Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 19
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Berbeda dengan Alex dan keluarga kecilnya yang tengah
bersenang-senang di negara lain. Lelaki itu tengah mengamati wanita dan anaknya
yang tengah berbelanja sebelum kembali ke Moskow, Rusia. Sudah cukup satu minggu mereka
menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang di sini, saatnya Alex kembali pada
keluarga aslinya yang tengah menunggu kepulangannya.
Semalam saat Kim menelpon nya, ia tengah melakukan permainan
panasnya bersama dengan Viola. Setelah melakukan pergulatan panas, Alex kembali
menghubungi Kim, istrinya. Sempat ia merasa heran tentang pernyataan cinta
istrinya yang tiba-tiba, tidak biasanya sang istri mengumbar kata cinta seperti
itu. Namun Alex tak ingin memikirkan apapun tentang itu, mungkin istrinya memang
sangat mencintainya.
Kembali lagi Alex tersadar ketika anak perempuannya menarik narik celana yang di pakainya.
Alex menunduk menatap putrinya kemudian mengangkat putrinya dalam gendongan. “Ada apa sayang? Kau sudah memilih apa yang ingin kau beli?”
“Mommy sudah menanganinya, Dad. Ayo pergi membeli ice cream.”
“Ah, baiklah! Tapi kita tunggu Mommy dulu, okey?!”
Anak perempuan itu mengangguk patuh.
“Yes Dad!” sambil memberikan kecupan di pipi pada Alex.
Ayah dan anak itu menunggu Viola yang tengah menunggu untuk membayar semua belanjaan nya. Tak berapa lama wanita itu menghampiri Alex dengan membawa beberapa paper bag yang sudah memenuhi kedua tangannya. Wanita itu menggerutu kesal pada Alex.
“Dimana Alan? Lelaki itu meninggalkan kita dengan banyak barang belanjaan seperti ini.” Omelnya dengan nada kesal.
“Kenapa kau harus marah? Ini hanya barang-barang receh, aku akan membawanya, kau gandeng lah Velyn bersamamu.” Alex menjawab dengan nada malas.
“Tapi ini memang tugasnya! Kau selalu membelanya.”
“Sudahlah, ini hanya masalah sepele kenapa kau harus memperpanjang ini. Ayo habiskan sisa waktu sehari kita untuk berjalan-jalan bersama. Setelah itu aku akan sulit menemui mu karena pekerjaanku
lumayan banyak di sana.”
“Tapi usahakan kau akan selalu menyempatkan waktu untuk datang menemui ku dan Velyn.”
“Pasti!” janji Alex.
Namun keduanya tidak tahu, hal apa yang akan terjadi sesaat setelah mereka tiba di Rusia. Nikmatilah hari bahagia
ini sebelum badai dari Kimberly menyapa kalian.
Alex, Viona berbahagialah kalian untuk saat ini.
***
Setelah berbelanja, makan dan
berjalan-jalan seharian ini, mereka kembali pulang ke villa tempatnya tinggal selama di negara ini.
Di teras, Viola bisa melihat kehadiran Alan yang tengah bersantai dengan secangkir kopi di meja santai
tersebut. Viola menatap lelaki itu sinis, sudah enam tahun Alan bersamanya, menjaganya dan mengawalnya namun Viola sama sekali tak menyukai lelaki itu, entah apa yang pernah terjadi di antara keduanya di masa lalu.
Pernah sekali Viola meminta untuk mengganti Alan dengan orang lain, namun permintaan itu langsung di tolak
mentah-mentah oleh Alex.
“Kenapa kau disini, Alan?” tanya alex pada lelaki itu.
“Tidak ada Tuan, hanya sedikit bersantai sambil menunggu anda pulang.”
“Persiapkan semuanya, besok kita akan kembali.”
“Baik Tuan!”
Setelah mengatakan itu, Viola dan Alex langsung masuk ke dalam, meninggalkan Alan yang tengah tersenyum penuh arti.
Let’s start the game!
Setelah menidurkan Velyn, Viola dan Alex masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu mulai bergelayut manja pada Alex.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Alex seolah tahu isi pikiran Viola.
Tanpa basa-basi, wanita itu mengutarakan keinginannya pada sang suami. “Aku ingin mengajak Mama untuk
tinggal bersama, apa kau keberatan?” tanyanya dengan nada manja seperti biasa.
Alex diam untuk beberapa detik, ia tak langsung menjawab keinginan Viola.
Sedangkan Viola yang mendapati keterdiaman Alex mengira lelaki itu tak menyetujui usulannya.
Memasang wajah sedih untuk menarik simpati lelaki itu. “Apa kau tidak mengizinkannya?” cara ini selalu ampuh
meluluhkan Alex, lelaki itu akan selalu menuruti keinginan nya.
Benar apa yang di pikirkan Viola, lelaki itu langsung saja luluh ketika melihatnya. Tak kuasa menolak
permintaannya.
