NovelToon NovelToon
Tangisan Hati Istri

Tangisan Hati Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cicih Sutiasih

Bayangan indahnya hidup setelah sah menjadi seorang istri, tidak dirasakan oleh Mutia Rahma Ayunda, ternyata ia hanya dijadikan alat untuk mencapai ambisi suaminya , Rangga Dipa .
Setelah menikah, Rangga yang berasal dari keluarga kaya,berusaha mewujudkan semua mimpinya untuk memiliki fasilitas mewah dengan mengandalkan istrinya. Rangga hanya menafkahi Mutia dengan seenaknya, sebagian besar uangnya ia pegang sendiri dan hanya ia gunakan untuk kepentingannya saja, Rangga tidak peduli dengan kebutuhan istrinya. Sampai mereka dikaruniai anakpun, sikap Rangga tidak berubah, apalagi ia masih belum bisa move on dari mantan pacarnya, Rangga jadi lebih mengutamakan mantan pacarnya dari pada istrinya.
Kehidupan Mutia sering kali diwarnai derai air mata. Mampukah Mutia bertahan, dan akankah Rangga berubah?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cicih Sutiasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semua Bahagia

"Alhamdulillah..., Papi senang, dia itu putri sahabat lama Papi, dari keluarga baik-baik, cocok buat kamu tuh, biar kamu bisa lebih terkontrol, Mutia juga seorang sarjana, dan sudah bekerja pula", terangkan Pak Yuda.

'Hhmm..., seorang wanita karier rupanya, lumayan..., jadi tidak akan menjadi beban aku, dia juga punya penghasilan, tidak akan seperti Sinta yang sukanya ngabisin uang aku saja', batin Rangga bicara.

"Sana cepat istirahat!, biar besok bisa bangun cepat, kita berangkat pagi-pagi", ucap Pak Dwi.

"Iya...iya..., sebentar..., ini siapa sih, nomer tidak dikenal, dari tadi calling terus", Rangga tampak mengutak-ngatik ponselnya.

"Coba Papi lihat...", tanpa diduga Pak Dwi menyambar ponsel Rangga.

"Ckk...cckk...cckk...., apa ini Rangga, isi ponselmu beginian semua, ini foto-fot wanitanya hapus semua, ini mantan kamu?", Pa Dwi tampak berdecak.

"Kamu kan akan menikahi Mutia, hapus foto-foto ini semua!, duh..., kamu ini, pakai ada vidio-vidio panas segala", imbuh Pak Dwi.

"Itu buat tutorial Pi, biar aku tidak gelagapan saat malam pertama nanti", ucap Rangga sambil nyengir.

"Makanya menikah, biar sikapmu terkontrol, awas!, hapus semua foto dan vidio tidak bener ini, malu Papi kalau sampai Mutia tahu", Pak Dwi menatap Rangga.

"Iya...iya..., nanti aku hapus semuanya", Rangga berjalan lemas menuju kamarnya, pikirannya sudah mentok, tidak ada pilihan lagi selain menerima keinginan papinya, lagi pula Rangga juga ingin cepat menikah sebelum keduluan sama Sinta.

Rangga ingin membuktikan kalau dirinya juga bisa cepat mendapat pengganti Sinta.

****

Pagi hari di rumah Pak Yuda sudah tampak sibuk, semua penghuni rumah bekerja , layaknya seperti kerja bakti saja.

Bu Marni dan Mutia sibuk berkutat di dapur. Mereka memasak aneka masakan lezat. Pak Yuda dan Arman pun tampak sedang membersihkan rumah dan pekarangan.

Maklum saja, hari ini mereka akan kedatangan tamu penting dari Kota, jadi..., walaupun rumahnya sederhana, namun tampak bersih.

"Mutia..., sudah sana, kamu mandi, dan dandan yang rapi, hari ini nak Rangga dan keluarganya akan berkunjung", perintah Pak Yuda, ia menghampiri Mutia .

"Iya..., pekerjaan ibu juga sudah hampir selesai Kok, kamu dandan saja yang cantik, biar Nak Rangga langsung jatuh cinta sama kamu", imbuh Bu Marni sambil tersenyum.

Mutia tidak bicara, ia hanya tersenyum sambil segera menuju kamarnya. Di dalam kamar Mutia termenung di atas tempat tidurnya. 'Apa ini keputusan yang terbaik, Ya Allah ..., semoga pertemuan hari ini ada dalam Ridho-Mu, dan A Rangga benar-benar jodoh pasti dari-Mu untuk Aku', batin Mutia bicara.

Lalu Mutia bergegas membersihkan diri , dan sejurus kemudian, ia pun mengenakan pakaian terbaiknya.

