NovelToon NovelToon
Suami Tulang Lunak

Suami Tulang Lunak

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kebayang gak punya suami tulang lunak alias banci? Mudah-mudahan gak ya..., novel ini hanya imajinasi author saja, semoga suka dengan jalan ceritanya...

***
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.

Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 - Pohon jambu

Pagi hari, Nathan sedang meregangkan tubuhnya di jendela kamar lalu ia melihat Vina yang sedang berolahraga dengan semangat di pekarangan. Nathan melihat Vina yang penuh energi lalu meraba tubuhnya sendiri yang terasa lemah dan kurang berdaya.

Tidak lama berselang, Nathan sudah berada di belakang Vina, mencoba mengimbangi jalan sehatnya, meski tertinggal jauh. "Hei! Tunggu eke! Yey tega amat sih ninggalin eke...!," teriak Nathan dengan nada merengek,m sehingga menarik perhatian orang-orang yang lewat dan menertawakannya.

"Apose! Kalian ngetawain orang dosa lho...," ujar Nathan dengan ekspresi kesal pada orang-orang yang menertawakannya. Vina, yang berhenti berlari, menatap Nathan sambil menahan tawa hingga Nathan yang tidak fokus melihat ke depan, tiba-tiba menabrak tubuh Vina.

"Aw!," pekiknya sambil terjerembab ke belakang. "Aduuh! Seluruh tubuh eke sakit deh! Yee terbuat dari apa sih?!."

"A ha ha ha ha ha....!."

Vina tertawa lepas seraya berkata, "Kenapa emang? Aku manusia biasa, lho aja yang terlalu lembek," ledeknya sambil tak henti tertawa.

"Iih... Eke gak suka deeh...," ujar Nathan seraya bangkit dan mencoba mengejar Vina. Namun, larinya yang gemulai membuatnya tidak bisa menyusul Vina yang larinya cepat dan penuh semangat.

Vina berlari sambil tertawa, menikmati pagi yang ceria itu. Sementara Nathan, meskipun kelelahan, ia tetap mencoba mengejar sambil mengeluh. "Yey kejam banget sih... Eke tuh kan gak biasa lari-lari kayak gini."

"Tuh kan! Tadi bilang lari bareng, sekarang ngeluh," balas Vina sambil tersenyum lebar. "Kalau mau sehat, harus olahraga, Nathan!"

"Iya, iya... tapi gak usah buru-buru juga kali! Eke kan anggun," ucap Nathan sambil mencoba menarik napas dalam-dalam.

Setelah beberapa putaran, mereka berdua akhirnya berhenti dan duduk di bawah pohon besar untuk beristirahat. Nathan terengah-engah, sedangkan Vina terlihat segar bugar.

"Lihat tuh, yey masih segar, eke udah kayak mau pingsan," keluh Nathan sambil meneguk air mineral yang dibawa Vina.

"Makanya, latihan terus biar kuat," jawab Vina sambil menepuk punggung Nathan. "Nanti lama-lama juga terbiasa."

Nathan menghela napas panjang, kemudian tertawa kecil. "Iya deh, demi yey. Tapi janji ya, jangan ninggalin eke lagi."

Vina tersenyum hangat. "Janji, Nathan, kita berdua akan sehat bareng-bareng."

Pagi yang ceria itu akhirnya diisi dengan canda tawa dan kehangatan antara Vina dan Nathan, yang semakin mempererat hubungan mereka meskipun dalam perbedaan yang unik.

Kemudian, saat sore hari, entah kenapa, Nathan merasa senang dan beban di hatinya seakan berkurang. Duduk di sebuah saung kecil dengan payung yang melindunginya dari matahari sore, ia asyik menyaksikan Vina yang sedang bergelayut di pohon jambu di pekarangan belakang rumah.

"Hei! Hati-hati! Yey jatuh tau rasa lho," teriak Nathan saat melihat Vina berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain dengan lincah.

"Sini! Mau ikutan? Di atas sini seru lho! Jambunya pada mateng!," balas Vina sambil tertawa dan mulutnya yang penuh dengan jambu yang sudah matang.

"No! Mending eke beli di supermarket daripada harus bergelantungan kaya monyet," jawab Nathan sambil merinding membayangkan dirinya di atas pohon.

Vina tertawa kecil dan mulai melempar Nathan dengan jambu-jambu kecil. "Aw! Apa-apaan sih yey! Nanti kena kan sakit!," pekik Nathan.

"A ha ha ha ha ha...!" Vina malah terbahak melihat tingkah Nathan yang kocak. Ia terus melempar jambu kecil ke arah Nathan hingga membuat Nathan berteriak-teriak sambil mencoba menghindar.

"Yey tega banget sih! Udah dibilang sakit," keluh Nathan sambil mengibas-ngibaskan tangannya, berusaha menepis jambu-jambu yang dilemparkan Vina.

"Ayo naik sini! Seru banget, Nathan!," teriak Vina lagi, tidak mengindahkan keluhan Nathan.

"No way! Eke gak mau jadi sirkus di depan yey!," balas Nathan sambil mengusap kepalanya yang terkena jambu.

Tiba-tiba, dahan tempat Vina bergelantungan bergoyang keras. "Ah! Nathan, tolong! Aku mau jatuh!," teriak Vina, berusaha mempertahankan keseimbangannya.

"Aduh! Gimana ini, sudah eke bilang kan jangan naik!," seru Nathan bingung harus berbuat apa.

