NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Suasana di dalam kamar sepi. Hanya detikan jam yang menggema. Deru nafas Tiara juga terdengar lambat.

“Apa kamu cemburu?” Tiara bertanya pada dirinya sendiri. Tangannya bergerak membuang selimut yang menutup tubuh. Meski AC menyala, tubuhnya terasa panas ketika adegan perhatian Dirga pada Rosalin kembali melintas di benaknya. “Tidak aku tidak cemburu!” tolaknya.

Kemudian, ia beranjak untuk mengambil ponsel yang sempat low bat. Ternyata ada belasan pesan dari Vida yang masuk. Tiara segera menghubungi Vida. Panggilan telepon terhubung.

“Halo!” sapa Vida di seberang telefon.

“Vida, ada yang ingin aku tanyakan!” Tiara gegabah. Pasalnya ia tidak pernah merasakan perasaan menjengkelkan itu sebelumnya.

“Ada apa Tiara, emm— kamu menginap di mana?” sela Vida. Ferdinand sudah tiba di Bali, berada di satu pesawat yang sama dengan Rosalin. Sejak tadi Ferdinand, masih berada di Bandara karena tidak tahu harus pergi ke mana mencari keberadaan Tiara.

“Aku di Anvaya Resort,” jawabnya keheranan.

“Di kamar nomor?” desak Vida. Ia kasihan kalau Ferdinand sampai tidak bertemu dengan Tiara. Pasalnya Ferdinand berangkat sendiri.

“406!” sahut Tiara.

“Ferdinand akan segera datang menemui mu!” ucap Vida dan segera mengakhiri panggilan telefon.

“Apa-apaan ini!” gerutu Tiara. Ia tidak jadi mengutarakan isi hatinya tetapi, Vida mengatakan Ferdinand akan segera datang.

Rasa gerah membuat Tiara bergerak ke arah jendela, lalu membukanya. Bukan karena cuaca, tetapi karena ia merasa cemburu. Hanya saja ia belum menyadari kalau itu perasaan cemburu.

Kemudian, ia melihat sosok Dirga dan Rosalin yang tengah duduk berdua ke arah taman. Kedua netranya tertuju pada Dirga dan sang model duduk berdua saja.

Tiara terus mengamati, tidak bisa untuk tidak peduli dengan Dirga yang tengah berduaan dengan Rosalin. Ada rasa berat teramat sangat yang bersemayam dalam hatinya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pint

Tok.

Tok.

Tok.

“Ferdinand?” lirih Tiara menutup jendela dan berjalan membuka pintu. Benar saja, Ferdinand sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan yang tak bisa diartikan oleh Tiara.

“Kau benar ke sini?” tanya Tiara memberanikan diri membalas tatapan Ferdinand.

“Ya, aku yang masuk atau kita yang keluar dari sini! Aku harus bicara denganmu!” tawar Ferdinand. Ia sudah tidak sabar ingin menanyakan banyak hal pada Tiara.

“Emm—,” gumam Tiara.

Ferdinand menarik tangan Tiara, dan menuntunnya keluar dari kamar. Membawa Tiara menuju ke lantai dasar.

“Kita bicara di sana!” tunjuk Tiara menunjuk ke sebuah meja yang jauh dari tempat Dirga dan Rosalin. Ia tidak ingin Dirga mengetahui Ferdinand berada di tempat yang sama dengannya saat ini.

“Baik!” Ferdinand menurut lalu duduk di kursi yang di tunjuk Tiara. Dekat dengan kolam renang, tetapi jauh dari keramaian. Jauh dari Dirga dan Rosalin tentunya.

“Ceritakan semuanya! Aku akan mendengarnya!” ungkap Ferdinand. Di sini ialah pihak yang paling dirugikan. Baik Vida ataupun Tiara, sengaja menghindar seolah main petak umpet dengannya dalam waktu yang lama.

“Apa yang harus aku ceritakan?” Tiara balik bertanya. Hatinya sendiri masih berdebat dengan dirinya sendiri. Belum rasa cemburu yang ia rasakan barusan. Tiara sungguh belum siap mengutarakan semuanya pada Ferdinand.

