NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34 Kekuatan Sebenarnya

Para strano yang semakin banyak terlihat. Membuat para occhio terfokus pada makhluk aneh itu. Kabut hitam juga terus membersamai. Hingga para occhio fokus pada diri sendiri. Membuat seorang occhio yang bergantung pada orang lain kehilangan arah. Atmosfer pertarungan yang terus memanas. Shiroi kehilangan jejak teman-temannya. Dalam sekejap, kumpulan strano keluar dari berbagai arah. Mereka seperti tahu bahwa Shiroi bukanlah occhio yang mampu mengalahkan salah satu satu mereka.

Napas Shiroi langsung terdengar berat. Tubuhnya gemetar. Membuat pedang dalam genggamannya turut gemetar.

Untuk pertama kalinya. Shiroi seperti melihat makhluk aneh itu tersenyum tanda meremehkannya dan tidak langsung menyerang. Para strano itu diam di tempat seraya menatap Shiroi dengan pandangan puas. Jika mereka bisa bicara bahasa manusia, pasti sudah dikeluarkan banyak kalimat untuk meremehkan.

Beberapa menit berselang. Strano-strano itu tak kunjung bergerak. Masih mengepung Shiroi pada jarak satu meter. Sedangkan Shiroi masih terpaku dan tak mampu mengayunkan pedangnya. Bahkan menggerakkan tubuhnya pun tak bisa. Tidak hanya fisik. Mentalnya sebagai seorang occhio juga lemah.

Bibir Shiroi yang gemetar hebat terlihat dari occhio mask yang transparan itu. Semakin mendekatlah makhluk-makhluk itu. Kali ini mereka akan menghabisi Shiroi.

"Setidaknya, lebih baik aku menghabisi diriku sendiri." Shiroi berucap lirih sambil memegang occhio mask. Hendak dilepaskannya. "Aku akan menghirup eternal fog sebanyak-banyaknya hingga aku mati sebelum dibunuh makhluk-makhluk ini."

Wushhh!

Zing zing zing!

Belum sempat Shiroi membuka maskernya, seseorang sudah tiba terlebih dahulu dan menghabisi semua strano itu dalam waktu kurang dari setengah menit.

Shiroi terduduk. Sangat terkejut hingga tubuhnya lemas. Mengira yang datang adalah musuh juga.

"Aku tak akan membiarkan seseorang yang aku usahakan dengan sebaik-baiknya mati dihabisi strano."

"Senior Eliot!?" ucap Shiroi dengan tubuh yang masih gemetar hebat. Eliot menggendong tubuh Shiroi dan membawanya pergi dari sana. Ke tempat yang lebih aman.

Lapangan belakang markas. Di sanalah Eliot membawa Shiroi. Tidak ada strano yang bisa menembus wilayah itu. Namun eternal fog tetap bisa masuk. Setidaknya, di sana tidak ada makhluk aneh yang harus mereka hadapi.

"Aku tidak berguna, senior Eliot! Sudah cukup. Aku tidak senang. Bukan ini yang aku mau. Lebih baik aku tidak pernah merasakan untuk menjadi seorang occhio daripada masuknya karena dikasihani olehmu. Aku menderita karena kebencian orang-orang di sini. Juga menderita karena kelemahanku."

Eliot berdiri. Hendak kembali kepada misi, "Diam di sini sampai tiba giliranmu. Kamu tidak boleh mati sampai hal itu tiba."

"Kurang ajar! Kamu memang selalu begitu. Jang kira seorang occhio elit sepertimu membuat mau terus dibodohi dan dibuat menderita seperti ini!"

Langkah Eliot terhenti. Untuk pertama kalinya iya mendengar Shiroi berkata seperti itu. Untuk pertama kalinya ia melihat Shiroi menampakkan amarah. Namun ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Tidak, sialan! Aku tidak akan menunggu."

Perempuan itu tanpa pikir panjang langsung melepas alat pelindungnya. Yakni occhio mask dan occhio eyes. Jadilah ia di tengah-tengah kabut tanpa pelindung apa pun.

"Jika memang kau membutuhkanku? Buktikan. Atau aku akan membiarkan diriku menghirup kabut ini hingga mati dengan sendirinya."

Kali ini Eliot berbalik. Melihat seorang perempuan yang duduk lemah sambil menatapnya dengan sayu. Kemudian melangkah mendekat, "Yah, padahal aku menyuruhmu menunggu."

Dugaan Shiroi yang mengira bahwa Eliot akan panik dan buruk memasangkannya occhio mask dan occhio eyes lagi ternyata salah. Pria itu malah tersenyum tanggung seraya menepuk kepala Shiroi dengan perlahan.