“Baiklah, kau boleh membawa Mama tinggal bersamamu. Tapi ingat untuk tidak berbicara sembarangan.”
“Aku mengerti, terima kasih Sayang. Aku mencintaimu!”
“Aku juga mencintaimu!”
“Ingin bermain?” tawar Viola menggoda
sambil menyentuh tubuh Alex dengan liar.
“Tidak malam ini Sayang, kita butuh
istirahat untuk perjalanan yang melelahkan.” tolak Alex kemudian.
Alasan yang sebenarnya bukan karena
itu, melainkan karena permainan panas Viola selalu meninggalkan bekas kemerahan
di tubuhnya, ia tak ingin Kim curiga atau berpikiran macam-macam terhadapnya.
***
Pagi menyambut di rasakan Kim yang
saat ini tengah merenggangkan otot tubuhnya yang kaku. Sedari tadi senyum menghiasi wajahnya, sampai-sampai semua orang di buat bingung dengan tingkahnya yang di anggap tak biasa. Pasalnya wanita itu jarang menebar senyum pada semua orang, hanya orang tertentu saja yang dapat melihat senyum seorang Kimberly.
“Nyonya!”
“Hmm!”
“Anda baik-baik saja?”
Pertanyaan dari Malla membuat Kim
menoleh, namun bukan tatapan tajam atau bentuk kemarahan apapun. Wanita itu
malah tersenyum menanggapi pertanyaan
pelayan pribadinya ini.
“Tentu aku baik-baik saja, apa yang
kau katakan?!”
Malla malah semakin bingung menanggapi sikap Kim yang seperti ini. Lebih baik melihat wajah angkuh dan
sombongnya daripada melihat senyum maut tersebut, itu lebih mengerikan bagi siapapun yang telah mengenalnya. Senyum itu memang manis namun mengandung racun yang mematikan.
Apa yang akan anda lakukan, Nyonya?! Ini bukan hal yang biasa melihat
sikap anda yang seperti ini. Hal besar apa yang akan terjadi?!
“Kau terlalu berpikiran buruk!” cetus Kim membuyarkan pikiran Malla.
“Saya selalu mengerti anda, Nyonya! Tapi sayang tidak ada satu pun dari kami yang bisa menebak jalan pikiran anda.” Malla berkata gamblang apa adanya. Mengatakan kata kami untuk menunjukkan pada
wanita itu bahwa tak ada seorang pun dari mereka (orang kepercayaan nya) yang bisa menebak jalan pikirannya.
“Kau akan tahu nanti!” jawab Kim misterius.
***
Sore hari menjelang petang, Alex sudah tiba di landasan jet pribadi miliknya. Namun saat keluar dari bandara,
lelaki itu di kejutkan dengan banyak wartawan yang sepertinya menunggu kedatangannya.
Abi yang tengah menjemputnya juga kebingungan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Ada apa ini?”
“Saya tidak tahu, Tuan!”
Jawaban Abi membuat Alex semakin
mengerutkan kening bingung. Apa yang sebenarnya para wartawan ini cari. Namun
semakin mendekat, Alex bisa mendengar dengan jelas pertanyaan dari para awak
media tersebut.
Siapa wanita yang berlibur bersama dengan
anda itu, Tuan?
Ada hubungan apa dengan wanita dan
anak perempuan itu?
Tentang berita yang mengatakan anda
berselingkuh dari Nyonya Kimberly, apakah itu benar, Tuan?
Tolong konfirmasinya, Tuan!
Jantung Alex berdetak dengan cepat melihat pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar dari para wartawan tersebut. Dalam hatinya bertanya-tanya apakah Kim, istrinya mengetahui ini semua.
Alex memilih bungkam, ia ingin segera sampai di rumah dan menjelaskan pada istrinya agar tak terjadi salah paham.
“Cepat pulang ke mansion.” perintah Alex pada Abi yang mengendarai mobilnya.
Dengan cepat ia membuka ponselnya dan melihat berita terkini, tiba-tiba...
Deg!
Tangan Alex gemetar dengan hebat, pandangannya tak terarah, ada perasaan takut dalam hatinya.
Foto nya dan Viola serta Velyn tersebar di internet dan berita itu menjadi tranding topic nomor satu di
seluruh Rusia ini. Bukan hanya di Moskow, namun di kota-kota lain berita itu
juga tengah di perbincangkan di berbagai media. Bagaimana ini bisa terjadi, ah sial!
Abi yang melihat keadaan sang bos yang tidak baik-baik saja, langsung angkat suara.
“Anda tidak apa, Tuan?”
“Menurutmu bagaimana?” balasnya tajam, kali ini ia benar-benar tidak ingin berbasa basi.
Dengan cepat ia menekan ponselnya untuk menghubungi Alan, orang yang mengawal Viola dan Velyn.
Tersambung...
“Ya Tuan?”
“Kalian dimana?”
“Kemungkinan dua jam lagi pesawat akan mendarat, Tuan. Ada apa ya, Tuan?”
