami mulai membahas tentang rencananya untuk menjadikan Dinda sebagai sekertaris Simon dan keputusan Kanjeng Mami sudah bulat bahwa besok Dinda sudah mulai bekerja.

"Tidak bisa begitu mom, bagaimana bisa mom membuat keputusan tanpa musyawarah dulu" protes Simon.

"Apakah disini ada yang tidak setuju dengan keputusanku, angkat tangan" ucap Kanjeng Mami tegas.

Dan sayangnya hanya Simon yang mengangkat tangan sedangkan yang lain mana berani menentang keputusan Kanjeng Ratu, Simon melirik kakaknya meminta bantuan, Olivia pura-pura tidak melihat adiknya begitu juga daddy James, tidak ingin mendapat sumpah serapah dari Kanjeng mami.

Dengan perlahan Simon menurunkan tangannya mendengus kesal menatap tajam pada Dinda, sedangkan Dinda tanpa menutupi tentu saja dia senang mendapat pekerja dengan gaji yang fantastis.

"Baik! Tapi ada syaratnya" ucap Simon "Aku memberi dia kontrak tiga bulan, selama tiga bulan dia tidak bisa bekerja dengan baik, maka kontraknya berakhir" tegas Simon.

"oke.. Bisa di terima, ada yang lain?"

"Ada.. Dia tidak boleh terlalu dekat denganku"

"Yakin?? Takutnya nanti malah you yang tidak bisa jauh dari nya" ucap Kanjeng mami dan sekali lagi di aamiin kan oleh anggota keluarga.

"Sudah tidak ada perdebatan lagi, Karena sudah malam sebaiknya kau antar Dinda pulang, karena besok dia akan memulai pekerjaannya and mami tidak mau kau mempersulit dia" perintah Kanjeng Mami

"What! Aku! Mengantar dia pulang!" tunjuk Simon pada dirinya sendiri..

Bersambung..

Terima kasih sudah singgah di karya ke dua aku.. Mohon dukungannya yaa lopiu all 🥰🙏🙏