Nama ku Andine, aku adalah salah satu ketua geng preman cewek yang di segani. Hidup ku berantakan. Ayah ibu ku cerai, kakak- kakak ku tidak peduli dengan ku. Mess-up lah pokok nya. Jadi wajar saja jika jalan ini yang aku tempuh akhir nya.
Pertarungan antar geng, itu mah soal biasa bagi ku! Siapa sih yang tidak tahu Andine. Mau itu cowok atau cewek, aku tidak peduli. Kau menjadi musuh ku? Maka siap-siap kau akan ku hajar.
Hingga suatu ketika sebuah kecelakaan terjadi pada ku. Motor yang biasa aku kendarai tiba- tiba saja Rem nya Blong, Dan aku tidak sengaja menabrak seorang anak SMA yang sedang melintas di depan ku. Jalanan licin karena saat hujan di tambah lagi motor yang tidak dapat aku kendalikan, membuat aku tidak bisa menghindari nya.
Dan BOOOOM! Tidak ada yang aku ingat lagi setelah nya. Namun satu hal yang pasti, saat aku terjaga aku bukan diri ku lagi. Tiba - tiba aku malah sudah masuk ke tubuh siswa SMA yang aku tabrak tadi?
Apa yang sedang terjadi? Ini bukan tubuhku!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25- SIAPA DIA???
Arlan sampai tidak bisa berkata- kata lagi. Semua ini di luar akal logikanya sebagai manusia yang selalu berpikir secara logis.
Ditatapnya gadis berhoodie di depannya dalam - dalam sambil memijat -mijat kepalanya. Ingin rasanya dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Tapi semua yang gadis ini katakan semuanya benar, bahkan tidak ada celah sedikit pun.
"Tapi aku masih belum bisa mempercayai ini semua." Ujar Arlan sambil geleng- geleng kepala.
"Percaya lah bro, ini semua yang di katakan nya benar." Seru Aether yang tiba- iba sudah duduk saja di antara Andhine dan Arlan.
***
Arlan menarik nafasnya dalam satu tarikan nafas panjang untuk menyembunyikan rasa terkejut serta takutnya. Siapa sih yang gak akan geter seluruh tubuh jika tiba- tiba saja seseorang muncul TING! begitu saja depannya.
FIX! Sudah pasti bukan orang dong! Ya masa orang?! Secara daddy kok busyeet pun belum tentu bisa ngonol tiba- tiba seperti itu.
"Kau siapa?" Tanya Arlan dengan suara yang dia buat setenang mungkin. Karena hanya dengan sebuah ketenangan dia bisa menyembunyikan lututnya yang gemetar.
"Nama ku Aether. Dan aku yang sosok yang disebut- sebut oleh adi mu sejak lima belas) menit yang lalu. Karena dia terlalu banyak menyebut nama ku, membuat ku secara otomatis datang kemari." Jelas Aether sambil menyilangkan kakinya.
"Jadi kau-"
"Malaikat pencabut nyawa! Meski aku sedang dalam masa skorsing tapi sampai saat ini aku masih terdaftar secara resmi di IMPN alis Ikatan Malaikat Pencabut Nyawa. " Jawab Aether yang mengundang tawa Andhine.
"Jangan tertawa Andhine! IMPN Itu serius ada." Ujar Aerthe cepat sebelum tawa Andhine pacah.
"Ye! siapa yang tertawa!" Ujar Andhine auto mingkem.
"Ehkm! Apa ada yang bisa menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Arlan tepat sebelum perdebatan antara Andhine dan Aether dimulai.
***
Hari ke enam
"BYuuuuuuur!" Tiba- tiba saja sebuah ember berisi air comberan tumpah di atas kepala Andhine yang baru saja masuk ke dalam kelas, diikuti sorak sorai semua orang.
Andhine menarik nafas sebanyak yang dia bisa sambil matanya mengunci satu persatu sosok tersangka atas kejadian ini.
Namun sosok yang Andhine tatap itu bukannya takut atau minimal canggunglah ya, karena Andhine menatap mereka dengan tatapan yang jelas- jelas menuduh- mereka malah tersenyum, seakan- akan memang mengakui kalau memang mereka adalah dalang bullying ini. Terutama Karina.
"Karina! Tunggu pembalasanku setelah ini." Andhine sudah bertekad akan memberi pelajaran pada Karina hari ini juga. Sebuah pelajaran yang tidak akan pernah Karina lupakan seumur hidup Karina.
"Sebaiknya lo pulang dan ganti pakaian deh Hannah!" teriak Tyas sesuai dengan skenario yang dia dan teman- temannya sepakati. Lalu sorak - sorak pun kembali terdengar bersamaan tawa bahagia teman- teman Hannah di kelas itu.
Andhine kini sedikit paham mengapa Hannah memilih untuk melintasi jembatan jiwa guna melakukan Reinkarnasi atau apalah yang ada di seberang jalan itu. Yang pasti, itu semua Hannah lakukan pasti karena Hannah tidak tahan dengan kelakukan teman- teman sekelasnya.
Andhine kemudian memilih keluar mumpung hari masih pagi. Alan dan Dikta juga kelihatan di kelas pagi itu. Tapi keduanya memilih diam, entah karena apa.
Dengan rasa kesal di hati Andhine berjalan dengan pakaian basah di koridor hingga sebuah tangan tiba- tiba menariknya.
"Apa kabar cantik?" Ucap seorang cowok sambil memeluk erat tubuh Andhine.
Andhine kesulitan bergerak karena tangan itu begitu kuat memeluknya. Semua gerakan Andhine terkunci.
Dan sialnya, semakin Andhine mencoba untuk melepaskan diri maka semakin kuat tangan itu memeluknya.
"Siapa cowok ini?" Tanya Andhine dalam hati lalu mengangkat sedikit wajahnya untuk melihat siap gerangan cowok yang memeluknya paksa.
Dan saat mata Andhine bertemu dengan mata pria itu, seketika itu juga tubuh Hannah yang sedang Andhine tempati bergetar hebat.
Sebuah rasa takut yang sangat kuat menyeruak dari dalam sana, yang Andhine yakin itu pastilah berasal dari perasaan milik Hannah yang tersisa.
"Siapa dia? kenapa Hannah takut pada nya?" tanya Andhine pada diri nya sendiri.
makasih udah up kak upe..🥰🥰💪