Beberapa detik berselang. Eliot masih terdiam dengan senyuman tanggung ke arah Shiroi. Perempuan itu kebingungan. Namun ia langsung menyadari satu hal.

"Aku, tidak merasakan efek apa pun," ujar Shiroi dengan mata membulat.

"Apakah selama kamu pernah merasakan efek eternal fog selama menjalankan misi?" Eliot bertanya.

Shiroi menggeleng, "Aku tidak pernah merasakan satu pun efek dari semua jenis eternal fog. Aku sering mendengar bahayanya. Tapi tidak pernah merasakan efeknya. Hei, apa yang terjadi?"

Eliot hanya diam. Melihat wajah penasaran Shiroi. Membuat gadis itu jengkel dan berdiri. Nekat mengarahkan tangannya ke arah occhio mask yang dikenakan Eliot. Segera saja pria itu menepis tangan Shiroi.

"Aku tidak kebal sepertimu. Karena kamu adalah pemilik salah satu gen Stagonidia. Dengan kemampuan kebal terhadap eternal fog. Itulah mengapa aku mati-matian memasukkanmu ke tempat ini."

☆☆☆

"Apa yang kau lakukan, dasar pengkhianat! Aku tidak akan membiarkanmu hidup setelah ini!" seru Soren yang lepas kendali.

Walau terus tersenyum, sebenarnya terselip sedikit ekspresi bingung pada wajah Ivory. Dean dan Cora masih bisa menahan amarahnya agar bisa mendapatkan kejelasan dari perbuatan Ivory. Ia masih butuh banyak informasi untuk rencananya. Namun, Soren yang biasanya berperan sebagai ketua untuk mereka kini tidak dapat mengontrol emosinya dan pikiran jernihnya tak tersisa untuk saat itu. Sebab teman paling dekatnya ditebas tanpa ampun oleh Ivory.

"Menyingkir, sialan! ENYAHLAH!" Pada akhirnya, Soren berhasil melepaskan cengkraman Dena dan Cora. Archie tersenyum miring. Ia malah senang dengan apa yang akan dilakukan Soren. Sebab rasa kesalnya terhadap Ivory benar-benar memuncak.

Zing zing zing!

Serangan pedang bertubi-tubi dilayangkan Soren ke arah Ivory. Dengan cekatan perempuan itu menghindar. Soren juga benar-benar seperti kerasukan jiwa orang lain. Hingga ketiga temannya tidak mampu melihat celah untuk bisa menghentikannya. Walaupun salah satunya tidak berniat untuk menghentikan, yakni Archie.

Zing!

Pintu rumah di belakang Ivory terbelah dua oleh tebasan Soren. Ivory yang menjadi incaran itu berhasil menghindar. Namun, segera saja lelaki itu melangkah buas ke mana pun Ivory pergi. Kelebihan Soren memang terletak pada kecepatannya. Tapi kala itu ia terlihat lebih cepat dari sebelumnya. Sedangkan Ivory masih menggunakan kemampuannya yang seperti teleportasi itu. Padahal ia hanya berlari dan menghindar. Namun, ia mampu menciptakan ilusi hingga membuatnya terlihat seperti melakukan teleportasi. Sebuah kemampuan yang membuat jarang mendapatkan luka parah.

"Bagaimana ia bisa melakukan itu?" Dean bertanya panik. Ia berhenti sejenak karena tidak mampu mengejar Soren.

"Mungkin itu adalah kemampuan sebenarnya. Kemampuan terkuatnya," timpal Archie sambil tersenyum lebar. Ia punya firasat bahwa Soren mampu melukai Ivory. Bahkan mungkin membunuhnya.

Zing zing zing!

Wushhh!

Soren menyerang, sedang Ivory terus menghindar. Di belakangnya terus diikuti oleh Cora, Dean dan Archie. Agar tidak kehilangan jejak.

"Kita harus menghentikannya. Ini akan merusak rencana jika Ivory benar-benar terbunuh!" seru Cora panik.

"Kamu pikir dengan siapa Soren melawan saat ini, hah?" ujar Dean.

"Itu akan sulit. Tapi Soren akan mengalahkan perempuan sok jagoan itu," ucap Archie.

Zing!

Untuk pertama kalinya, akhirnya Ivory melayangkan pedangnya untuk menangkis. Ia tahu bahwa jika dengan menghindar saja maka hanya akan membuatnya terbunuh dengan amukan si cepat itu. Sebab, Soren mulai bisa membaca gerakan Ivory yang bak berteleportasi itu.

"Aku tidak mengerti masalahmu, tapi aku melayani jika memang hanya kematian yang menjadi penentu kalah dan menang." Ivory berkata.

Zing!

Soren berhasil menciptakan luka kecil pada dahi Ivory. Membuat tiga orang di belakangnya menganga. Terkagum. Juga deg-degan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!