Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Aku mencintaimu Kiara" Elvano kembali mencium Kiara kali ini bukan hanya kecupan, Elvano menyesap bibir Kiara, memagut dan mengeksplor hingga ke bagian dalam mulutnya. Kiara menutup mata dan hanya diam menikmati, untuk membalasnya tentu saja dia tidak tahu caranya.
Elvano melepas pagutannya dan memandang wajah cantik Kiara yang masih terpejam.
"Eh apa sudah selesai" batin Kiara, dia membuka mata, dan memalingkan wajahnya ke samping, Kiara sangat malu bagaimana bisa menginginkan lebih lama lagi.
"Apa kau suka?" tanya Elvano di jawab anggukan dan seketika menggelengkan kepala. Elvano tersenyum melihat tingkah Kiara.
" Kenapa tidak membalas" ucap Elvano lembut.
"Membalas? Bagaimana?" ucap Kiara dengan polosnya. Elvano kembali tersenyum dan berucap lirih di telinga Kiara.
"Lakukan seperti apa yang aku lakukan" Bisiknya. hembusan nafas Elvano di telinga Kiara membuatnya wajahnya kembali bersemu merah.
Elvano kembali menyesap bibir Kiara kali ini dengan ragu-ragu Kiara pun membalas ciuman, mata keduanya terpejam merasakan nikmatnya bibir Kiara yang membuatnya candu.
"Bernapaslah" ucap Elvano tanpa melepas pagutannya, Kiara mulai bisa mengembangkan ciuman Elvano, ciuman yang lembut semakin lama semakin menuntut dan mengharap lebih. kini ciuman Elvano beralih ke leher jenjang Kiara menyesap dan meninggalkan jejak kemerahan. Kiara merasakan gelenyar yang aneh, merasakan sesuatu di bawah semakin mengeras, Elvano semakin tidak terkontrol, dia menginginkan Kiara malam ini.
"T-tunggu El" Elvano menghentikan aksinya saat mendengar suara Kiara.
"A-aku belum siap" ucapnya, Elvano menghempaskan nafasnya, kepala atas bawah terasa pusing, bagaimana tidak disaat nafsunya sudah di ubun-ubun tiba-tiba harus terhenti.
"Maaf! tidak seharusnya aku memaksamu, kita akan melakukan saat aku pulang dari Jepang dan aku akan memberi tahu kedua orang tuaku tentang pernikahan kita" Elvano mencium kening Kiara. dan merebahkan diri disampingnya.
"Tapi bolehkan aku tidur sambil memelukmu"
Kiara mengangguk dan tersenyum pelukan Elvano menghangatkan hatinya. dadanya berdebar saat bersama pria itu.
"Tunggu! apa kau bisa membantuku" ucap Elvano, Kiara mengerutkan keningnya.
"Kau tau Kiara juniorku tidak mau tidur dari tadi, ini sangat menyiksa" ujarnya.
"A-Apa yang harus aku lakukan" tanya Kiara terbata.
"Kau harus bertanggung jawab menidurkannya" Elvano tersenyum melihat ekspresi Kiara.
Kiara beranjak dari tidurnya "Hah! B-bagaimana aku menidurkannya" ucapnya polos.
"Dengan cara memijatnya" ucap Elvano enteng.
"Apa!" Kiara terkejut dengan penuturan Elvano, bagaimana mungkin dia melakukan sesuatu yang berkaitan dengan milik pria itu.
"Apa kau tidak malu menunjukkan juniormu padaku" ucap Kiara.
"aah sudahlah" Elvano beranjak dari ranjang berjalan masuk kamar mandi dengan terpaksa dia harus bersolo dari pada harus berdebat panjang kali lebar dengan istrinya yang memang masih bocah.
Kiara hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali melanjutkan tidurnya yang terjeda. tangannya memegang bibir dan mengingat kejadian beberapa menit lalu. dia merutuki tindakan tadi yang bisa-bisanya menuruti permintaan Elvano untuk membalas ciumannya.
sudah satu jam Elvano berada di kamar mandi menuntaskan hasratnya mandi di bawah guyuran shower, dia pun keluar kamar mandi melihat Kiara sudah terlelap mengarungi mimpi. dengan hanya menggunakan boxer dia naik ke ranjang berbaring di samping Kiara dan memeluk gadis itu menyelami mimpi bersama.
...****************...
Pagi menjelang, saat membuka mata sudah di suguhkan dada bidang suaminya, dia tersenyum menatap wajah tampan suaminya.
"Sampai kapan kau menatapku, kenapa tidak mendorongku lagi" Elvano membuka mata dan menatap wajah istrinya.
