NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 4

Keesokan harinya, saat istirahat, Kannita berjalan melintasi koridor sekolah sambil asyik berbicara di telepon dengan temannya. Tanpa diduga, sebuah bola hampir mengenai kepalanya, namun tiba-tiba digagalkan oleh Asher yang tiba-tiba dengan sigap menangkap lemparan bolanya.

"Siit!" terdengar suara bola berhenti di udara.

Secara spontan, pandangan semua siswa dan siswi tertuju pada mereka. Sebagian siswi bersorak dan mengeluarkan kata-kata candaan.

"Ciee, Asher," ucap salah seorang siswi sambil tersenyum.

"Wah, tumben, Sher," kata yang lain sambil tertawa.

Namun, Asher hanya menanggapi dengan santai, disertai senyuman manisnya. "Makanya, kalau jalan lihat tuh yang bener. Jangan asyik teleponan aja."

Kannita merasa malu dan kesal atas insiden tersebut. Tanpa pikir panjang, dia spontan memukul bahu Asher dengan sedikit keras.

"Aduh, kenapa sih!" protes Asher sambil menggosok-gosok bahunya yang terkena pukulan Kannita.

"Lo tuh ya bikin gue malu tau gak, Asher! Kenapa sih negurnya kayak gitu?" kata Kannita dengan nada kesal, lalu bergegas pergi dari tempat itu dengan wajah yang masih memerah.

Asher memandang Kannita yang pergi dengan ekspresi kebingungan. Dia merasa sedikit menyesal telah membuat Kannita marah.

"Maaf, Kannita. Gue enggak bermaksud buat lo malu," gumam Asher pelan.

Beberapa jam kemudian, saat pelajaran berakhir, Asher mencari Kannita di antara kerumunan siswa di koridor sekolah. Dia ingin meminta maaf atas insiden tadi.

"Kannita, tunggu bentar!" panggil Asher sambil berusaha mengejar Kannita yang terburu-buru meninggalkan kelas.

Kannita berhenti sejenak dan menoleh ke arah Asher, masih terlihat kesal di wajahnya.

"Apa lagi sih, Asher?" tanya Kannita dengan nada yang agak dingin.

"Maaf ya, gue atas tadi gak buat lo malu. Gue cuma mau bantu ngelindungin dari bola yang hampir kena kepala aja," ucap Asher dengan tulus.

Kannita menatap Asher dengan ekspresi yang sedikit melunak. Meskipun masih merasa kesal, dia bisa merasakan kejujuran dari kata-kata Asher.

"Gue tahu, Asher. Tapi tolong, jangan bikin gue malu di depan teman-teman lagi, ya?" ucap Kannita dengan lembut.

"Salah mulu ah perasaan, harusnya tadi gue biarin aja lo kena bola lain kali," jawab Asher dengan senyum.

Kannita mendengkus lalu mengangguk sebagai tanda pengertian, lalu keduanya berjalan bersama-sama meninggalkan koridor sekolah dengan tujuan yang berbeda.

***

Suasana yang begitu ramai dapat Kannita rasakan ketika kakinya terpijak pada lantai marmer yang memperlihatkan siswa-siswi yang sedang berlalu lalang.

Kantin sekolah dipenuhi dengan siswa dan siswi yang antusias membeli makanan untuk istirahat. Kannita berdiri di depan meja kantin, memilih menu apa yang ingin dia beli saat tiba-tiba Asher muncul di sampingnya. Dan langsung menyerobot antrian Kannita. Kannita yang melihatnya mendengkus kasar sembari melipat kedua tangannya ke dada.

"Berapa, bi?" tanya Asher kepada bibi kantin sambil menatap Kannita yang terlihat kesal.

"20 ribu, Dek," jawab bibi kantin sambil menunjukkan hasil perhitungan di kalkulator.

"Oh iya, bi. Mau nanya boleh ga?" ucap Asher sambil memberikan uangnya kepada bibi kantin.

"Iya, Dek. Mau nanya apa?" kata bibi kantin dengan perasaan heran.

"Bi, kenapa ya cewek itu kok selalu banyak marah dan cemberut? Apa dia lagi PMS ya?" ucap Asher sambil melirik Kannita.

