NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 24. Sosok perempuan di kolam renang.

Malam harinya, setelah makan malam Jingga naik ke kamar dan Raka masih menonton di bawah sendirian, sementara Delima juga sudah masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat.

Jingga sedang belajar tapi tiba - tiba ia mendengar suara tangisan seorang perempuan yang merintih seolah sedang kesakitan, Jingga pun terdiam dan mendengarkan dengan seksama dari mana suara itu berasal.

"Hiks! Hiks.. Huhuhu.. Hiks! hiks.."

Terdengar samar namun juga jelas bahwa itu adalah suara tangisan wanita dari luar kamar.

"Siapa yang nangis?" Gumam Jingga, ia berjalan kearah jendela dan mengintip dari hordeng.

Jingga melihat seorang perempuan di halaman belakang rumah, tepatnya di dekat kolam renang. Wajahnya tak terlihat dan hanya menunduk, dan dia berjalan maju ketepian kolam renang.

"Eh! Siapa itu?" Jingga mengamati dengan seksama dan perempuan itu terjun ke dalam kolam lalu kelabakan seperti orang tenggelam.

"Astaghfirullah!" Jingga langsung keluar kamar dan berlari menuruni tangga.

"Bang! Di kolam renang ada yang tenggelam!" Ujar Jingga heboh pada Raka yang sedang menonton.

"Hah!! Siapa?!" Raka langsung bangun, ia bergegas lari menuju pintu kaca dan membukanya lalu berlari kearah kolam renang.

"Mana!?" Ujar Raka, ia tak melihat siapapun.

Jingga kebingungan sekarang, padahal jelas - jelas tadi dia melihat wanita yang menangis dan terjun ke kolam, tapi sekarang tidak ada.

"T- tadi di sini, bang. Perempuan nangis terus jatuh ke kolam, terus dia kayak tenggelam." Ujar Jingga menjelaskan sambil berdiri di posisi perempuan yang dia lihat tadi.

"Ngaco lu ah!! Kalo ada yang jatoh pasti air kolamnya gerak! Dan minimal ada cipratan air, ini aja kolamnya tenang banget. Ngerjain gue aja lu." Ujar Raka, dia kesal.

"Tapi.." Jingga seperti orang linglung sekarang.

"Awas lu, ngerjain gue lagi." Ujar Raka, lalu dia pergi masuk kedalam rumah.

Jingga masih memperhatikan air kolam yang memang benar - benar tenang, ia tak melihat jejak cipratan air, tapi dia benar - benar melihat perempuan yang terjut ke kolam dan tenggelam.

'Astaghfirullah, apa aku bisa melihat mereka lagi?' Batin Jingga.

Jingga menatap keatas, ke jendela kamarnya dan dia yakin posisinya saat ini adalah posisi perempuan yang di lihatnya tadi. Akhirnya Jingga pun masuk ke dalam, dan saat di dalam Jingga melihat Ika yang berjalan dengan wajah muram nya.

"Mba Ika." Panggil Jingga, tapi Ika tak menyahut dan berlalu pergi.

"Non Jingga butuh sesuatu? Mba Nita aja yang ambilin mau? Mba Ika nya lagi sakit." Ujar Nita, ia menutupi kondisi Ika yang sedang terus bertengkar dengan pacarnya.

"Enggak apa - apa mba Nita, cuma mau tanya, mba Ika sakit apa?" Tanya Jingga.

"Itu non, Mba ika minta nikah dadakan." Ujar Nita.

"Non Jingga, butuh sesuatu?" Tanya pelayan tua, tiba - tiba datang.

"Enggak bi." Sahut Jingga, Jingga selalu merasa sedikit tak nyaman saat pelayan tua hadir.

Akhirnya Jingga naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamar, pelayan tua itu terus menatap kepergian Jingga sampai Jingga hilang. Walau Jingga tinggal di sana sebagai anak dari Delima, ia tak pernah berjalan ke sembarang sudut rumah itu, bahkan Jingga belum pernah naik ke atas lantai tiga satu kali pun.

Ia hanya berkecimpung di seputar kamarnya, dan lantai satu saja. Ia bahkan tak pernah penasaran dengan pintu - pintu kamar yang selalu terlihat tertutup, ia tidak mau lancang menyentuh sesuatu di rumah itu.

"Bang, maaf ya? Aku bikin bang Raka panik tadi." Ujar Jingga, pada Raka yang kini sedang duduk menyender di ranjang nya sambil bermain ponsel.

"Hm." Sahut Raka singkat, tanpa melirik kearah Jingga.

Jingga akhirnya naik ke ranjangnya sendiri dan melanjutkan belajarnya, ia sudah biasa mendapat sikap dingin dari Raka. Sampai tak terasa waktu sudah semakin larut dan Jingga menguap karena sudah lelah dan mengantuk, sementara Raka sudah terlihat tidur lebih dulu.

"Tumben bang Raka tidur cepet? Aku juga mau tidur, besok sekolah." Gumam Jingga, ia membereskan buku - bukunya lalu meletakan nya di meja belajarnya.

Dari jendela kamar nya, Jingga kembali melihat keluar tapi tidak terlihat apa - apa lagi, ia pun berjalan ke ranjangnya dan bersiap untuk tidur. Jingga perlahan memejamkan matanya setelah berdoa, ia mulai akan terlelap tapi ia kembali terbangun saat Raka tiba - tiba bangun dan duduk tegak di ranjang nya.

