NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pembantu

Terpaksa Menikahi Pembantu

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Pengantin Pengganti / Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.

Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syarat

"Dava," panggil seseorang tiba-tiba membuat Madava tersentak kaget dan sontak menoleh.

"Astaghfirullah! Mama, ngagetin tau nggak. Untung aja Dava nggak punya penyakit jantung. Coba kalau ada, bisa bahaya," omel Madava saat melihat sosok mamanya lah yang memanggilnya sambil menepuk pundaknya itu. Jantungnya sampai kebat-kebit karena terkejut.

"Ck, gitu aja terkejut. Ayu mana? Rafi di ruangan mana?" cecar Bu Shanum.

Bu Shanum yang memang berencana pulang hari ini, menelpon Madava pagi-pagi sekali. Ia begitu terkejut saat mengetahui Rafi masuk rumah sakit semalam.

"Ayu ada di ruangan Rafi. Ayo, Ma, ikut aku." Madava pun segera membawa masuk sang mama ke ruangan Rafi. Hati Bu Shanum terenyuh melihat Rafi yang tidur dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya.

"Ayu, kamu nggak papa, Nak?" Bu Shanum menghampiri Ayu dan menggenggam tangannya.

"Ayu nggak papa kok, Ma." Ayu menjawab dengan tersenyum tipis.

"Maaf, mama baru ke mari. Bagaimana kata dokter? Rafi nggak kenapa-kenapa, 'kan?"

Ayu dan Madava saling menoleh. Madava lebih dulu mengajak sang mama duduk di kursi agar mereka bisa bicara lebih santai.

"Dari ciri-ciri yang nampak, ada kemungkinan Rafi mengidap leukemia, Ma. Tapi untuk memastikan, dokter akan melakukan tes darah sore ini. Dilanjutkan dengan biopsi sumsum tulang belakang juga. Mudah-mudahan hasilnya negatif ya, Ma." Bukan Ayu yang menjelaskan, tapi Madava. Madava tahu, Ayu sedang tidak baik-baik saja. Apalagi untuk menjelaskan tentang apa yang Rafi alami, pasti akan terasa sangat menyakitkan hatinya.

"Astaghfirullah." Bu Shanum sampai menutup mulutnya akibat terkejut. "Ya Allah, semoga saja hasilnya negatif ya, Yu. Mama juga nggak tega liat Rafi seperti ini. Kamu kuat, ya. Mama pasti akan ikut mendoakan kesembuhan Rafi." Bu Shanum berdiri kemudian memeluk tubuh Ayu. Memberikannya kekuatan agar bisa tetap kuat menghadapi situasi ini.

"Oh, ya, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Rafi bisa tiba-tiba pingsan semalam? Apa dia ada salah makan atau apa?" cecar Bu Shanum yang sudah sangat penasaran sejak dalam perjalanan tadi.

Ayu melirik Madava. Madava menghela nafas kasar sambil mengusap tengkuknya.

"Ini salah Dava, Ma. Rafi sepertinya syok dan pingsan karena melihat kami bertengkar di ruang tamu." Madava memilih berkata jujur membuat Bu Shanum mendengkus kesal.

"Makanya, kalau mau bertengkar itu di dalam kamar. Mama tau, yang namanya pertengkaran dalam rumah tangga itu wajar. Nggak ada satupun pasangan suami istri yang nggak pernah bertengkar. Selisih paham itu pasti ada, tapi alangkah baiknya kalau bertengkarnya itu di dalam kamar. Dan lebih baik lagi di selesaikan saat itu juga. Karena mama tau, penyelesaian permasalahan suami-istri itu ada di atas ranjang jadi lebih aman bertengkarnya di dalam kamar. Ingat, lain kali bertengkarnya di kamar aja ya."

Sontak saja pasutri itu mengerutkan kening saat mendengar kata-kata sang ibu kalau penyelesaian permasalahan suami-istri itu ada di atas ranjang.

"Maksud Mama? Dava bingung, emangnya bisa menyelesaikan masalah di atas ranjang?"

"Dimana-mana, suami istri itu kalo bertengkar berakhirnya di atas ranjang. Mama yakin, tak butuh waktu lama perselisihan akan segera terselesaikan dengan sendirinya."

Ayu dan Madava saling menoleh. Semburat merah muncul di kedua pipi pasangan suami istri tersebut. Ayu memalingkan wajahnya. Apa-apaan itu, batinnya. Masa' masalah bisa selesai setelah melakukan ehem-ehem sih. Aneh-aneh saja.

