NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:24.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 05

Sore yang mendung, Anisa mengajak ketiga anaknya berjalan menuju kafe kesayangannya. Kafe yang dulu dibangun bersama mantan suaminya, Haris. Namun kini, kafe tersebut menjadi milik Anisa sepenuhnya setelah perpisahan mereka yang cukup menyakitkan. Sesampainya di kafe, Anisa menemui Naina, orang kepercayaannya yang setia mengelola kafe tersebut sejak awal berdirinya.

"Bagaimana kabarnya, Naina?" tanya Anisa dengan senyum ramah.

"Baik, Bu Anisa. Tapi, ada hal yang ingin saya sampaikan," kata Naina dengan ekspresi cemas.

 "Ada apa?" tanya Anisa, khawatir. Naina menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab.

"Sebenarnya, beberapa hari ini kafe kita tampak sepi, Bu. Banyak pelanggan yang lebih memilih singgah di kafe baru di seberang sana," jelas Naina sambil menunjuk ke arah kafe yang baru dibuka beberapa hari lalu. Mendengar hal itu, Anisa merasa sedih. Kafe yang menjadi saksi bisu perjuangannya bersama Haris dulu, kini mulai ditinggalkan pelanggan.

Anak-anaknya yang menyaksikan raut wajah sedih ibunya, langsung menggenggam tangan Anisa, berusaha memberi dukungan. Anisa menghela napas, lalu berkata.

 "Terima kasih sudah memberi tahu, Naina. Kita harus segera mencari solusi agar kafe kita bisa bersaing kembali." Dengan tekad bulat, Anisa bersama Naina mulai merancang strategi untuk mengembalikan kejayaan kafe mereka. Meski perpisahan dengan Haris membawa luka, Anisa bertekad untuk menjaga kafe tersebut demi menghidupi ketiga anaknya dan mengenang perjuangan bersama mantan suaminya dulu. Anisa yang dulu hanya bergelar seorang istri dan ibu rumah tangga, hanya bisa mengandalkan kafe ini untuk mencukupi kebutuhannya bersama dengan anak-anaknya. Belum lagi, Anisa harus mengeluarkan banyak uang untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya di rumah sakit.

Anisa, memiliki tabungan yang lumayan sedikit lebih banyak. Tetapi, Anisa selalu merasa jika itu takkan juga menghidupkan ketiga orang anaknya sampai mereka selesai bersekolah. Anisa menghubungi Mira dan meminta solusi kepada sahabatnya itu. Mendengar curhat dari Anisa, tanpa berpikir panjang, Mira bergegas ke kafe miliknya Anisa, dengan langkah yang terburu-buru Mira memasuki kafe itu. Benar saja, Mira menangkap pemenangan kafe yang lumayan sepi dari biasanya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kafe terlihat sepi?"tanya Mira setelah duduk di depan Anisa. Ketiga anak Anisa sedang diasuh oleh Naina selama Anisa mengobrol dengan Mira.

"Menurut cerita dari Mira, kami memiliki saingan baru di seberang sana. Kafe itu baru buka dalam dua hari ini dan langsung terlihat ramai, apa lagi kemarin sempat terjadi opening besar-besaran dan makanan serta minuman masih banyak diskon di sana. Naina, juga mengatakan jika menu yang ada di kafe kami juga ada di sana dengan harga lebih murah sekitar sepuluh sampai lima belas ribu,"ungkap Anisa menjelaskan perihal masalah yang sedang di hadapinya kepada Mira. Wanita ini menghela napas dan sejenak memejamkan matanya.

"Sabar, kita cari solusi sama-sama, oke!"Mira memegang tangan Anisa dan menguatkan sahabatnya itu. Wajah Anisa nampak pucat dan terlihat sekali Anisa nampak lebih kurus dari sebelumnya.

Malam itu, di kediaman Anisa.

Anisa duduk di ruang kerjanya dengan tumpukan kertas catatan keuangan kafe di hadapannya. Raut wajahnya tampak muram dan khawatir saat ia menelusuri baris demi baris angka pengeluaran dan pemasukan kafe. Dengan jelas, angka pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan akhir-akhir ini. Tidak hanya itu, ia juga harus membayar gaji karyawannya pada Senin depan.

Anisa menghela napas berat, mengingat kejadian tadi sore bagaimana kondisi kafe yang begitu sepi. Pikirannya berkecamuk mencari solusi untuk menyelamatkan usaha yang ia bangun dengan susah payah ini. Namun, belum ada jawaban yang muncul di benaknya. Di tengah kegelisahan Anisa, Alvin, anak pertamanya yang berusia 10 tahun, datang dengan langkah gontai. Ia mengulurkan sebuah surat kepada Anisa.

