NovelToon NovelToon
Dear, My Love

Dear, My Love

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:131k
Nilai: 4.8
Nama Author: Naira_w

Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.

Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.

Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.

Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.

Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.

***

Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.

Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Pelakor Yang Sebenarnya

"Kakak cantik, Una sudah selesai." kata seorang anak kecil sambil menyodorkan sebuah buku tulisnya.

Anya tersenyum sambil mengambil buku tulis yang diserahkan oleh gadis kecil itu.

Luna atau yang sering dipanggil Una adalah salah satu anak panti yang dirawat oleh Bu Nisa semenjak bayi.

Bu Nisa menemukan Luna dalam keadaan masih merah dan tali pusar yang masih basah di dekat area pemakaman.

Saat ini Una adalah anak yang paling kecil di panti ini dan yang lainnya sudah sekolah.

Menurut Bu Nisa ada beberapa anak panti yang usianya di bawah Una, namun mereka sudah diadopsi.

Kebanyakan pasangan suami istri ingin mengadopsi anak yang masih bayi dibandingkan anak yang sudah besar seperti Una dan kakak-kakaknya.

Karena itulah beberapa anak panti masih berada di tempat ini sampai selesai sekolahnya dan bekerja.

Usia Luna baru lima tahun, namun dia sudah pintar membaca dan mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan sederhana.

Anya mengoreksi jawaban Una, memang kecerdasan Una tak diragukan lagi. Padahal gadis kecil itu baru saja belajar menghapal perkalian, namun sudah bisa mengisi soal perkalian yang dibuat Anya.

Anya pun tersenyum menatap gadis kecil yang rambutnya dikepang dua itu. Tatapan jernih dari mata polosnya itu membuat Anya merindukan para keponakannya, Rayyan, Raisa dan Alif.

Sudah satu minggu ini Anya tinggal di panti. Anya pun sudah menceritakan kejadian yang menimpa dirinya pada Bu Nisa.

Wanita paruh baya itu pun ikut menangis mendengar apa yang dialami Anya. Bu Nisa bahkan cukup jengkel pada lelaki yang menodai Anya dan ingin meminta Anya untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

Namun, Anya menolaknya. Jika sampai dia melaporkan ke polisi otomatis seluruh keluarga suami mbaknya akan malu dan mbaknya tentu akan menjadi bahan cibiran orang-orang. Dan Anya tak mau sampai hal itu terjadi.

Biarlah dia menanggungnya sendiri, seperti yang seharusnya. Anya menganggap ini adalah karma yang diterimanya karena perbuatan kedua orang tuanya. Dan dia sudah ikhlas menerima semuanya.

"Wah, Una hebat. Jawabannya betul semua." kata Anya sambil bertepuk tangan.

Una pun ikut bertepuk tangan seperti yang Anya lakukan. Gadis kecil itu sangat senang karena dipuji oleh kakak cantiknya.

"Terima kasih, kakak cantik." kata Una.

Anya memang dipanggil kakak cantik oleh Una. Walaupun sudah Anya sudah meminta agar Una memanggilnya kak Anya, tetapi Una tetap memanggilnya kakak cantik.

"Tapi Una harus belajar lebih giat lagi ya dan jangan sombong. Oke?" kata Anya

Una pun mengangguk dengan semangat.

"Oke, kakak cantik. Berarti besok Una udah boleh sekolah ya, kak?" tanya Una yang memang kata Bu Nisa sering sekali merengek meminta sekolah padahal usianya masih sangat kecil untuk masuk sekolah dasar.

"Belum, kita harus tunggu teman-teman yang akan jadi teman sekelas Una pintar seperti Una dulu. Biar nanti Bu gurunya tidak bingung lagi kalau mengajar karena murid-muridnya pintar seperti Una." kata Anya yang mencari alasan agar Una menerima bahwa dia belum bisa sekolah.

Bu Nisa juga belum bisa menyekolahkan Una di TK, karena biaya untuk masuk TK cukup besar. Dan donatur untuk panti semakin hari semakin sedikit.