“Ah shit!” tiba-tiba Alex mengumpat.
Andai saja saat ini mereka belum berada di pesawat, Alex pasti akan menyuruh mereka tinggal disana lebih dulu.
“Maaf Tuan!” balasnya tidak mengerti kesalahan apa yang membuat bosnya mengumpat, walau sebenarnya dari balik telpon sana, lelaki itu tengah tersenyum miring.
“Bandara banyak wartawan, lihat ponselmu! Berhati-hatilah, jaga Viola dan Velyn!”
“Saya mengerti.”
Terputus...
Alex mendesah frustasi, apa yang harus ia jelaskan pada istrinya? Kim bukan wanita
bodoh yang akan gampang percaya dengan apa yang ia katakan. Apalagi bukti itu
adalah hal nyata yang memperkuat kebenaran tersebut.
Mungkinkah ini akhir dari segalanya? Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Mobil yang di kendarai Abi hampir tiba di mansion, terlihat banyak sekali wartawan di
depan pagar mansion mewah tersebut. Lagi dan lagi, Alex mengumpat kesal keadaan seperti ini.
Melihat mobil milik Tuan nya datang, para penjaga mulai mencari celah agar mobil milik
Tuan nya bisa masuk tanpa menimbulkan kericuhan.
Memakan waktu hampir dua puluh menit untuk mengusir para wartawan tersebut, mobil yang di tumpangi Alex langsung berhenti tepat di depan pintu utama.
“Tuan!” sapa para pelayan yang di lewati.
“Dimana istriku?”
“Nyonya di kolam renang bersama anak-anak, Tuan!”
Tanpa menjawab lagi, Alex langsung membawa langkah kakinya menuju kolam renang. Perasaannya campur aduk saat ini.
Dari jarak dekat ia bisa melihat keceriaan istri dan anak-anaknya. Mungkinkah Kim belum
melihat berita tersebut?
“Halo Sayang-sayangku!” ucapnya sambil mendekat ke arah kursi santai.
“Ah Dad! I miss you.” Anak perempuan itu langsung melompat dan berlari menuju Alex.
Bukk!
“Aku juga merindukanmu, Dad!” Kalvin mendekat dan ikut memeluk Alex.
Namun berbeda dengan Kim yang tidak menyambut kedatangan Alex. Wanita itu masih diam seribu bahasa, bahkan tak memandangnya sama sekali, seolah kehadirannya tak terlihat.
“Kia ajak Kalvin ganti baju dulu ya, minta tolong sama Bibi Malla.” Alex dengan sengaja menyuruh anaknya pergi.
“Baik Dad!”
Perlahan Alex mendekat ke arah istrinya. “Sayang!” ingin merengkuh tubuh istrinya, namun
tangannya langsung di tepis Kim dengan kasar. “Aku bisa jelaskan! Ini tidak seperti yang kau lihat.”
Kim tetap diam, tak menyahut atau menanggapi ucapan Alex.
“Jangan seperti ini, ayo bicara baik-baik.”
“Setelah semua yang terjadi, kau baru ingin menjelaskan saat ini?!” ucapnya dingin tanpa
menatap Alex.
“Aku bisa jelaskan! Dengarkan penjelasanku.”
“Apa yang mau kau katakan?” balasnya. “Aku mendengarkan.”
“Wanita itu, dia hanya anak dari rekan kerjaku. Tidak ada hubungan di antara kami.”
“Oh ya?” balas Kim meremehkan.
Kau masih saja berbohong demi
menutupi kesalahanmu, Alex! Apa kau memang menikmatinya?
“Anak dari rekan kerja tapi memanggil mu dengan sebutan Dad? Apa itu yang kau maksudkan?”
“Darimana kau tahu?” Alex kelepasan, karena ia tidak tahu dengan apa yang di katakan Kim.
Kim melemparkan ponselnya ke pangkuan Alex. “Kau bisa melihatnya sendiri, kemudian
jelaskan padaku maksudnya!”
Video berdurasi sekitar dua menit itu berputar, Alex terbelalak lebar menyaksikan rekaman itu. Disana dengan jelas terlihat kemesraan antara Alex dan Viola. Juga tentang anak perempuan itu yang memanggil Ales dengan sebutan Daddy.
Apa lagi yang ingin kau jelaskan Alex? Alasan apalagi yang akan kau katakan untuk menutupi kebohongan mu.
“Jadi penjelasan apa yang masuk akal, Sayang?!”
Alex terdiam
menyaksikan sikap Kim yang semakin dingin. Walaupun ia memanggil Alex dengan
sebutan Sayang tapi ucapannya penuh peringatan.
Tak ada kemarahan dari raut wajahnya, ekspresinya bahkan biasa saja.
Namun siapa yang bisa menebak kalau saat ini Kim tengah tersenyum mengejek Alex yang masih saja ingin menutupi kebobrokannya.
“Dia.....”
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •