Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 - Penandaan
Selena mengerjapkan matanya dan mendapati dirinya berbaring di atas paha Ares. “Sudah berapa lama?” tanyanya dengan suara serak.
“Sudah tiga jam.” Ares mengalihkan perhatiannya dari layar hologram kemudian menutup mata Selena. “Tidurlah lagi,” ucapnya lembut.
Selena melepaskan tangan Ares kemudian menegakkan tubuhnya. “Ada janji yang harus kupenuhi,” ujarnya nakal.
Ares tersenyum kecil kemudian menarik tangan Selena hingga tubuh mereka saling menempel. “Jangan berlebihan.”
“Kau membelanya?” Selena melayangkan tatapan curiga.
“Tidak, Dokter Althea berasal dari Keluarga Harris dan cucu Marshal Hades Harris,” jelas Ares supaya dia tidak salah paham. “Aku hanya memperlakukannya dengan baik karena ayahnya adalah mentorku di akademi.”
“Tak heran.” Selena mendecakan lidahnya. “Dengan latar belakang sebesar itu dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan bebas.”
Selena sungguh iri karena meskipun mereka berasal dari latar belakang yang sama tapi nasibnya seperti langit dan bumi.
“Dokter Althea menyinggungmu mungkin karena usulan petinggi militer.” Ares sudah menolak usulan tersebut karena mereka tidak cocok dan energi guidenya tidak berguna untuknya.
Dia lebih suka membiarkan militer membunuhnya saat mengamuk.
“Usulan apa?” tanya Selena penasaran.
“Tingkat kecocokan kami 49% dan dia adalah Guide dengan kecocokan tertinggi denganku. Tubuhku mulai memburuk sehingga tidak cocok berada di garis depan. Petinggi memerintahkan untuk bertugas di garis belakang dan menyarankan kontrak partner dengan Dokter Althea,” jelas Ares.
“Aku menolaknya.”
“Kenapa kau menolaknya?” Mereka memiliki latar belakang yang sama dan sukses dengan karier masing-masing. Dia pernah mendengar gosip bahwa Ares dan Althea adalah pasangan yang cocok.
“Kami tidak cocok dan aku hanya menganggapnya sebagai putri dari mentorku,” jawab Ares sambil menghela napas.
“Ada satu hal yang belum aku katakan padamu.” Tiba-tiba ekspresinya berubah serius lalu mengangkat tangannya yang dilindungi oleh sarung tangan hitam. “Siapapun yang menyentuh tanganku akan berakhir hancur.”
“Tapi aku pernah menyentuhnya.” Jika Selena tidak salah ingat dia pernah menyentuh tangan Ares ketika jatuh di bak mandinya.
“Karena itulah aku memilihmu.” Ares menundukan kepalanya sehingga dahi mereka bersentuhan. “Kau ditakdirkan untukku dan aku tidak bisa melawanmu.”
“Dalam hidup ini hanya kau yang bisa menjadi Guideku.”
Selena menelan ludahnya dengan kasar ketika wajah mereka saling berdekatan. “Kau … apakah tidak penasaran tentang diriku sebenarnya?” tanya Selena gugup.
“Aku tidak peduli, aku akan menyukai segala hal tentangmu meskipun itu yang paling buruk sekalipun.” Ares memiringkan kepalanya kemudian mencium bibir Selena dengan kuat, kali ini tidak ada kelembutan karena dia ingin menunjukan dominasinya.
Selena berusaha mengimbangi Ares karena tidak mau kalah, tetapi akhirnya dia menyerah karena Ares lebih ahli darinya. Dia merasa ada lidah lembut yang menggelitikinya sehingga membuat Selena tidak tahan dan mengerang dengan suara rendah.
Dia mencengkram pakaian Ares dengan kuat hingga membuatnya kusut untuk melampiaskan hasratnya.
Ares memperdalam ciuman mereka lalu mengulum bibir Selena dan tidak memberinya kesempatan untuk membalas. Dia seperti musafir yang akhirnya menemukan air untuk melepaskan dahaganya. Dia ingin melanjutkan ciuman mereka tetapi Selena mulai kesulitan bernapas.
“Bernapaslah,” bisik Ares dengan suara serak.
Selena menghirup oksigen dengan rakus dan menyembunyikan wajah merahnya di pelukan Ares. Dia sungguh malu meskipun ini bukan ciuman pertama mereka. “Katakan dengan sejujurnya apakah kau pernah berciuman dengan orang lain?” keluhnya kesal karena bibirnya sakit.
“Tidak, hanya kau wanita yang pernahku cium.” Ares menundukan kepalanya lalu mengangkat dagunya. “Satu-satunya.”
Wajah Selena semakin memerah kemudian dia mendorong Ares. “Aku harus pergi!”
Ares tidak menghalanginya dan memberikan sebuah gelang pada Selena.
“Gelang apa ini?” tanya Selena penasaran sambil melihat gelang transparan itu.
“Ini gelang peninggalan ibuku.” Ares memainkan gelang ditangannya dan tatapannya meredup ketika mengingat ibunya.
Gelang ini dilengkapi dengan GPS dan perisai pelindung yang otomatis aktif ketika penggunanya dalam bahaya.
“Meskipun militer berusaha menjaga Guide dengan aman, bisa saja ada kejadian tak terduga yang bisa membahayakanmu. Gelang ini bisa melindungimu dan aku pasti akan datang untuk menolongmu,” jelas Ares sambil memasangankan gelang dipergelangan tangan Selena.
“Jangan pernah melepas gelang ini!”
oOo
Selena menepati janjinya dan pergi ke rumah sakit militer untuk mengunjungi Althea. Dia bertanya pada perawat akan keberadaannya dan ternyata dia berada di kantornya. Sambil menahan senyum licik dan nakalnya dia memasuki kantor Althea dan melihatnya sibuk dengan dokumen.
“Dokter Althea.”
Althea menghentikan pekerjaannya dan menatap Selena dengan pandangan benci yang tersamarkan dengan baik. “Kau datang juga.”
Selena mendekati Althea dan terlihat cemas.
“Ada apa denganmu?” tanya Althea sambil mengerutkan dahinya.
“Tubuhku terasa sakit dan berat.” Selena menundukan kepalanya sambil memainkan jarinya.
“Bagian mana yang sakit?” Althea terlihat senang dan berdoa di dalam hati supaya penyakitnya parah.
“Leherku.” Selena meringis kesakitan sambil menyentuh lehernya. “Tubuhku juga terasa berat setelah bangun tidur.”
“Dokter, apakah aku terkena penyakit mematikan?” tanya Selena panik.
“Biar aku cek dulu.” Dia menunjuk ranjang perawatan supaya bisa berbaring di sana.
Selena berjalan mendekati ranjang kemudian melepaskan syal yang menutupi lehernya.
Althea tercengang hingga membuat tubuhnya membeku dia menyadari apa yang membuat Selena sakit.
“Kau baru saja mengikat kontrak dengan Ares?” seru Althea meninggikan suaranya.
“Kontrak? Kami belum melakukannya,” jawab Selena polos.
“Jelas-jelas ada tanda gigitan Ares dan aromanya memenuhi tubuhmu.” Althea merasa marah sekaligus kecewa karena orang yang dia kagumi malah mengikat kontrak dengan Guide rendahan.
Apalagi dia adalah Guide kelas F.
Yang paling buruk dari yang terburuk!
“Aku tidak tahu jika Ares memaksakan kontrak padaku, aku hanya mematuhi perintahnya.” Tiba-tiba Selena meneteskan air matanya seolah-olah baru saja mengalami pelecehan.
“Di- dia terlalu menakutkan.” Tubuh Selena gemetar menunjukan bahwa dia takut pada Ares.
Althea mengepalkan tangannya dengan kuat dan melihat secercah harapan yang bisa dia manfaatkan untuk memanipulasi Selena.
“Jika kau tidak menyetujui kontrak ini maka kau bisa melaporkannya pada Asosiasi Perlindungan Guide,” saran Althea sambil menyeringai.
Jika Selena melaporkannya maka akan membuat Ares marah.
“Apakah asosiasi bisa membatalkan kontranya?” tanya Selena tersedu-sedu.
“Mereka mungkin tidak bisa membatalkan kontraknya tapi mereka bisa membawamu menjauh dari Ares demi keamananmu.”
Pada era ini perlindungan terhadap Guide sangat kuat dan Sentinel tidak bisa memaksa mereka mengikat kontrak. Bahkan tentara garis depan yang sangat membutuhkan Guide tidak bisa melanggar aturan ini.
Oleh sebab itu Guide di sini hanya melakukan kontrak sementara.
“Aku akan mencobanya.” Selena menghapus air matanya lalu bangkit dari ranjang.
“Terima kasih atas sarannya Dokter Althea, kau sungguh orang yang baik.” Selena menekan kata terakhirnya lalu meninggalkan kantornya.
Topeng menyedihkan diwajahnya seketika menghilang setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya. “Sungguh wanita yang licik,”
“Jadi inilah niatmu sebenarnya.” Awalnya Selena tidak ingin berurusan lagi dengannya setelah membalaskan dendam kecilnya. Namun, wanita itu tidak akan menyerah menganggunya sampai dia menghilang dari sisi Ares.
“Jika itu yang kau inginkan maka aku akan meladenimu.”
-TBC-