“Siapa pria yang tiba-tiba menjemputmu waktu itu? Apa dia benar sepupumu? Kenapa kamu tidak menolak! Dan kenapa kamu tidak di rumah. Beberapa kali aku ke rumah dan ibumu tidak mengatakan apapun. Terakhir, kenapa kamu tidak memakai liontin pemberianku?” protes Ferdinand. Ia merasa berhak mendapat penjelasan dari Tiara mengenai apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Tiara menegakkan wajahnya. Kini ia dan Ferdinand saling berpandangan. Seharusnya, Tiara menggunakan kesempatan ini untuk menceritakan semuanya pada Ferdinand. Mengenai Dirga yang merenggut kehormatannya. Mengenai pernikahan kontrak mereka. Namun, Tiara hanya masih saja diam.

“Coba jelaskan!” desak Ferdinand meraih kedua lengan Tiara memaksa agar Tiara mau menceritakan semuanya.

Bukannya bercerita, Ferdinand mendapati Tiara dengan mata berkaca-kaca. “Apa kamu belum mau menceritakannya sekarang? Baiklah, mari kita mengobrol biasa saja!” ujar Ferdinand. Mengusap punggung tangan Tiara dengan penuh perhatian.

\* \*

“Bukankah itu Tiara?” tanya Rosalin.

“Di mana?” Dirga yang tengah memikirkan istrinya, terkejut karena Rosalin menyebutnya.

“Itu!” tunjuk Rosalin.

Dirga mengikuti arah pandangan mata Rosalin. Ia melihat Tiara dengan seorang pria. Ketika ia melihatnya dengan saksama, pria itu tanpa ragu tengah menggenggam jemari tangan Tiara.

“Itu Tiara kan?” Rosalin memastikan. Mengamati ekspresi tak biasa dari raut wajah Dirga.

“Ya, itu Tiara!” sahut Dirga. Bertanya-tanya siapakah pria yang duduk di dekatnya? Apa pria itu sama dengan pria yang bertemu dengan Tiara beberapa waktu lalu? Apa hubungan mereka?

“Aku rasa dia lebih dewasa dari yang terlihat! Ternyata dia tidak kembali ke kamar hotel, tetapi menemui kekasihnya!” ungkap Rosalin. Melihat kedekatan Tiara dengan pria yang duduk di sebelahnya.

“Itu bukan kekasih Tiara!” terang Dirga! Tidak terima pendapat Rosalin yang mengklaim Tiara memiliki kekasih. Sabar! Tidak seorang pun yang akan mengetahui pernikahannya dengan Tiara, termasuk Rosalin.

“Kamu tahu dari mana! Coba lihat pria itu perhatian sekali dengan Tiara!” ujar Rosalin tidak mau kalah. Sebenarnya, ia ingin Dirga juga menunjukkan perhatian seperti apa yang di lihatnya saat ini. Ferdinand, melepas baju hangat dan memberikannya pada Tiara. “Aku akan mengajak mereka ke sini!” Rosalin beranjak dari duduk dan segera menghampiri Tiara tanpa menunggu persetujuan dari Dirga.

“Sial!” gumam Dirga. Kalau tidak ada Rosalin mungkin ia sudah mematahkan tangan Ferdinand, yang lancang sekali menggenggam jemari Tiara. Dari jarak jauh saja hatinya sudah terbakar, apa lagi sekarang! Tiara dan Ferdinand bersama Rosalin tengah berjalan menghampirinya.

Rosalin mengambil duduk di sebelah Dirga, sementara Tiara duduk bersebelahan dengan Ferdinand.

“Kalian mau minum apa?” tawar Rosalin.

“Apa saja,” sahut Ferdinand. “Jadi, Tiara siapa mereka berdua ini?” tanya Ferdinand. Kedua sudut bibirnya melebar, membentuk sebuah senyuman. Mengamati dua orang di hadapannya satu per satu.

“Ini Nona Rosalin, dan Tuan Dirga Abraham,” sahut Tiara.

“Perkenalkan saya Ferdinand, saya teman kuliah Tiara.” Ferdinand mengulurkan tangan dan menjabat bergantian.