"Oooh begitu, kalau begitu lebih baik kakak cantik saja yang jadi Bu gurunya. Kakak cantik hebat bisa mengajar Kak Bian dan Kak Lira, padahal mereka lebih pintar dari Una." kata Una

Anya pun tertawa mendengar ucapan polos Una. Anya memang setiap malam mengajar beberapa anak panti yang masih sekolah. Bagi Una, Bian dan Lira adalah kakaknya yang paling pintar. Karena mereka berdua lah yang mengajarinya membaca dan berhitung.

"Kaka Anya cum bisa mengajar Una di rumah saja, kalau nanti Una sekolah akan ada gurunya sendiri. Gurunya itu bahkan lebih pintar dari kak Anya." kata Anya menjelaskan pada gadis kecil nan cerewet itu.

"Assalamualaikum." terdengar suara orang mengucapkan salam dari arah depan. Anya yang tadinya tertawa karena tingkah Una pun lalu terdiam.

Anya mengenali suara wanita itu, suara orang yang sangat disayanginya.

Anya pun mendadak terdiam saat Bu Nisa membalas salam dan membuka pintu.

Beberapa saat kemudian Bu Nisa pun masuk ke ruang tengah tempat Anya dan Una berada.

"Anya, Mbak kamu datang ke sini. Kamu temui dia, kasihan sepertinya April itu terlihat cemas sama kamu." kata Bu Nisa yang masuk menemui Anya.

Bu Nisa memang bersedia menerima Anya, tapi dia tidak akan menyembunyikan Anya dari keluarganya terutama dari April.

Apalagi Bu Nisa tau perjuangan gadis muda yang membesarkan Anya seorang diri. April memang sering beberapa kali datang ke panti ini. Biasanya setelah dia pulang ziarah ke makam Aryani, bundanya Anya.

Anya menatap Bu Nisa, seolah-olah menunjukkan keengganannya menemui kakaknya.

"Temui mbak kamu. Ibu nggak tega, wajah mbak kamu sangat pucat. Sepertinya dia sedang sakit. Yang menghancurkan kamu itu lelaki yang bernama Rama bukan April. Jangan lampiaskan kebencianmu pada orang yang benar-benar menyayangimu." kata Bu Nisa pada Anya.

Mendengar ucapan Bu Nisa, Anya pun mengangguk dan segera berjalan menuju ke ruang tamu.

Anya melihat mbaknya sedang duduk di kursi kayu sambil menatap bufet yang berisi piala serta beberapa penghargaan atas nama bundanya dan anak-anak panti yang lain.

April terlihat agak kurus dan pucat. Benar kata Bu Nisa, mbaknya terlihat menyedihkan. Anya saja merasa sedih melihat wajah mbaknya yang terlihat lesu itu.

"Mbak..." kata Anya memanggil mbaknya yang sedang melamun dan tak menyadari kedatangannya yang sudah berdiri di dekat tempat duduknya.

April menoleh ke arah Anya, air mata yang ditahannya sedari tadi pun luruh dan tak terbendung lagi.

Begitu juga dengan Anya, dia begitu sedih melihat keadaan kakak yang disayanginya itu. Dia pun langsung bersimpuh dan memeluk pinggang mbaknya. Meminta maaf pada wanita yang sudah banyak berkorban untuk merawatnya.

"Maafkan Anya, mbak. Maaf." kata Anya di sela tangisannya.

April pun mengelus lembut kepala adiknya. Satu-satunya saudara yang dimilikinya.

"Kamu jahat, Nya. Kenapa kamu pergi begitu saja, tanpa ngasih tau mbak." kata April.

"Kamu nggak sayang sama mbak? Kamu nggak nganggap mbak ini saudara kamu ya, Nya?" tanya April pada Anya.

