NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Candaan

Johan dan Mery masuk keruangan tersebut dimana sang dokter sudah menunggu kedatangan mereka.

‘’Aku kira kamu gak jadi datang Mer?’’ kata Dokter.

‘’Jadi dong Dok, kakiku rasanya sangat sakit baget nih’’ sahut Meri sambil duduk di bantu oleh Johan.

Johan nampak setia menemani Mery dengan baik. Ia seperti pacarnya saja dan begitulah yang dilihat oleh Dokter yang akan memeriksa Mery.

‘’Udah berapa lama kalian jadian?’’ tanya sang Dokter.

Johan menatap Dokter itu, di bagian bajunya tertulis nama, Bandot. Johan mengerutkan alisnya, ia bingung dengan perkataan sang Dokter, maksudnya jadian bagaimana.

‘’Dia ini Cuma sekretarisku Dok!’’ jawab Mery.

‘’Masa sih, kok perhatian banget! Ganteng lagi, hehehe..’’ kata Dokter sambil cengengesan menjahili Mery.

Johan memperhatikan sekeliling, di dalam ruangan itu hanya ada mereka. Sudah pasti yang dimaksud ganteng adalah dirinya.

Rasanya ingin besar kepala, tapi mau bicara juga salah. Ingin tersenyum tapi rasanya malu-malu kucing dapat pujian begitu. Baru juga dibilang ganteng oleh satu dokter, kecuali kalau dokter satu rumah sakit ini yang semuanya bilang begitu. Mungkin akan beda ceritanya.

Namun Johan sadar bagaimana kalau pada akhirnya pujian itu adalah sebuah ironi. Lebih baik ia coba menetralkan suasana. Karena Mery adalah bosnya.

‘’Maksudnya siapa nih yang ganteng, jadi kepo saya ya Dok?’’ tanya Johan berusaha nimbrung obrolan mereka.

Johan tersenyum seakan apapun jawaban Dokter tersebut  setelah ini, bikin hati sakit atau malah seneng. Dirinya tetap akan bahagia walaupun terasa sakit nanti.

‘’Iya kamu dong, emang siapa lagi?’’ jawab Dokter Bandot singkat.

‘’Dokter bisa aja, saya ini cuma kelihatan ganteng kalau di depan mata orang tua saya doang Dok! Tapi di depan mata bu Mery, muka saya ini kayak buah mangga yang masih muda, asam dan sepet’’ ucap Johan sambil tersenyum.

Mery yang mendengarnya tertawa kecl dan seperti biasanya, jari-jemarinya menutupi bibir yang melengkung itu.

Dokter Bandot melihat sekilas ke arah Mery, dia senang kalau temannya itu bisa tersenyum meski masih saja di tutup-tutupi.

Sejak orang tuanya meninggal, perempuan yang dikenalnya begitu keras kepala dan tangguh itu seperti kehilangan senyuman.

Hari-harinya seakan terasa kelabu, sekilas terkesan berwarna jika di depan adik tirinya.

‘’Kamu lucu dan menggemaskan ya!’’ kata Dokter Bandot sambil menatap Johan.

‘’Ah dokter bisa saja, emangnya saya badut perempatan lampu merah!’’ balas Johan.

‘’Ya, kamu emang beneran lucu, aku aja kesemsem. Apalagi Mery yang tiap hari sama kamu’’ sindir Dokter Bandot sambil melirik kepada Mery.

‘’Apaan sih Ban!’’ ketus Mery dan buang muka.

Bandot tersenyum lagi, ia kemudian bergerak meraih stetoskop dan mulai memeriksa Mery.

‘’Ayo kita mulai pemeriksaannya’’ kata Dokter.

Setiap detik di dalam ruang pemeriksaan, Johan sungguh menjadi anak buah yang teladan. Setiap pergerakan dari Mery, ia perhatikan dengan detail.

Sewaktu bosnya akan turun dari ranjang tinggi yang untuk memeriksa kakinya, Johan dengan cekatan membantu memapah bu Mery.

‘’Hati-hati! Pelan saja Bu’’ kata Johan.

‘’Iya’’ jawab Mery, dia pasrah saja saat Johan memapahnya.

Johan melihat wajah Mery yang seperti menahan rasa sakit, dia pun merasa kasihan dengan bosnya itu.

‘’Masih sakit banget ya Bu?’’ tanya Johan.