Namun, Nathan refleks berlari ke bawah pohon dan mencoba menangkap Vina. Tapi, ketika Vina akhirnya jatuh, ia malah menimpa Nathan dan keduanya pun terjerembab ke tanah dan tertawa terbahak-bahak.

"Aduh! Berat banget sih yey!," keluh Nathan sambil tertawa, mencoba bangkit dari bawah tubuh Vina.

"Ha ha ha! Maaf, maaf, tapi terima kasih ya, Nathan!," balas Vina sambil tertawa, lalu berusaha bangkit dan menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor.

Nathan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Yey ini benar-benar... lain kali kasih tau dulu sebelum jatuh."

"Deal!" jawab Vina sambil mengacungkan jempolnya. "Dan lain kali kamu harus ikutan naik pohon ya!," lanjut Vina.

Nathan menatap Vina dengan mata terbelalak. "Tidak mungkin! Eke tetap lebih milih supermarket!," jawabnya sambil berjalan menggal menggol.

Setelah itu, keduanya kembali ke saung dan menikmati jambu-jambu hasil panen Vina sambil terus menggoda dan mengolok satu sama lain. Namun, tiba-tiba, sopir Nathan menghampiri keduanya dengan wajah cemas.

"Tuan Nathan, Nona Vina, saya punya kabar buruk," ujar sopir itu dengan suara gemetar. "Tuan Hartono mengalami kecelakaan dan sedang dirawat di rumah sakit," lanjutnya.

Vina terkejut mendengar kabar tersebut. "Apa? Bagaimana keadaannya sekarang?," tanyanya panik, langsung berdiri dan menatap sopir dengan cemas.

Sementara Nathan, ia duduk membeku. Tubuhnya mulai bergetar, dan matanya sudah berlinang air mata. Dia memeluk dirinya sendiri dan tampak ketakutan.

Kejadian yang menimpa ibunya kembali terlintas di benaknya. Dia berpikir jika kecelakaan yang menimpa ayahnya itu bukanlah kecelakaan biasa melainkan ulah Widia.

"Nathan, hey, dengar aku," kata Vina dengan suara lembut namun tegas, berusaha menyadarkan Nathan dari ketakutannya. "Kita harus kuat dan pergi ke rumah sakit sekarang, ayahmu membutuhkan kita."

Nathan mengangguk pelan, meski tubuhnya masih bergetar. "Eke... eke takut, Vina, bagaimana jika ini ulah dia? Bagaimana jika ayah...," ucapnya terputus-putus.

"Jangan berpikir yang buruk dulu, Nathan," ujar Vina sambil merangkul Nathan, memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan suaminya. "Kita akan cari tahu apa yang terjadi dan pastikan ayahmu mendapatkan perawatan terbaik, sekarang ayo, kita harus segera ke rumah sakit."

Dengan dorongan dan semangat dari Vina, Nathan akhirnya menguatkan diri. Mereka segera masuk ke mobil dan sopirnya pun langsung mengemudikan mobil menuju rumah sakit dengan kecepatan penuh.

Sesampainya di rumah sakit, mereka bergegas menuju ruang gawat darurat. Dokter yang menangani Hartono memberikan kabar bahwa kondisi Hartono stabil namun masih dalam pemantauan intensif.

"Terima kasih, Dok," ucap Vina dengan suara serak. Nathan hanya bisa berdiri di sampingnya, matanya menatap ayahnya yang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.

"Ayah... Jangan tinggalin Nathan," batinnya.

Nathan sangat bersedih. Namun, untuk saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah berdoa dan berharap ayahnya bisa pulih. Sementara, Vina tetap di sisinya, dan terus memberikan dukungan guna memastikan Nathan tidak merasa sendirian dalam situasi ini.

1
yunita
ayoo jangan lama...lamaa...buat bongkar widia thourrrr kasihan vina yg slalu berkoban buat nathan ayooo....buat widia / tuti bongkar kebusukanya thourrr
Suanti
nathan suruh detektif cari tau tentang widia biar tau siapa widia jdi orang jgn terlalu baik malahan di manfaatin 😅😅😅
Aurora: Operasi plastik emang canggih 😂😅
total 1 replies
Suanti
pasang lah cctv setiap sudut biar ketahuan kebusukan widia melalui cctv, setelah ketahuan jeblos kan ke penjara
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
🤲🤲🤲aminn
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
👍👍👍👍
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
sabarr🤭
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ikuttttt🏃🏃🏃
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
semga nnti kembar anknya
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
kukira dh hamil
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
hamilll yaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
waduhh 🤣🤣🤣🤣🤣
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
bisaa ada di balik sofaa
Aurora: Kayaknya pas buka dasinya pas lagi beradegan.... 🤫😄
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
habis olahraga Bu.🤭🤭🤭🙈
Aurora: Aw, selalu, kan Vina demen olahraga apalagi sama Nathan 🏃🏃🏃🏃😅
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
gtu dongg kn enak
Reza Muna
Luar biasa
yunita
hla kpn mak lampir matiii thourrrr ajyr tenan iki jummmm.....
Suanti
semoga cpt punya momongan tapi jgn keturunan bpk nya banci 😂😂😂
Aurora: Wkwkwk mending kalau nanti dapet istri kaya Vina ya, kalau nggak, ya gitu deh 😅🤣🤣
total 1 replies
Susi Susanti
Luar biasa
Aurora: Terima kasih kakak... 🤗🙏
total 1 replies
Aurora
Waduh, salah ketik, masa iya orang yang udah meninggal bisa ngomong sih 😅🙏🙏
yunita
lnjuuttttt
Aurora: Terima kasih kakak... 🤗🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!