"Nggak, mbak. Anya sayang sama mbak." kata Anya

"Lalu kenapa kamu sembunyi dan menghilang tanpa kabar. Segitu nggak percayanya, kamu sama mbak?" tanya April yang menunjukkan rasa kecewanya. Karena ternyata adiknya yang dibesarkan dengan rasa sayang justru memilih tempat lain untuk pulang disaat-saat masa terpuruknya.

"Anya malu, mbak. Anya juga takut mbak ikut merasa malu karena aku yang gak bisa menjaga diri." kata Anya dengan lirih.

"Astaghfirullah, Nya. Kamu kira mbak juga bisa hidup tenang kalau kamu menghilang seperti ini. Kamu itu tanggung jawab mbak, Nya. Dan ini semua juga salah mbak, bukan salah kamu." kata April

Istri dari Zaki itu memang menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa bersikap tegas menolak keinginan Bu Dewi juga Rama. Justru dirinya lah yang merasa gagal menjaga adiknya.

"Maaf, mbak." kata Anya

April menghela nafasnya dengan cukup keras. Dia sendiri saat ini sedang tak baik-baik saja. Kehamilan keduanya ini memang lebih rewel dibandingkan saat hamil Alif dulu.

"Kamu nggak salah, Nya. Kenapa minta maaf." kata April sedangkan Anya menangis di pangkuan wanita pengganti orang tuanya itu.

"Sekarang kamu maunya gimana?" tanya April pada adiknya ketika mereka sudah bisa tenang dan sudah bisa mengendalikan diri.

Anya menatap wajah mbaknya lalu menggeleng kepalanya dengan pelan.

"Aku nggak tau mbak. Aku bingung." kata Anya jujur.

"Kamu masih mau melanjutkan kuliah kamu?" tanya April dan dijawab Anya dengan anggukan.

"Lalu Rama?" tanya April lagi menyebut nama lelaki yang dibenci Anya.

Air mata Anya pun kembali menetes, Anya masih ingat saat dia memohon pada lelaki itu agar tak menodainya. Namun, Rama tak perduli dan tetap melakukan hal yang menghancurkan hidup Anya.

"Aku benci dia mbak." kata Anya dengan perasaan benci bercampur jijik.

April pun paham, jangankan Anya yang mengalami kejadian itu. April saja rasanya ingin memukuli Rama. Walaupun lelaki itu terlihat menyesal dan selalu meminta maaf padanya, tetapi semuanya sudah terlambat.

April sudah kecewa, sangat kecewa. Bagaimana dia bisa mempercayakan adiknya pada lelaki seperti itu. Adiknya yang selalu dia jaga harus hancur karena perbuatan lelaki egois seperti Rama.

"Kalau begitu malam ini kamu berangkat ke Jogja. Mas Zaki akan mengantar kamu nanti malam." kata April pada adiknya.

"Jangan khawatir, nggak ada yang tau tentang keberadaan kamu kecuali kami berdua. Kami akan berpura-pura tak mengetahui keberadaan kamu, termasuk ibu juga Ara." kata April pada adiknya.

Anya yang mendengar ucapan mbaknya pun memeluk April.

"Kenapa mbak sebaik ini sama aku? Padahal aku anak wanita yang menghancurkan kebahagiaan ibunya mbak." kata Anya pada April.

April memeluk adiknya, lalu menatap foto yang berada di dalam bufet kaca di depannya.

Foto ibu pendiri panti asuhan ini beserta anak-anak panti. Diantaranya adalah ayahnya dan juga bundanya Anya.

April memejamkan matanya sejenak, sudah saatnya Anya tau keadaan yang sebenarnya. Status orang tua mereka yang membingungkan dan membuat Anya selalu merasa rendah diri.

"Bukan bunda kamu yang menghancurkan kebahagiaan ibu mbak. Tapi, justru ibu yang merusak kebahagiaan ayah dan bundamu." ucap April lalu menatap adiknya yang kebingungan itu.

April tersenyum saat melihat Anya yang memiliki paras seperti ayahnya. Bahkan ayahnya saja memberikan gen dominan pada Anya, seolah-olah menunjukkan jika Anya adalah anak kandungnya.