Tidak lupa, Mutia sempatkan shalat Dhuha dan berdo'a, agar rizki berupa jodoh yang akan diberikan kepadanya baik untuk kehidupannya.

Setiap malam juga Mutia tidak henti-hentinya berdo'a agar jodohnya disegerakan.

Dengan langkah penuh keyakinan, Mutia keluar dari kamarnya. Ia melanjutkan beres-beres di area ruang tamu yang merangkap juga sebagai ruang keluarga.

"Aduh cantiknya putri Ibu, laki-laki yang melihatmu pasti akan langsung jatuh cinta", celetuk Bu Marni yang nongol di ambang pintu dapur.

Mutia hanya menunduk, ia tersipu malu, bukan hanya ibunya yang selalu memuji, para tetangganya juga sering bicara seperti itu, Mutia cantik, tapi kenapa susah mendapatkan jodoh.

"Sudah cantik Utami , kamu duduk saja sana, biar Bapak yang lanjutkan", ucap Pak Yuda lagi, ia terlihat bahagia, Pak Yuda sudah menunggu lama hari ini, hari disaat putri kesayangannya dilamar.

Apalagi laki-laki yang hendak melamar putrinya itu merupakan anak dari sahabat lamanya, lengkap sudah kebahagiaan yang dirasa oleh Pak Yuda

"Cuma merapikan ini saja kok Pak", ucap Mutia ia membetulkan letak vas bunga dan kotak tisu yang ada di atas meja tamu.

"Teteh.., kalau sudah menikah, Arman jadi tidak teman di rumah, kalau ada tugas dari sekolah, Arman minta bantuan pada siapa?, Bapak dan Ibu pasti tidak bisa", Arman menatap kakaknya.

"Aahh..., jangan takut De, sekarang kan ada Hand Phone, walau kita tidak tinggal satu rumah, tapi kita masih bisa teleponan kan?", ucap Mutia sambil tersenyum haru.

Bukan hanya Arman, tetapi dirinya juga pasti akan merindukan keluarganya juga. Tapi inilah kehidupan. Seiring berjalannya waktu, setiap pribadi dewasa harus bisa membangun kehidupannya sendiri, lepas dari bayang-bayang ayah dan ibunya.

"Iya..., Arman kan sudah besar, harus belajar mandiri juga, harus sudah bisa mengerjakan segalanya sendiri", Mutia mengusap lembut kepala adik kesayangannya itu.

"Kenapa Teteh harus menikah..., kenapa Teteh harus pindah dari sini", ucap Arman sendu. Menurut pikirannya, jika kakaknya itu sudah menikah, maka ia akan mempunyai kehidupan baru, dan ia juga harus ikut bersama suaminya, kemanapun.

"Jangan sedih dong, Teteh janji, nanti Teteh akan sering ke sini, jadi Arman masih bisa belajar dengan Teteh", Mutia kini memeluk Arman.

Inilah yang membuat Mutia mengundur-ngundur waktu untuk menikah, ia tidak ingin tinggal berjauhan dengan ayah dan ibunya, juga dengan Arman.

"Inilah hidup Nak, tidak selamanya Ayah dan Ibu akan ada disamping kalian, jadi kalian sebagai

"Aku pasti akan sangat merindukan kalian semua", kembali Mutia terlihat sendu.

Di luar terdengar suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan. Arman terlihat mengintip dari balik tirai.

"Wah..., mobilya bagus sekali..., Ayah, Ayah Ayah Ayah..., apa itu yang mau menikah dengan Teteh?, wah...tampan sekali", celoteh Arman.

"Sstt..., jangan berisik, nanti mereka mendengarnya", bisik Mutia.

"Ayo, kita masuk dulu", Mutia meraih tangan Arman dan membawanya menuju kamar.

Di sana Mutia duduk di pinggir tempat tidurnya, hatinya mulai dag-dig-dug tidak karuan. Saat-saat yang ia tunggu selama ini, kini sudah ada di depan mata. Namun ia belum tahu, bagaimana calon suaminya ini,ia belum pernah bertemu sekalipun, bagaimana tahu sikap dan pribadinya.

Namun Mutia yakin, Allah akan memberikan jodoh yang baik untuk dirinya, karena selama ini ia selalu berusaha menjaga ibadahnya.

Mutia yakin jodohnya itu adalah cerminan dirinya, jika ia baik, maka ia pun akan diberikan jodoh yang baik pula.

Di luar terdengar suara gelak tawa, dan itu suara dari Bapaknya dan sahabat lamanya, yang sebentar lagi akan menjadi ayah mertuanya.