"Ish kau ini" Kiara ingin beranjak tapi di tahan oleh Elvano.
"Biarlah seperti ini, jarang-jarang kau mau dipeluk" Elvano kembali mengeratkan pelukannya dan kembali memejamkan mata.
Tok tok tok
"Kiara bangun sayang, ayo sarapan" Teriak nenek Astri.
Kiara melihat jam ternyata sudah jam 7, pantas saja nenek sudah teriak-teriak membangunkan Kiara.
"El lepas, ada nenek di luar" Kiara meronta meminta dilepas. dengan terpaksa Elvano melepas pelukannya.
"Iya sebentar nek" Kiara membuka pintu dengan wajah yang acak-acakan.
"Ish cucu nenek jam segini baru bangun, ayo cepet siap-siap, kita sarapan " ujar nenek Astri.
"Iya nek Kiara mandi dulu" ucap Kiara lalu kembali menutup pintu saat nenek beranjak ke dapur.
Melihat Elvano masih melanjutkan tidur Kiara masuk kamar mandi dan mulai membersihkan diri. 30 menit dia sudah siap.
"El ayo bangun, nenek sudah menunggu" Elvano menggeliat membuka mata melihat istrinya sudah terlihat segar
"Kau sudah mandi?" tanyanya dan di angguki oleh Kiara "ck kenapa tidak mengajakku" ucapnya menggoda Kiara.
Kiara yang merasa Elvano akan menerkamnya dengan gerakan gesit dia menghindar berlari keluar kamar dan kembali lagi menyembulkan kepala sambil menjulurkan lidah.
Elvano yang terduduk di ranjang hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya. dia mengambil ponsel di atas nakas dan menghubungi Johan.
"Halo tuan" jawab johan
"Apa kau sudah mengirim surat kontraknya?" tanya Elvano
"Sudah tuan, semua sudah sesuai dengan permintaan anda"
"Bagus! dan satu lagi Jo, urus surat nikahku segera" Johan membulatkan mata
"Tuan serius?"
"Kapan aku pernah bercanda Jo" jawab Elvano geram, Entah kenapa beberapa hari ini asistennya lemot.
"Baik tuan" Elvano mematikan sambungan telpon dan mengecek email yang masuk.
"Johan memang bisa di andalkan" Elvano tersenyum membaca surat kontrak kerja sama dengan istrinya. Elvano meletakkan ponselnya dan masuk ke kamar mandi.
"Dimana suamimu sayang" tanya nenek Astri yang melihat Kiara berjalan sendiri
"Masih mandi nek sebentar lagi juga nyusul" Kiara mendudukan badannya di kursi mengisi piringnya dengan nasi plus plus.
satu jam berlalu Elvano belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Kenapa suamimu belum juga keluar sayang " tanya nenek Astri lagi.
Kiara mengangkat kedua bahunya " mungkin masih pakek lulur nek" celetuk Kiara dan mendapat pukulan ringan di bahu oleh nenek Astri "Kau ini ada-ada saja" Ujar nek Astri.
Tidak lama Elvano keluar kamar dengan membawa beberapa lembar kertas.
"Selamat pagi nek" sapa Elvano
"Selamat pagi nak Vano" jawab nenek
"Akhirnya muncul juga, dari tadi nenek mencemaskan cucu mantunya" ujar Kiara
"Maaf nek tadi Vano masih mengerjakan sedikit pekerjaan" ucap Elvano
"Tak apa ayo makan" Nenek Astri menatap Kiara. " Kiara" Kiara langsung beranjak saat nenek astri memanggilkan dia paham apa yang di perintahkan neneknya, Kiara mengisi piring kosong milik Elvano.
"Sudah cukup, beberapa hari disini perutku mulai buncit" Elvano menghentikan Kiara yang akan memasukkan lebih banyak lagi makanan di piring Elvano.
"Makanlah yang banyak nanti kau pasti merindukan masakan nenek" kata nenek Astri
"Pasti nek, aku akan sangat merindukan semua yang ada disini" Elvano tersenyum menatap Kiara.
nenek Astri yang sudah selesai makan meninggalkan mereka berdua dan Kiara masih setia menemani suaminya sampai tandas semua makanan di piring Elvano.
"Oh iya Kia aku sudah menyiapkan surat kontrak kerjasama kita, bacalah " Elvano memberikan lebaran yang dia bawa tadi pada Kiara.
Kiara membulatkan mata membaca poin terakhir dari surat kontak kerjasamanya
"Kau serius" ucapnya tak percaya.
Bersambung dulu ya reader, semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak,, terimakasih 🙏