"Bunda, ini surat dari sekolah," ucap Alvin dengan nada ragu. Anisa menerima surat itu dan membacanya dengan seksama. Di surat itu tertulis jika ia belum membayar uang sekolah Alvin. Anisa merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh.

 "Maaf, Bunda belum bisa bayar sekarang, Alvin," ucap Anisa dengan suara parau. Alvin mengangguk pelan, mencoba menenangkan ibunya.

"Tidak apa-apa, Bunda. Aku yakin Papa bisa menyelesaikan masalah ini," kata Alvin penuh harap. Anisa memeluk Alvin erat, merasa terharu dengan dukungan anaknya. Ia berjanji dalam hati akan berusaha keras mencari solusi untuk kafe dan keluarganya, sebelum semuanya benar-benar ambruk di hadapannya.

'Harusnya Mas Haris akan membantu membayarkan sekolah Alvin dan Salsa bukan?'batin Anisa, yang kini berharap jika mantan suaminya mau meringankan bebannya saat ini. Tetapi, selama satu Minggu Haris berada di luar kota dan akan sulit menghubunginya seperti biasanya. Anisa, cukup mengenal Haris mantan suaminya itu.

Keesokan paginya....

Sinar matahari menembus jendela ruang makan, menciptakan atmosfer yang hangat dan menyenangkan. Anak-anak, Alvin dan Salsa, sudah rapi dengan seragam sekolah mereka, sementara Rayhan duduk di pangkuan Bi Nan, wanita tua yang setia melayani keluarga itu. Suasana pagi itu tampak biasa, tetapi ada ketegangan yang mulai terasa.

Alvin, anak sulung Anisa, menikmati sarapan paginya dengan santai, menghabiskan nasi goreng dan telur ceplok yang masih panas.

Sementara itu, Salsa, adik perempuannya, juga asyik menyantap roti dengan selai kacang. Mereka berdua tampak ceria, tidak menyadari apa yang akan segera terjadi. Sedangkan, Rayhan, si bungsu, duduk di pangkuan Bi Nan yang sedang menyuapi sang anak dengan penuh kasih sayang. Bi Nan, wanita tua yang telah lama bekerja di rumah Anisa, selalu menjaga anak-anak dengan sepenuh hati.

Tiba saatnya Alvin dan Salsa harus berangkat ke sekolah. Mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Bi Nan, kemudian berjalan menuju pintu. Namun sebelum keluar, Salsa menghentikan langkahnya dan mengeluarkan selembar surat dari tasnya.

 "Ini, Bun." kata Salsa sambil menyerahkan surat tersebut kepada Anisa.

"Guru bilang ini penting." Anisa menerima surat itu dan membacanya dengan seksama. Raut wajahnya berubah ketika dia menyadari apa yang tertulis di dalamnya. Surat itu menyatakan bahwa Anisa telah menunggak pembayaran uang sekolah Salsa selama tiga bulan.

Hatinya berdebar kencang saat menyadari bahwa mantan suaminya, Haris, yang selama ini mengurus uang sekolah, ternyata tidak membayar uang SPP anaknya.

"Terima kasih, Sayang," ujar Anisa dengan suara yang bergetar.

"Sudah waktunya kalian berangkat, jangan sampai terlambat." Alvin dan Salsa pun berjalan menuju mobil dan di susuli oleh Anisa yang akan mengantar mereka ke sekolah.

Begitu kembali pulang ke rumah, Anisa segera masuk dengan langkah yang lesu saat memikirkan masalah yang dihadapi olehnya.

Sementara itu, Anisa duduk di meja makan dengan surat tersebut di tangan, merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Hatinya diliputi kekhawatiran dan kebingungan, tetapi dia tahu bahwa dia harus menemukan solusi untuk masalah ini demi anak-anaknya.

"Bu, susu Rayhan habis. Aku lupa semalam memberitahunya,"ucap Bi Nan, sembari memperlihatkan kaleng susu milik Rayhan.

"Nanti biar saya beli yang baru, Bi. Nanti sekalian menjemput anak-anak pulang sekolah,"ujar Anisa dengan raut wajah yang cemas. Bi Nan, hanya mengangguk. Betapa indah dan bahagianya dulu kehidupan Anisa dan anak-anaknya ketika Haris bersama dengan mereka. Tatapi, begitu Haris pergi seakan pria itu ikut membawa kebahagian dan ketenangan keluarga mereka.

Tak terasa air mata Anisa mulai menetes dan dadanya kembali terasa begitu sesak.

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 1 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
sholeha
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!