‘Ferdinand yang memberikan liontin, untuk apa dia ke sini! Cari mati! Bocah tengik itu harus diberi pelajaran! batin Dirga menatap tajam menunjukkan rasa tidak sukanya dengan Ferdinand.

“Aku ke sini bersama Tuan Dirga,” jelas Tiara. Dengan begitu, Ferdinand bisa sedikit menjaga sikap.

“Oh!” sahut Ferdinand. Mencoba menerjemahkan bahas isyarat dari kedua mata Tiara.

“Tiara aku kira kamu ke sini hanya dengan Dirga, ternyata kamu sama cie cie,” goda Rosalin. Ia mengamati Ferdinand yang tersipu. “Kalian pacaran ya?” selidiknya.

Tiara dan Ferdinand saling berpandangan.

“Dalam proses!” celetuk Ferdinand.

Tiara diam-diam melirik ke arah Dirga. Pria itu bungkam, wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi apapun.

‘Dalam proses! Gundulmu! Ferdinand, lancang sekali kau! Kalau tidak ada Rosalin pasti aku sudah mencincangmu!’ batin Dirga.

“Bagaimana dengan kalian? Apa Nona Rosalin dan Tuan Dirga sudah berpacaran?” tanya Ferdinand. Tiara menginjak kaki sahabatnya itu, tetapi sudah terlambat karena Ferdinand tidak paham dan tidak peka. Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibirnya.

“Aku dan Dirga tidak berpacaran, tetapi kita tertarik satu sama lain. Dalam waktu dekat kita akan menikah!” sahut Rosalin.

Dirga acuh, sibuk mengamati gerak-gerik Ferdinand. Sekali lagi ia melihatnya menyentuh tangan Tiara, Dirga tidak akan tinggal diam lagi. Wajahnya tampak jelas tidak menyulai Ferdinand.

Degh!

‘Jadi ini alasan Tuan Dirga merahasiakan pernikahanku dengannya, karena Rosalin! Ya, jadi Rosalin ini kah wanita yang dicintai suamiku? Seharusnya, aku bahagia. Itu artinya pernikahan kontrakku dengan Tuan Dirga selesai! Tidak aku tidak boleh sedih! Aku tidak boleh cemburu!’ pikir Tiara mengendalikan perasaannya.

“Emm— baiklah, aku dan Tiara akan pindah biar tidak mengganggu kalian!” ujar Ferdinand. Sorot mata Dirga yang terus tertuju padanya, membuat Ferdinand tidak nyaman.

“Kalian di sini saja!” cegah Rosalin. Ia merasa senang, mengira Dirga hanya ingin berdua dengannya saja.

“Tidak, aku dan Tiara akan berjalan-jalan sebentar ada banyak hal yang harus lita bicarakan juga,” dalih Ferdinand. Meraih tangan Tiara dan menuntunnya untuk beranjak.

“Kalian mau ke mana?” tanya Dirga. Ada penekanan di dalam suaranya.

“Aku akan berkeliling sebentar bersama Tiara!” jawab Ferdinand. Pria berkemeja biru muda itu selalu menunjukkan perhatian terhadap Tiara. Pandangan matanya juga hangat.

“Tidak bisa! Tiara segera kembali ke kamarmu sekarang!” bentak Dirga. Beberapa orang yang mendengar melihat ke arahnya.

Tiara terkesiap.

“Kembali ke kamarmu sekarang!” teriak Dirga.

Tiara menuruti titah Dirga, menolak ajakan Ferdinand.

Rosalin sampai mematung. Penasaran, mengapa Dirga bisa semarah itu?

Tiara bergerak menuju kamarnya. Sementara Ferdinand entah pergi ke mana. Kini, hanya ada Dirga dan Rosalin di sana.

“Aku mau tidur sekarang.” Dirga meminta izin. Berharap setelah kejadian ini Rosalin tidak berambisi untuk mendapatkannya lagi.

Langkah kaki Dirga lebar dan cepat. Kamar Tiara, satu-satunya tempat tujuannya saat ini.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!