THE G.O.A.T FOOTBALL: Mengejar Mimpi

Beberapa hari telah berlalu sejak kekalahan pahit dari Granada. CD Leganés kini bersiap menghadapi ujian berat lainnya, yaitu SD Eibar, tim yang berada di posisi ketiga klasemen Segunda División. Pertandingan pekan ke-15 ini akan digelar di Estadio Municipal de Butarque, markas Leganés.

Suasana di kamp latihan Leganés terasa berbeda. Para pemain berlatih dengan intensitas tinggi, bertekad untuk bangkit dari kekalahan dan meraih kemenangan di kandang sendiri. Rahman, yang telah pulih sepenuhnya dari cedera, menjadi pusat perhatian. Ia diharapkan bisa kembali menjadi motor serangan Leganés dan membawa timnya meraih poin penuh.

"Kita harus tampil lebih baik dari pertandingan sebelumnya," ujar Pellegrino dalam rapat tim. "Eibar adalah tim yang sangat kuat, tapi kita tidak boleh gentar. Kita harus bermain dengan semangat juang yang tinggi dan memanfaatkan setiap peluang yang ada."

Rahman mengangguk setuju. Ia tahu bahwa pertandingan ini akan menjadi sangat penting bagi Leganés. Kemenangan atas Eibar akan menjadi momentum kebangkitan bagi tim, sekaligus memperkecil jarak dengan tim-tim di papan atas klasemen.

"Saya siap memberikan yang terbaik untuk tim, Señor," ujar Rahman dengan penuh semangat.

Pellegrino tersenyum. Ia percaya pada kemampuan Rahman. Ia tahu bahwa pemain muda Indonesia ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemain bintang.

"Saya yakin kamu bisa, Rahman," ujar Pellegrino. "Bermainlah dengan lepas dan nikmati pertandingannya."

Rahman mengangguk, ia akan mengingat nasihat Pellegrino. Ia akan bermain dengan sepenuh hati dan berusaha untuk memberikan kontribusi maksimal bagi timnya.

Malam sebelum pertandingan, Rahman tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan tentang pertandingan melawan Eibar. Ia membayangkan dirinya mencetak gol kemenangan, membawa Leganés meraih kemenangan.

Ia membuka ponselnya, membaca pesan-pesan dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Ia juga membaca pesan dari Cintia, yang selalu memberinya semangat dan motivasi.

"Rahman, aku yakin kamu bisa," tulis Cintia dalam pesannya. "Aku akan selalu mendukungmu, apapun yang terjadi."

Rahman tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki orang-orang yang selalu mendukungnya. Ia bertekad untuk tidak mengecewakan mereka. Ia akan memberikan yang terbaik di pertandingan besok, untuk Leganés, untuk Indonesia, dan untuk Cintia.

**********

Stadion Municipal de Butarque bergemuruh. Ribuan penggemar Leganés memenuhi tribun, melambaikan bendera dan syal kebanggaan mereka. Di seberang lapangan, para pendukung Eibar juga tak kalah bersemangat, meneriakkan yel-yel untuk membakar semangat tim kesayangan mereka.

"Selamat malam, para pecinta sepak bola! Kita akan menyaksikan duel sengit antara CD Leganés dan SD Eibar di pekan ke-15 Segunda División," suara komentator, Andrés Montes, menggema di stadion. "Ini adalah pertemuan pertama mereka di liga musim ini, setelah sebelumnya Leganés berhasil mengalahkan Eibar secara dramatis di Copa del Rey. Mampukah Leganés mengulang kesuksesan mereka? Atau akankah Eibar membalas dendam?"

Peluit kick-off berbunyi, menandai dimulainya pertandingan. Kedua tim langsung bermain dengan tempo tinggi, saling jual beli serangan. Eibar, yang berambisi untuk membalas dendam kekalahan di Copa del Rey, tampil agresif sejak awal. Mereka menekan Leganés dengan pressing ketat, berusaha merebut bola secepat mungkin.

Namun, Leganés tidak gentar. Mereka bertahan dengan disiplin dan terorganisir, mengandalkan serangan balik cepat untuk mengancam gawang Eibar. Rahman, yang kembali menjadi starter, menjadi motor serangan Leganés. Ia bergerak lincah di sisi kanan, melewati pemain-pemain Eibar dengan skill individunya yang memukau.

Di menit ke-10, Rahman mendapatkan peluang emas. Ia menerima umpan terobosan dari Roque Mesa, lalu menggiring bola melewati dua pemain Eibar. Namun, tendangannya masih melebar tipis dari gawang.

"Peluang pertama bagi Leganés!" seru Montes. "Rahman hampir saja membuka keunggulan bagi tim tuan rumah."

Eibar tidak tinggal diam. Mereka terus menekan, mencari celah di pertahanan Leganés. Di menit ke-20, Stoichkov, striker Eibar, berhasil melewati hadangan Kenneth Omeruo dan melepaskan tembakan keras ke arah gawang. Namun, Iván Villar, kiper Leganés, tampil gemilang dengan menepis bola tersebut.

"Penyelamatan gemilang dari Villar!" teriak Montes. "Leganés masih bisa bernapas lega."

Pertandingan semakin memanas. Kedua tim bermain dengan intensitas tinggi, saling bergantian menyerang dan bertahan. Tekel-tekel keras dan duel udara yang sengit terjadi di setiap sudut lapangan.

Di menit ke-35, Eibar nyaris mencetak gol. Sebuah umpan silang dari sisi kiri berhasil disambut oleh Quique González dengan sundulan keras. Namun, bola masih membentur mistar gawang.

"Hampir saja! Eibar nyaris membuka keunggulan!" seru Montes dengan nada tegang.

Leganés membalas serangan. Rahman kembali menjadi aktor utama. Ia melewati beberapa pemain Eibar dengan dribbling mautnya, lalu mengirimkan umpan silang akurat ke arah José Arnaiz. Namun, sundulan Arnaiz masih melebar dari gawang.

"Peluang emas bagi Leganés!" ujar Montes. "Sayang sekali, sundulan Arnaiz masih melebar."

Hingga babak pertama berakhir, skor masih imbang 0-0. Kedua tim bermain dengan sangat baik, namun belum ada yang berhasil memecah kebuntuan. Pertandingan ini benar-benar menjadi duel sengit yang menegangkan.

Bersambung...

JANGAN LUPA GYS UNTUK LIKE,KOMEN DAN SUBSCRIBE. DENGAN DUKUNGAN KALIANLAH YANG AKAN MEMBUAT NOVEL INI SAMPAI TAMAT.🙏🙏