‘’Kakinya cuma belum bisa bergerak bebas Han. Harusnya sih hari ini dia kerja dari rumah aja, atau istirahat total. Eh dia malah ngoto mau masuk kantor’’ kata Dokter Bandot.

‘’Hah! sudah aku duga sih Dok! Mana ada kaki terkilir sehari aja udah sembuh. Untung aku bukan pacar ibu Mery beneran.’’ Sahut Johan.

‘’Emang kalau kamu pacarnya, terus kamu mau apa Han?’’ tanya dokter Bandot penasaran.

‘’Ya jelas aku gak perbolehkan dia masuk kantor lah Dok! Lihat wajahnya, dari tadi nahan sakit kayak beruang kutub kelaparan’’ balas Johan dengan manik mata hitamnya yang melirik tepat kearah Mery.

‘’Apa..! kamu bilang beruang kutub!, hey, tubuhku gak sebengkak itu kali!’’ celetuk Mery tak terima.

‘’Loh, siapa yang bilang tubuh bu Mery bengkak kayak beruang kutub? Aku Cuma bilang ibu nahan sakit kayak beruang kutub kelaperan. Iya kan pak Bandot. Ada pak dokter loh yang jadi saksinya tadi!’’ jelas Johan panjang lebar.

Mery hanya menabrakkan dua sisi gigi atas dan bawahnya menahan kesal. Ketimbang di samakan dengan beruang kutub, mungkin bisa di samakan dengan barbie, tapi itu tidak penting.

Mery melirik tajam pada Johan yang sudah keterlaluan, kalau harus mengibaratkan beruang kutub untuk orang selangsing tubuhnya itu.

‘’Oh gitu ya! Tapi jangan beruang kutub juga kali! Beruang kutub gedenya kayak apa? dan aku gedenya gimana? Lagipula aku juga gak mau jadi pacar cowok kayak amu Han!’’ ucap Mery yang merasa kesal dengan Johan.

‘’Masa sih Bu?’’ Johan menggoda jahil.

‘’Y iya lah, tiap hari bisanya cuma bikin kesel aku saja! Makan ati terus setiap ngomong sama kamu’’ kata Mery cemberut kesal.

‘’Dari pada makan tiang listrik, entar kesetrum lagi!’’ sahut Johan.

Bandot sejenak tertawa, ia menatap Mery dengan serius. Melihat perdebatan kedua orang itu.

‘’Kalau bikin kesel, kenapa dia masih saja jadi sekretaris kamu Mer? Kok gak kamu pecat saja? Gak masuk akal kamu, suka bilang aja? Kalian pasangan yang serasi kok!’’ kata dokter Bandot.

‘’Dia udah punya istri, Ban! Punya anak juga’’ jawab Mery yang nyerocos begitu saja.

‘’Emangnya kalau saya gak punya anak dan istri, bu Mery mau sama saya?’’ Johan menggoda lagi, rasanya Johan mulai ketagihan untuk menggoda bosnya berulang kali.

Tiba-tiba mendengar ucapan Johan bicara seperti itu dan tatapan yang membuatnya gundah, sejenak Mery mulai tergoda untuk menatap balik wajah Johan.

Mery merasa omongan Johan barusan seperti kata-kata seorang pria yang ingin mengajak dirinya untuk pacaran. Pipi Mery mulai merah seperti kena tampar cinta.

Mery berusaha menyadarakan hatinya, ia menoleh kearah lain, tidak mau melihat lagi wajah Johan yang semakin lama rasanya semakin membuat hatinya resah gelisah.

‘’Jangan ngomong sembarangan kamu! mau saya pecat ya!’’ ucap Mery seakan mengancam.

‘’Enggak mau lah Bu! jangan dong, masa gitu aja main pecat pecut sih? Saya kan emang setelannya begini Bu! santai aja deh ya, bicara saya emang agak ngelantur, tapi hati dan sifat saya gampang buat di atur kok Bu! kita berdua damai saja ya Bu!’’ ucap Johan merayu bosnya.

Dokter Bandot tak bisa membendung tawanya lagi, ia sontak terbahak-bahak dengan keras. Andai saja bisa, sudah dibawa saja Mery dan Johan ke kantor KUA.

Setengah jam kemudian Johan di perintah untuk menebus obat ke apotek rumah sakit, sedangkan Mery masih berada di ruangan Dokter Bandot. Kedua orang itu mengobrol tentang Johan yang sangat lucu.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!