Devanya Putri Erlangga adalah putri dari pengusaha kaya yang bernama Danu Erlangga. Saat ini dia masih kuliah semester lima dan dia sangat populer di Kampusnya karena kepintaran dan kecantikannya. Namun dia tidak mengetahui jika dirinya adalah anak dari istri kedua Danu Erlangga.Orangtuanya merahasiakan itu darinya.Hingga ibunya meninggal dan papanya pun kembali tinggal dengan istri pertamanya di Kota lain.Karena merasa papanya sudah tidak sayang lagi, Devanya pun berubah drastis.Dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya, hari-hari di laluinya dengan bersenang-senang dengan pacar dan juga sahabatnya.Setiap malam mereka selalu pergi ke Club dan menghabiskan waktu di sana.Sehingga papanya pun tidak tau lagi bagaimana cara mendidik anak gadisnya tersebut, hingga akhirnya diapun di jodohkan dengan anak pembantunya yang seorang polisi. Penasaran?? baca yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Sesampainya di rumah Anya, Meysa dan Adel tidak ikut turun dan mereka langsung pulang. Adit lalu mengangkat tubuh Anya masuk ke dalam rumah, namun tiba-tiba Anya ingin muntah.
Hoek..hooeekk... Anya menyemburkan muntahnya ke sembarang arah hingga mengenai seragam yang di kenakan Adit. Bau alkohol begitu menyengat dari mulut Anya, hingga Adit menutup hidungnya. Karena seumur-umur dia belum pernah mencoba minuman itu.
"Anya, kamu kenapa minum-minum sih?"
Adit lalu melepaskan seragamnya yang terkena muntah istrinya itu, lalu menyisakan kaos dalaman tanpa lengan di badannya. Setelah itu dia kembali mengangkat tubuh Anya dan membawanya ke kamar.
"Panas.. panas..! Gua nggak tahan panas banget.." teriak Anya sambil mengipas-ngipas pipinya yang memerah dengan kedua telapak tangannya. Lalu Any membuka dress selutut milik Meysa yang di kenakannya.
"Anya, jangan..." teriak Adit.
Anya yang dalam pengaruh alkohol tidak bisa lagi mengendalikan dirinya, dia langsung membuka dress itu hingga yang tersisa hanya bra dan juga celana dalaman berwarna hitam. Hingga kini Adit bisa melihat tubuh istrinya itu dengan jelas tanpa di balut busana.
Ternyata selain wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang ideal, kulit istrinya itu juga terlihat putih mulus nyaris tidak ada kekurangan. Anya begitu sempurna di matanya bahkan di mata semua laki-laki yang melihatnya. Dan seketika hasrat Adit mulai menggebu-gebu, dia ingin menikmati tubuh istrinya itu. Tapi segera di tepisnya.
"Adit, apa yang kamu fikirkan? Anya memang istrimu, tapi kamu tidak bisa melakukan itu selagi kamu belum bisa menyelesaikan urusanmu dengan Ayu..Aarggghh.."
Adit sangat frustasi jika mengingat tentang Ayu. Begitu sulit melepaskan diri dari wanita itu. Ayu selalu mengancam akan bunuh diri jika dia meninggalkannya. Ayu bahkan tidak main-main, seminggu setelah Adit mengakhiri hubungan mereka, Ayu langsung melakukan percobaan bunuh diri. Dia melukai pergelangan tangannya hingga nyawanya nyaris tidak tertolong apabila tidak segera di bawa ke rumah sakit.
Adit sangat bingung, dengan cara apalagi dia bisa melepaskan diri dari wanita itu. Walaupun mereka sudah berpacaran sangat lama, namun kehadiran Anya mampu membuatnya melupakan Ayu. Saat ini dia benar-benar sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi terhadap Ayu. Bahkan rasa cintanya kian bertambah terhadap wanita yang sudah menjadi istrinya itu dan sangat berharap bisa hidup tenang dan hidup bahagia seperti pasangan suami istri lainnya.
Adit menyadari Anya begini karna dirinya. Dan dia sangat menyesal karna tidak bisa menolong istrinya dan malah membiarkan istrinya itu pergi dengan laki-laki lain. Itu semua karna Adit ingin melindungi Anya, dia tidak ingin Ayu tau jika Anya adalah istrinya karna Ayu sudah bersumpah tidak akan membuat mereka hidup bahagia.
"Aku tidak bisa begini terus, aku harus bisa membuat Ayu menerima kenyataan. Dan aku akan segera menikahi Anya secara resmi.."
"Panaaass..." lagi-lagi Anya berteriak karna kepanasan. Padahal suhu AC di kamar itu sudah di bawah 20 derajat celcius.
Malam ini Adit memilih tidur di sofa, karna dia takut tidak bisa mengendalikan hasratnya dengan tubuh Anya yang terbuka.
Pagi ini ketika Anya terbangun dia merasakan kepalanya yang begitu berat. Di liriknya tempat tidur di sebelahnya, tidak ada Adit di sampingnya. Lalu Anya melirik jam weker yang ada di nakas yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Itu artinya Adit sudah berangkat ke kantor.
Anya memaksakan dirinya untuk bangun dari tempat tidur, lalu dia melihat dirinya yang tidak berpakaian lengkap.
"Hah?? kok gua bisa telanjang gini sih? apa jangan-jangan?? hah.. tidaaaaakk.." Anya berteriak sejadinya.
Lalu dia mengingat-ngingat kembali kejadian tadi malam, betapa malunya dia ketika mengingat dirinya yang sengaja membukakan pakaiannya di depan Adit.
"Bodoh..bodoh.." Anya menepuk-nepuk keningnya yang sakit.
Lalu setelah itu Anya ingin ke kamar mandi dan berjalan sempoyongan tanpa melihat jalan.
Bug... Tiba-tiba saja Anya menabrak pintu kamar mandi dengan kencangnya hingga terduduk di lantai.
"Huuaaa, sakiiitt.." Anya menangis sejadinya seperti anak kecil. "Mami, kenapa hidup Anya selalu menderita, Anya udah nggak kuat lagi mi. Anya ingin mati aja.."
"Anya kamu kenapa??" tanya Adit tiba-tiba. Dengan cepat dia menghampiri Anya dan ingin membantu berdiri, namun Anya menepis tangannya dengan kasar.
"Nggak usah pedulikan aku.."
"Anya, aku minta ma'af.."
"Minta ma'af kenapa? emangnya mas Adit salah apa? aku yang salah, karena aku terbawa perasaan. Aku pikir mas Adit, ahh sudahlah.." Anya tidak ingin melanjutkan perkataannya. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan membanting pintu kamar mandi itu dengan keras.
"Anya, aku tau aku salah. Tapi aku mohon beri aku waktu untuk menyelesaikan masalahku dengan Ayu. Setelah itu aku janji, aku tidak akan ngecewain kamu lagi. Karna aku mencintaimu.." ucap Adit dari balik pintu..
*****
SI AUDREY NYA KMANA...???