NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Tidak Ada Ciuman Untukku?

Keesokan harinya ...

"Jadi, kepompong ini akan berubah menjadi kupu-kupu nanti?" Raya, gadis bertopi lebar itu menyangga dagu menggunakan dua tangannya.

Duduk manis di depan sebuah pohon berukuran kecil ditemani Annisa dan Abiyyu. Matanya yang jernih memperhatikan dengan seksama dua buah kepompong berukuran sedang yang tergantung di salah satu dahan.

"Iya." Abiyyu mengangguk. "Mereka akan berubah menjadi kupu-kupu cantik dalam beberapa hari."

Mendengar Abiyyu menyebut kata cantik, Raya pun melihat ke arah Nisa. "Cantik seperti mama?" tanyanya.

Gadis kecil itu tersenyum lebar, memperlihatkan gigi-giginya yang putih bersih dan terawat. Abiyyu yang saat itu duduk di sampingnya pun mencubit pipinya. "Iya, cantik seperti mama!"

"Ngomong-ngomong, kenapa Mbak Nisa lama sekali?" tanya Annisa.

Sama seperti Raya, anak baru gede itu juga menyangga dagunya. Bedanya, dia tidak sedang melihat kepompong, melainkan mengunyah stroberi yang mereka petik saat melihat-lihat kebun stroberi.

"Dia bilang mau membeli es krim." Abiyyu pun menoleh. Melihat Nisa yang saat itu sedang antre dengan sekumpulan tante-tante.

Entah apa alasannya, tapi hati Abiyyu berbunga-bunga hanya dengan melihatnya. Sayangnya, bunga-bunga itu harus layu. Tepatnya saat seorang wanita berusia paruh baya berbincang dengan Nisa.

"Sialan!" keluh Abiyyu. "Kenapa aku cemburu?"

Di depan sana, Abiyyu melihat tante-tante itu menarik tangan seorang pria muda yang kira-kira seumuran dengannya. Entah apa yang apa yang mereka katakan, tapi yang jelas Nisa sempat tersenyum dan mengangguk.

Abiyyu tersenyum sinis, sementara tangannya meremas kaleng kosong yang dia pegang hingga remuk tak berbentuk.

Di sisi lain, Raya yang sempat mendengar ucapan Abiyyu melihat kaleng itu, lalu menarik lengan baju Annisa dan berbisik, "Mbak An, cemburu itu apa?"

"Cemburu?" Seketika Annisa menoleh. Melihat Raya sedang menunjuk Abiyyu yang terus memperhatikan Nisa.

"Cemburu itu ... " Annisa berpikir sejenak. Mencari kata-kata yang mudah dipahami oleh anak seusia Raya.

Sayangnya Annisa tidak menemukan kata yang pas sehingga dia menggunakan perumpamaan. "Kamu suka main bola bekel dengan Om Abiyyu, kan?"

"Suka." Raya mengangguk.

Annisa pun melanjutkan. "Lalu, bagaimana kalau kamu melihat Om Abiyyu lebih suka main bola bekel dengan temanmu?"

"Mbak An, Raya nggak suka lihat Om Abi main bola bekel sama temen Raya!" Anak itu memasang wajah cemberut. Saat itulah Annisa melanjutkan penjelasannya. "Itu namanya cemburu."

Annisa tidak tahu Raya mengerti atau tidak. Tapi dari ekspresi yang dia perlihatkan, seharusnya anak itu mengerti. "Mau tahu caranya supaya Om Abiyyu nggak cemburu?"

Raya mengangguk. "Apa?"

Sama seperti sebelumnya, Annisa membisikkan sesuatu di telinga Raya. Tak berselang lama, Raya pun berlari ke arah Nisa.

Tentu hal itu membuat Abiyyu terkejut. "Raya, kamu mau pergi kemana?" Pria itu pun bangkit dan berlari.

Tentu saja mudah bagi Abiyyu untuk mengejar anak itu, yang tak mudah adalah melihat Nisa berbincang dengan pria asing yang membuatnya kepanasan.

Tapi, tiba-tiba ...

"Mama!" Raya berteriak. "Papa bilang nggak mau makan es krim. Kita pulang, yuk?"

Suaranya menggelegar, sementara tangannya yang mungil memeluk erat Abiyyu yang saat itu menggendongnya.

"Papa?" tanya Nisa.

Bukan hanya Nisa, Abiyyu pun sama terkejutnya. Sementara itu, Annisa yang menjadi dalang di balik semua itu hanya tersenyum, lalu kembali memakan stroberi yang hanya tersisa beberapa biji.

"Kamu yang mengajarinya barusan?" tanya Nisa.

"Bukan!" Abiyyu menggeleng dengan cepat. "Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba Raya bicara begitu."