"Kok diam? Nggak percaya? Saat ini mungkin belum. Tapi nanti pasti kalian akan mengalaminya sendiri. Ya udah, sekarang kalian pulang dulu aja. Mandi, ganti pakaian. Biar Mama yang tungguin Rafi di sini."

"Em, nggak usah, Ma. Biar aku di sini aja. Mama aja yang pulang bareng Mas Dava. Mama pasti capek karena baru sampe."

Bu Shanum menggeleng tegas. "Nggak papa. Mama nggak papa kok. Kamu aja sama Dava yang pulang. Sore nanti kemari lagi. Lagipula kalian pasti belum menyelesaikan permasalahan kalian 'kan. Alangkah baiknya setiap permasalahan itu segera diselesaikan. Jangan ditunda-tunda karena akan membuatnya semakin berlarut. Dan ingat ini, nggak ada rumah tangga yang berjalan mulus-mulus aja. Ujian itu pasti ada dan berbagai macam bentuknya. Alangkah baiknya setiap permasalahan diselesaikan dengan bijak, kalian paham?" tegas Bu Shanum yang sudah seperti seorang guru menasihati murid-muridnya.

"Paham, Bu guru," sahut Madava membuat Bu Shanum mendelik, sementara Ayu mengulum senyum.

Akhirnya keduanya pun memilih pulang ke rumah setelah Bu Shanum memaksa mereka. Mereka akhirnya setuju karena sadar, mereka belum mandi sejak pagi. Ingin mandi di rumah sakit, mereka tidak membawa perlengkapan mandi dan baju ganti sama sekali. Ayu juga harus mengambil baju ganti untuk Rafi. Karena itu, ia setuju untuk pulang terlebih dahulu.

"Ada yang mau kamu beli? Atau mau mampir ke suatu tempat?" tawar Madava.

Ayu awalnya ingin menggeleng, tapi saat melihat toko kue yang terkenal dengan brownies coklat dan kejunya, Ayu pun jadi ingin ke sana.

"Emmm ... "

"Kenapa? Ada yang mau kamu mampiri?" Ayu menatap toko kue yang kini sudah terlewati dengan wajah cemberut. "Kalau mau sesuatu itu bilang, Ayu. Aku mana tau kalau kamu diem kayak patung seperti ini."

"Tapi tokonya udah lewat."

"Toko apa? Nanti kita muter lewat sana kalau mau."

"Toko kue. Aku dan Rafi sangat menyukai brownies cream cheese. Kami dulu sekali pernah dikasi orang. Sudah lama sekali kami nggak makan itu. Kadang Rafi pingin, tapi ..." Ayu diam. Tak jadi melanjutkan ceritanya.

Madava yang paham pun segera mencari jalan untuk memutar mobilnya.

"Baiklah. Kita ke sana sekarang."

"Memangnya nggak papa?"

"Nggak papa. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

Madava tersenyum. "Syaratnya aku kasi tau di rumah aja."

Ayu mengangguk pelan meskipun sedikit ragu. Ia penasaran, apa syarat yang akan Madava ajukan. Tapi ia tidak mau bertanya saat ini karena yang ada di pikirannya saat ini adalah senyum bahagia Rafi karena akhirnya bisa mencicipi lagi kue yang sudah sangat lama ia inginkan itu.

Madava tersenyum penuh arti. Ia pun segera melajukan mobilnya menuju toko kue yang Ayu maksud.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

1
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
mantap Rafa. kata2 mu tu sprti seorang casanova
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
rasain kau tika. itulah hasil yg kau tanam selama ni. tinggal mila sja yg blm
guntur 1609
dasar orang gila. muka tembok
guntur 1609
mampus kau dava. kalau kau percaya sm gisela ular. padahal ayu sedang hamil sekarang. kau akan menyesal jika aoercaya gisel
Emil Husin juhri
Kecewa
Emil Husin juhri
Buruk
guntur 1609
telat
guntur 1609
sama ja semuanya... satu jurusan. daar dava. mentang2 sdh kena
guntur 1609
ayu sdh terotak. gak jadi tersalurkan. makanya uring2 an
guntur 1609
pasti ragi cocok darah sm sum2 belakangnya sm dava
guntur 1609
kau pun salah yu. seharusnya kau juga peka dengan kejadian ini
guntur 1609
hahah laporan kau dava
guntur 1609
jangan bilang laki2 yg sm via tu asrul
guntur 1609
jangan blngbdava pernah melecehkan mamanya rafi tapi gak sadar.
guntur 1609
hmngkn ayu ramah sm mu di waktu pagi. agar kau semangat bekerjanya
guntur 1609
pa rafi bukan anak kandungnya ayu ya
guntur 1609
hahahha kena kau kan dava
guntur 1609
hahahhah krna mental madava
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!