Abel adalah gadis desa yang sudah lama merantau di kota, siapa sangka ia terkena musibah di culik saat membantu mempersiapkan pernikahan temannya. Sedangkan Tomi dia seorang pria yang kaya raya di kota tetapi ia sangat dingin terhadap wanita, ia pernah melihat Abel di sebuah cafe dan tertarik padanya. Siapa sangka karena tragedi penculikan itu mempertemukan mereka, akankah Tomi bisa bersama dengan gadis yang bisa membuatnya tertarik itu?kalau pun bisa bersama akankah hubungannya bertahan lama karena status sosial mereka yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Riko yang melihat sikap Raina yang aneh menaruh curiga padanya. Lalu Riko mengirim pesan kepada Tomi kalau Raina berada di rumah.
Tomi pun yang masih berada di butik juga menaruh curiga kepada Raina, ia tahu seperti apa sifat Raina yang tak pernah mau menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan bahkan ia termasuk orang yang nekat. Lalu Tomi menyuruh Riko untuk mengawasi gerak-geriknya.
Sementara itu Tomi pun merasa sedikit bosan karena ia terlalu lama menunggu Abel yang belum keluar-keluar saat sedang mencoba bajunya, ini baju pertama yang Abel coba.
Saat percobaan yang pertama ia langsung menyukainya, "ini seperti gaun pengantin impianku" ucap abel.Lalu Abel keluar untuk memperlihatkan kepada Tomi, Tomi yang melihatnya pun kagum dengan aura abel yang seperti seorang pengantin, cantik seperti gaunnya.
Akan tetapi Tomi menyuruhnya untuk memilih yang lain "itu bagus, tetapi itu terlalu besar dan mewah coba ganti yang lain" ucap Tomi.
Sebenarnya Abel pun sependapat dengan Tomi "benar juga si ini terlalu besar, sebenarnya aku cukup kesusahan untuk berjalan dengan rok yang terlalu besar dan mengembang, aku coba cari yang lebih sedikit simpel" katanya dalam hati.
Lalu untuk percobaan yang ke dua, Tomi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu yang ketiga kalinya ia mengacungkan jempolnya tapi lalu Tomi membaliknya ke arah bawah. Seketika Abel yang tadinya sudah tersenyum pun menarik kembali senyumannya.
Kemudian Abel kembali dan mencoba yang ke empat kalinya tapi Tomi masih melakukan hal yang sama, ia belum melihat gaun yang cocok dengannya. Semua model sudah ia coba semuanya, dari yang panjang, sedang dan pendek tetapi belum ada yang pas. Entahlah gaun seperti apa yang Tomi cari, Abel sudah mencobanya untuk yang 20 kalinya tetapi tetap saja Tomi tidak menyukainya.
Abel pun lemas dan terduduk di lantai "sudah cukup, aku sudah nggak sanggup lagi " ucap Abel sambil memegang ekor gaun yang panjang. Lalu Tomi menghampirinya "dasar katrok, masa milih gaun aja nggak bisa" kata Tomi sambil menggendong Abel yang terduduk di lantai.
Lalu Tomi memutuskan untuk memilih sendiri untuk Abel. Ia melihat gaun yang tergantung rapih,tidak butuh lama untuk Tomi memilih ia langsung menemukan satu gaun yang bagus. Lalu memberikan ke penjaga butik untuk membungkusnya dan menyuruhnya untuk mencarikan sepasang sepatu yang cocok dengan gaunnya.
"Berapa ukuran sepatu mu? " tanya Tomi
"29" jawab Abel yang masih bingung dengan kelakuan Tomi.
"Ini gaunnya nggak di coba dulu" sambung Abel
"Nggak perlu, udah pas" jawab Tomi.
"Nggak perlu, kenapa nggak dari tadi kamu melakukannya. Aku tadi udah capek-capek kesana kesini, coba yang ini dan itu, tapi malah ujungnya tinggal di bungkus. Jadi tadi yang aku lakuin sia-sia dong." ucap Abel kesal.
"Terus ini sepatu juga nggak perlu di coba dulu nih" sambung Abel.
"Nggak, ukurannya udah pas" jawab Tomi.
"Lalu baju kamu gimana? " tanya Abel
"Aku udah milih" jawab Tomi
"Sudah, kapan kamu milihnya? kenapa nggak di coba dulu terus tanya ke aku bagus apa nggak" ucap Abel.
"Itu nggak perlu, percuma juga kamu nggak bakalan ngerti selera" Kata Tomi
Abel pun diam, hanya mengerutkan keningnya heran ia belum pernah bertemu dengan seorang pria yang seperti dia.
"Ya udah, kalau sudah selesai kita pulang " ucap Abel.