Begitulah sore itu. Mereka sempat menikmati liburan yang menyenangkan layaknya keluarga sungguhan.

Sayangnya harus ditutup dengan perdebatan kecil antara Nisa dan Abiyyu. Untung saja mereka berhenti setelah sampai di penginapan.

Sama seperti kemarin, malam ini pun mereka menghabiskan waktu dengan makan malam bersama. Setelah itu, Abiyyu membantu Raya mengerjakan tugasnya dengan sabar dan telaten. Tak lupa menemani anak itu bermain seperti biasanya.

Melihat hal itu, Annisa cemburu berat. Karena saat Nisa memberinya les dadakan, wanita itu tak henti-hentinya memberikan tatapan tajam lengkap dengan kritikan tajam pula.

"Ya Tuhan!" Annisa menghela nafas berat. "Aku tidak tahu kalau Mbak Nisa sangat menakutkan saat marah!"

Tapi untungnya hal itu tidak berlangsung lama. Karena tepat pukul sembilan malam, Nisa menyudahi aktifitasnya.

Wanita itu bangkit, lalu menghampiri Raya yang mulai mengantuk. "Ayo, sudah waktunya tidur!"

Raya pun menurut. Anak kecil itu segera memasukkan bukunya ke dalam tas. Tapi, sebelum pergi dia menoleh ke arah Abiyyu. "Papa, ayo!"

Tangannya yang kecil melambai-lambai. Spontan, Abiyyu menoleh. Dahinya mengkerut, sementara perasannya jadi tak menentu. Sepertinya sesuatu yang buruk akan terjadi. "Kemana?"

"Tidur!" Raya mengucek matanya. Sepertinya dia mulai ngantuk berat. "Raya mau tidur sama mama dan papa."

"Mati aku!" Abiyyu mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu melihat Annisa dan memberikan penjelasan sebelum Nisa marah lagi. "Nis, bukan aku yang mengajarinya, sumpah!"

Hening. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Nisa. Wanita itu hanya memandang Abiyyu sehingga membuat suasana menjadi mencekam.

Annisa yang merasa sangat tertekan pun memilih pergi. Masuk ke kamarnya dan sembunyi di balik selimut. "Aku bisa gila. Siapa yang mengajari anak itu bicara seperti itu?"

Annisa tidak sedang berbohong. Kali ini dia memang tak tahu apa-apa. Yang membuatnya cepat-cepat pergi adalah tak ingin melihat Nisa marah. Karena saat Nisa marah, dia akan jadi sangat menakutkan.

.

.

.

"Malam ini Raya tidur denganku saja." Abiyyu menghela nafas panjang, lalu mengambil Raya dari tangan Nisa. "Aku akan memberinya penjelasan nanti."

"Terserah!" jawab Nisa.

Wanita itu pun pergi. Duduk di sofa sembari membaca majalah yang belum selesai dia baca. Sementara Abiyyu membawa Raya ke kamar mandi. Memintanya menggosok gigi dan mencuci kaki sebelum menyuruhnya tidur.

Mungkin, anak itu terlalu lelah. Karena kurang dari setengah jam saja, dia sudah tertidur pulas dengan memeluk boneka pemberian ibunya.

"Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Abiyyu memastikan.

Karena tak ada jawaban, Abiyyu pun berinisiatif pergi menemui Nisa. Tapi, sebelum dia sempat turun dari ranjang, Abiyyu melihat bayangan seseorang masuk ke kamarnya yang pintunya terbuka.

Dari siluet itu, Abiyyu bisa menebak kalau orang itu adalah Nisa. Takut diomeli lagi, Abiyyu pun membatalkan niatnya. Bukannya menemui Nisa, dia malah berbaring dan berpura-pura tidur.

"Sudah tidur?" Nisa hanya berdiri di depan pintu. "Mereka pasti lelah!"

Awalnya, Nisa sempat ragu. Tapi dia memutuskan masuk ke dalam. Wanita itu mendekati Raya dan membelai rambutnya. Tidak hanya itu, Nisa juga mencium kening anak itu dan menyelimuti tubuhnya yang kecil agar tetap hangat.

Setelah itu, Nisa berpindah kearah Abiyyu. Melepaskan jam tangan yang belum sempat dia lepaskan serta memperbaiki letak selimutnya. Dan setelah mengganti lampu terang menjadi temaram, Nisa pun segera pergi.

Memang tak ada belaian dan ciuman untuk Abiyyu. Tapi sikap manis Nisa membuat Abiyyu tersenyum sangat lebar.

"Tidak ada ciuman untukku?" Abiyyu membuka matanya. "Tidak apa-apa. Aku akan menagihnya setelah aku menghalalkan kamu!"

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!