Bangun nya bukan seperti biasa Raka bangun, dia langsung duduk dari posisi nya yang sebelumnya terlentang. Raka lalu menurunkan kakinya dan berdiri, tatapan nya lurus kedepan tanpa berkedip.

"Bang, Bang Raka mau kemana?" Tanya Jingga. Raka menoleh kearah Jingga, ia hanya tersenyum sekilas lalu pergi keluar.

'Hah? Serius itu bang raka senyum? Tumben.' Batin Jingga keheranan.

Jingga tak mengikuti Raka, ia pikir mungkin Raka mau menonton di bawah atau apa, Jingga pun kembali memposisikan dirinya untuk tidur.

Sementara Raka, dia berjalan menaiki tangga menuju ke lantai tiga. Cara Raka jalan menaiki tangga tidak pecicilan seperti normalnya biasanya, Raka seolah seperti tidur sambil berjalan tapi dengan mata terbuka.

Sesampainya di lantai tiga, Raka berjalan lurus menuju ke salah satu kamar yang ada di lantai tiga, ia membuka pintu nya dan terlihat di dalam kamar itu ada Delima yang sedang berdiri sambil memegang setangkai bunga kantil.

"Raka." Panggil Delima. Raka masuk dan menutup pintu kamar itu.

Ke esokan harinya..

Jingga sudah bangun saat subuh, dan ia melihat Raka yang ternyata sudah kembali tidur di ranjangnya sendiri. Jingga tak menaruh rasa penasaran apapun dan setelah sholat subuh dia bersiap dengan seragam sekolah nya lalu turun.

Jingga merasa rumah itu sangat ramai, ia turun ke bawah dan ternyata memang sedang ramai di dapur.

"Non Jingga sudah bangun?" Sapa pelayan tua, Jingga tersenyum dan mengangguk.

"Ramai sekali bi?" Tanya Jingga.

"Iya non, pekerja - pekerja yang sudah lama bekerja di sini baru pada dateng, mereka habis liburan." Ujar pelayan tua.

"Oohh.." Sahut Jingga sambil manggut - manggut.

"Kalian semua, ini non Jingga. Adek nya den Raka." Ujar pelayan tua, memperkenalkan Jingga pada para pelayan yang ada.

"Halo, non Jingga." Sapa mereka semua dengan ramah.

"Halo, saya Jingga." Ujar Jingga memperkenalkan diri.

Jingga lalu duduk di sofa sambil mengecek buku yang akan dia bawa ke sekolah. Sampai jam sudah menunjukan pukul enam lewat, Delima baru keluar dari kamarnya dan menyapa Jingga.

"Anak mama udah bangun?" Ujar Delima, dia mengusap kepala Jingga.

"Iya ma, Jingga berangkat sama siapa?" Tanya Jingga.

"Sama bang Raka aja, nak." Ujar Delima.

"Tapi abang belom turun, Jingga panggil abang dulu ya ma." Ujar Jingga.

Baru juga Jingga hendak bangun dari duduknya, Raka terlihat turun dari lantai dua. Wajahnya dingin seperti biasanya sampai Jingga masih terheran - heran apa sungguh semalam Raka senyum padanya atau dia salah melihat.

"Bang, pulang pergi nya bonceng Jingga, ya?" Ujar Delima.

"Ah elah, ma! Nggak bebas banget si, masa harus bonceng dia tiap hari!? Aku bukan tukang ojek, ma." Protes Raka.

Sikap Raka sungguh berbeda dengan yang semalam, sekarang dia kembali menjadi pemarah dan tukang protes, tapi semalam dia bagai patung berjalan.

"Yang bilang kamu tukang ojek siapa? Jingga kan adek kamu, bang." Ujar Delima.

"Nggak mau, males." Ujar Raka.

"Okay! Ps, ponsel, semua game kamu mama sita. Liburan ke Bali nya juga mama batalin, sampai kamu mau bersikap baik sama Jingga." Ancam Delima.

"Yang bener aja, ma!" Raka makin marah.

"Pilih sendiri, keputusan di tangan abang." Ujar Delima, sambil melipat kedua tangan nya di dada.

"Ck! Sshhhh..ya udah iya!" Ujar Raka.

"Iya apa, bang?" Tanya Delima.

"Si orens pulang pergi sama aku." Sahut Raka ketus.

"Namanya Jingga, bukan orens. Panggil yang bener, panggil Jingga adek." Ujar Delima.

"Jingga! Cepet bangun! Kalo lu nggak bisa ngejar gue, gue tinggal." Ancam Raka sambil bangun.

Jingga langsung kelabakan dan langsung berlari mengbil tas sekolah nya di sofa, tak lupa dia mencium tangan Delima lalu lari keluar dengan tergesa - gesa.

"Assalamualaikum, ma." Pamit Jingga, tapi Delima tak menyahuti salam Jingga.

"Abang!! Tungguin Jingga! " Teriak Delima.

"Cepetan!! Gue itung ampe tiga!" Teriak Raka dari luar.

BERSAMBUNG...

1
Susilawati
sebelumnya aku paling males kalo.baca cerita horor, tapi pas baca cerita ini jadi tertarik karena cerita nya bagus banget.
Susilawati
Thor mana nih lanjutan nya
Aisya Saleh
lanjut thor,episod seterusnya
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!