"Belum selesai, kita masih harus mengunjungi beberapa tempat lagi" jawab Tomi.
"Kemana" tanya Abel
"Nanti juga kamu tahu" jawab Tomi.
"Baiklah" ucap Abel sambil mengikuti langkah Tomi,
Tidak jauh dari butik itu Abel dan Tomi sudah sampai, hanya berjalan kaki saja. Abel masih mengikuti langkah Tomi yang masuk ke dalam toko perhiasan.
"Kita ngapain di sini" tanya Abel dengan polos.
"Kamu tahu ini tempat apa? " tanya Tomi.
"Tahu, ini di toko perhiasan" jawab Abel
"Kalau sudah tahu kenapa nanya, kita di sini untuk beli perhiasan untuk kamu. Aku nggak mau sampai nenek bilang lagi kalau aku suami yang tidak pengertian kepada istri" kata Tomi
Abel pun hanya tersenyum senang. "Ya udah, kamu aja yang langsung pilih, takutnya kaya seperti tadi" ucap Abel.
"Baiklah " ucap Tomi sambil meminta ke penjaga toko untuk mengeluarkan beberapa set perhiasan. Lalu mereka melihat, Abel menyukai salah salah satu dari perhiasan itu tetapi tidak berani untuk bilang ke tomi, "Tolong, pilihkan yang itu untukku" ucapnya di dalam hati. Tomi pun sudah memilih"tolong bungkus yang ini"kata Tomi kepada penjaga toko.
Abel pun merasa senang karena yang Tomi pilih adalah pilihannya juga. Lalu Abel menerimanya kemudian pergi keluar toko, saking senangnya ia sampai meninggalkan Tomi yang masih di dalam untuk menyelesaikan pembayaran.
Abel yang sadar kalau Tomi masih di dalam pun menunggunya di depan pintu keluar. "Kau masih di sini, ku kira kau akan langsung pergi pulang setelah mendapatkan semuanya" ucap Tomi.
"Nggak mungkin, kalau aku pulang aku mau naik apa? jalan kaki, mau naik angkot nggak pegang uang" jawab Abel.
"Karena baju sudah dapat, sepatu dan perhiasan juga sudah jadi sekarang kita pulang" ucap Abel lagi.
"Belum" jawab Tomi.
"Kemana lagi? ini sudah mulai gelap sebentar lagi malam nanti telat lo,, belum juga siap-siap nanti kalau nenek marah gimana? " ucap Abel.
"Nggak marah, nenek sudah tahu. Kita akan ke salon dulu, kita siap-siap di sana lalu langsung datang ke pesta" jawab Tomi.
"Apa salonnya juga di daerah sini, kita hanya perlu berjalan kaki bukan" tanya Abel.
"Kamu semakin cerdas" jawab Tomi.
Lalu Abel pun mengikuti langkah Tomi sambil menjinjing tas yang berisi baju, sepatu dan perhiasannya. Lalu mereka pun sampai di salon dan masuk ke dalam, Abel tak mau tanya ke Tomi lagi untuk apa ke sini.
"Ini salon langganan nenek, ia sering datang ke sini" ucap Tomi
"Benarkah? pantas saja nenek masih terlihat sangat muda dan cantik" kata Abel.
Kemudian pemilik salon menyambut mereka, tante Inez namanya. Ia sudah tak asing lagi dengan Tomi karena ia sudah beberapa kali mengantarkan neneknya ke salon ini.
"Apa kabar Tomi? " tanya tante Inez.
"Kabar baik tante, tante sendiri apa kabar? " balas Tomi.
"Baik, ayo duduk! " kata tante Inez
"Tadi nenek datang ke sini, katanya ingin tampil cantik di pesta pernikahan cucunya" ucap tante Inez
"Oh ya, nenek nggak bilang kalau mau ke sini" kata Tomi.
"Iya, tapi tadi cuma sebentar kok setelah selesai langsung pulang. Biasanya kan ngobrol dulu" kata tante Inez
"Mana istri kamu Tomi? tanya tante Inez
" Itu"jawab Tomi sambil mengarahkan tangannya ke Abel yang sedang melihat-lihat sekeliling salon yang mewah. Lalu Tomi memanggil Abel dengan sebutan sayang, ia tak ingin terlihat tidak mesra di depan tante Inez.
"Sayang, bisa datang ke sini sebentar ada yang ingin aku kenalkan " ucap Tomi kepada Abel, Abel yang tidak tahu kalau Tomi yang memanggilnya pun hanya diam tak menanggapi dan masih sibuk dengan melihat sekeliling salon.
Beberapa kali Tomi memanggilnya tapi tak ada respon dari Abel. Tomi yang kesal dan malu dengan tante Inez lalu menghampiri Abel dan menarik tangannya.