Kannita langsung tersentak mendengar ucapan Asher. Tanpa berpikir panjang, dia memukul lengan Asher dengan keras.

"Heh! ngomong apa tadi lo, Asher?!" bentak Kannita dengan suara yang penuh emosi.

Asher terkejut dengan reaksi Kannita, tapi kemudian dia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Baru kali ini nemuin cewek kek gini, duh ngakak anjir. Apalagi ngeliat ekspresi mukanya, hahaha..." gumam Rizky sambil tertawa.

Kannita merasa semakin kesal mendengar ejekan Asher. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia memutuskan untuk tidak membeli makanan dan langsung pergi dari kantin.

Asher memperhatikan Kannita yang pergi dengan langkah cepat, merasa lucu akan tingkah laku Kannita yang masih tidak berubah sejak dulu. Namun, dia juga tidak bisa menahan tawanya saat mengingat reaksi spontan Kannita.

Beberapa menit kemudian, Asher menghampiri Kannita yang sedang duduk sendirian di bangku taman sekolah. Melangkahkan kakinya dengan pelan, dan mendudukkan dirinya di samping Kannita.

"Dih gitu aja marah, Nit. Gue aja padahal enggak marah tuh kalo lo bully gue," ucap Asher dengan nada suara yang jenaka.

Kannita menatap Asher dengan ekspresi yang masih kesal, tetapi dia juga bisa melihat raut wajah Asher yang seperti orang tak bersalah.

"Hais ngomong sama lo gak ada abisnya. Emang sih lo nyebelin banget, orang yang gue temuin yang benar-benar kayak tai," ucap Kannita dengan nada yang tegas.

Asher menggaruk tengkuknya yang tak gatal, menerima teguran Kannita dengan tulus. "Iya udah deh, maaf ya Nita. Udah tuh."

Kannita menghela nafas panjang, merasa sedikit lega karena Asher meminta maaf. Meskipun masih merasa kesal, dia juga sadar bahwa Asher adalah teman baiknya dan tidak bermaksud menyakiti hatinya.

"Mungkin lo harus berpikir dua kali sebelum ngejokes, lo tau kan kadang ada jokes yang enggak pantas, Sher?" kata Kannita sambil tersenyum tipis.

Asher mengangguk mengerti. "Iya, gue berusaha buat enggak gitu lagi kok, makasih Nita nasehat rohaninya hehe."

"Nasehat rohani apaan! Gue lagi ngomelin lo tai, bukan khotbah!" ucap Kannita mendengkus kasar.

"Yaelah Nita, biasa aja kali!" ucap Asher dengan tawa renyahnya.

Kannita melipat kedua tangannya ke dada, "lo tuh dari kecil suka banget bikin gue emosi deh!"

Asher yang melihat itu pun sedikit mengalah, "iya udah nih, sekarang lo mau apa? Mau gimana?"

Kannita berpikir sejenak, lalu kemudian teringat perilisan film horor yang baru-baru ini menjadi booming, "abis ini ke bioskop yuk, ada film terbaru nih!"

"Film apa emang?" tanya Asher sembari menautkan kedua alisnya.

"Ada deh, pokoknya film horor!" ucap Kannita tegas.

"Aduh horor terus perasaan," ucap Asher sembari menghela nafasnya.

"Terus apa dong kalo enggak horor? Padahal mah kalo enggak horor ya enggak seru!" ucap Kannita bingung.

"Romantis kek apa kek gitu, atau action," usul Asher yang langsung mendapatkan tatapan tak suka dari Kannita.

"Enggak ah, tetep horor!" ucap Kannita tak mau kalah dengan Asher. Tangannya berkacak pinggang dengan tatapan yang tajam.

Mau tak mau Asher pun mengikuti ucapan Kannita, "ah terserah lo deh, Nit!"

Sesekali Asher menimpali ucapan Kannita dengan ogah-ogahan, karena merasa membantah atau memberi usul pun hanya sia-sia karena pasti tidak akan di dengar oleh gadis tersebut yang sedari tadi asik menunjukkan beberapa rekomendasi film horor terbaru di bioskop yang akan mereka tonton nanti sepulang sekolah.

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!