Sayup-sayup terdengar obrolan diantara mereka, namun kini Mutia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Teh..., keluar saja, dari pada nguping di sini", ucap Arman yang sedang menahan tawa dengan menutupkan telapak tangan ke mulutnya.

Mutia tersipu, ia baru menyadari kalau ia tidak sendiri di dalam kamar.

"Ssttt...", Mutia meletakkan telunjuk diatas bibirnya.

"Diam saja, belum disuruh keluar", senyum Mutia, ia merasa malu dengan adiknya itu.

1
harwanti unyil
semoga cepet ketahuan biar tau rasa km
Yati Syahira
aduuuh bodoh akuut punya lgi sogong arogan di pertahankan
Aghitsna Agis
selena salah kasih tahunya kalau firumah biasain pake asi kalau ditinggal.baru kasi adi lewat notol.lalau drlama blm.masuk jetja jgn sekaligus pake botol. nanti kedekatan sama ibunya berkurang kasihan mahesa kalau begitu
Cicih Sutiasih: Terima kasih Kak, komentarnya, harusnya begitu ya
total 1 replies
harwanti unyil
setuju aku buat lh suami nya menyesal
harwanti unyil
kapan rangga ini kena karma aku kok gerem sendiri
muhammad affar
karakter mutia terlalu lemah kenapa ndak pergi aja
Cicih Sutiasih: Terus ikuti saja, nanti ada saatnya Mutia bangkit
total 1 replies
Jeni Safitri
Ngk suka karakter mutia yg mau aja menikmati tubuh suami yg sdh celap celup sana sini bahkan di sentuh saat dia kepepet pas ngk ada wanita lain , bahkan di siksa jadi babu di rumah, percuma pendidikan tinggi tapo isi otak ngk di pakai logika ngk di jalankan skrg apeskan melahirkan sendiri itupun syukur masih di beri keselamatan kalau sdh sehat apa masih mau menerima rangga, vek mmg wanita besar nafsu kamu hingga botol parfum pun jadi koq ngk bisa nahan hasrat tampang aja lugu tembolok gede
Jeni Safitri
Ibu laknat masa ngk peka sama anak
Jeni Safitri
Ya ampun karma apa yg bagus uyk laki" kayak rangga gini ya
Jeni Safitri
Percuma sekolah tinggi" mau aja di perbudak suami, pekerjaan ada ngk mau suami keluarkan duit bayar art kita yg bayar biar harga dirinya jatuh kalau perlu biaya makan dari kita biar benar" ngk ada barganya dia di mata semua org kalau masih mau bertahan, tapi kalau ngk mau keluar duit kita yg keluar dari rumah itu, cari susah sendiri
Aghitsna Agis
nah rasain luh panik2 pulang pagi aja terus, jgn.mau balikan lg mutia biar menyesal sampai tobat kalau rangga mencari sm kel. mutia bilang nga tahu aja lanjuy
Jeni Safitri
Mutia mutia apa kamu ngk jijik dgn tubuh suami mu yg sdh celap celup wanita lain, gampang bergairah lagi tuh kayaknya kamu mmg wanita tinggi juga ya konsetnya
Jeni Safitri
Ya ampun kesal dgn karakter mutia ini, pemalu tapi hasrat cepat tinggi hingga di bantingkan harga diri mu sama rangga
Jeni Safitri
Nego di pelihara suami kayak gitu berharap bahkan malu maluin ngk bisa nahan hasrat, makanya banyak olah raga dan aktifitas isi kepala jangan pria aja, biasanya oria yg ngk bisa nahan ini justru wanita, malu bacanya
Jeni Safitri
Bodoh kali mutia mau bertahan dgn rangga demi ortunya, padahal ortunya sendiri kalau tau sifat asli rangga juga ngk bakalan sudi punya mantu seperti rangga
Cicih Sutiasih: Terima kasih sudah mampir Kak, ceritanya bikin kesal ya Kak,
total 1 replies
Uthie
Keep dulu 👍🤗
Atisirait Siraitati
bagus ya karena dari cerita tentang kehidupan.rumah tangga yg mungkin pernah lita alami
Atisirait Siraitati
kenapa sih nhk sekaligus bab nya banyak tanggunh amat sih bacanya
Cicih Sutiasih: maaf ya kak, aku nulisnya terburu-buru, karena harus berangkat kerja juga
total 1 replies
Woro Hestiningsih
cerita yg menarik
Cicih Sutiasih: Terima kasih sudah mampir, mohon dukungannya
total 1 replies
Aghitsna Agis
hamidum mutia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!