"Justru ibu mbak yang menjadi orang ketiga diantara ayah dan bundamu. Yang anak pelakor itu sebenarnya adalah mbak, bukan kamu." kata April.

Sementara Anya hanya bisa terdiam dan terkejut saat mendengar ucapan mbaknya. Anya pun teringat foto yang diserahkan mbaknya itu. Foto pernikahan ayah bundanya yang justru lebih dulu dibanding tahun kelahiran mbaknya.

"Sudah saatnya kamu tau yang sebenarnya. Apa yang selama ini disembunyikan oleh mereka juga mbak." kata April sambil menatap sendu ke arah foto sang ayah yang memang terlihat tampan sejak kecil itu.

❤️❤️❤️

Jangan lupa likenya ya 🤗

1
sundusiyah86
wkwkwkk keyen mba Charlie ngajarin nya langsung k intinya lanjut Thor ..lanjut
Arieee
😁😁😁😁😁😁😁😁👍👍👍👍👍👍👍selalu ada pelangi di tengah badai
Arieee
anya 💪💪💪💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍👍👍
👏mBhem🖤¹²⁰² ⠀
yaahh itu lah kata pepatah jgn melihat sesuatu dari luar nya aja.. mbak Charlie, biar kata dy wanita malam, tapi pengalaman hidup nya udah mantap.. pahit manis mungkin udah pernah dy alami.. maka nya dy cocok berteman sama anya yg memang masih usia labil dalam berpikir..
semoga rumah tangga anya rama kembali baik2 saja.. n c uget2 zena.. minggat gaaattt
Sabaku No Gaara
sma kakk...tensian juga nih bayikk gegara rama ...gk tegas banget ma zena
Sabaku No Gaara
baru nyadar luuuu. .basi
Rangga Peppo
lanjut thorr
Nur rochman
/Joyful//Joyful//Joyful/ Mbak charlie ngajarin Anya bumil yg masih perawan soal urusan ranjang, yg ada malah insecure Anya ?? kah hamidunnya karena paksaan?? /Grin//Grin/ apalagi kalau deket Rama bawaannya kesel, uring2an ,mana bisa menggoda Rama?? kalau tiba2 Anya pakai baju dinas pasutri yg ada Rama kaget dan bingung istrinya kesambet apaan??/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nani Haryati
penasaran sama kisah mba charlie
Nur rochman
Kalau sudah seperti ini baru kesal sama zena?? Bagaimana dengan Anya yg lagi hamil??
Berusaha nenerimamu karena ada baby triplet?? tapi masih ada teror dari mantanmu ?? jangan egois deh Rama?? , apalagi kamu gak bisa bersikap tegas pada zena selama ini.dan kenapa kamu justru yg marah ?? /Panic//Drowsy//Drowsy/
Semoga saja Anya dan baby nya baik2 saja, /Pray/
Arieee
si Rama laki" gak peka😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤
sundusiyah86
hadeuh ko makin rumit Thor.... lanjut Thor lanjut
Syafira Putri
nggk setuju banget Anya sama Rama..
Linda Raiyos
Luar Biasa
Susi Akbarini
waaaahhhh...
emang yaaa...
zena si biang kerok..
alasan aja gak enak badan..
padahal karena bukan Rama yg jemput zeline..
😀😀😀❤❤❤❤
Tutiks
setuju banget banget kalau bunda nya di bawa pergi jauh dulu ....biar rama tau rasa ...lanjut lagi up nya
Susi Akbarini
lhooo..
kok enak banget zena ...
dapat uang dari mana buat nginap ke hotel..
Anya kan gak mau ngasih..
Rangga Peppo
lanjut thorr
Ifah Al Azzam Jr.
kapok Rama dari awal aja deh egois dan gak peka ngapain dipertahankan lebih baik mengakhiri kecuali dy bisa melepas masa lalu dan menghargai org yg disisinya...
Roziqin Rozi
mannntaaaaf thorrr....👍👍👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!