NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 17

Pas dia menyorot senter handphone, mereka menjerit bersama. Irlan takut ketahuan segera membungkukkan kepala Surya, Mira, dan Dewi.

"Diem. Jangan berisik!"

Dewi menoyor Surya. "Goblok ngagetin aja!"

"Muka lo serem goblok!"

"Lo tiba-tiba di sini, gelap lagi! Senter hape lo mana?!" omel Dewi.

"Hape gue sama dia lowbat."

Mira menyerahkan ponselnya. "Bawa."

Surya tersenyum disponsori. "Makasih."

"Jefri, Juan, sama Awan ke mana?" tanya Irlan masih berjongkok di dekat tangga.

"Jefri bilang energi di rooftop berbenturan, jadi mereka cek ke sana. Gue kebelet pipis, minta anterin Dewi deh."

"Rooftop?" Irlan langsung teringat tulisan di kertas.

"Ayo samperin mereka." Surya mau berdiri tapi telinganya mendadak sakit dan berdenging disusul mereka bertiga. "Kuping gue kenapa nih!"

Irlan melihat lorong kanan dan kirinya perlahan tertutup kabut hitam.

"Gue takut. Mending ke rooftop juga deh.." Dewi menarik-narik baju Surya.

Mira mengangguk. "Ayo."

Mereka berempat sepakat bangun untuk naik ke lantai teratas. Tetapi suara-suara lirih muncul bergantian mengguncang hati mereka.

"Tolong kita ..."

"Gue gak bisa ke mana-mana .."

"Mira, keluarin gue dari sini."

Mira tahu suara mereka. "Yang panggil nama gue barusan Johan."

"Heh?"

Suara Johan, Hadi, dan Indri kembali mendatangi mereka sama-sama meminta pertolongan. Bukankah mereka telah disemayamkan dengan layak? Mengapa mereka baru memberi tanda setelah waktu berlalu begitu lama? Apa yang sebenarnya mereka alami?

Jefri berdiri di tepi atap sekolah menghadap pemandangan gelap sebagai korban yang merasakan bagaimana bertarung dengan ketidakinginan melompat.

Awan sibuk menyorot senter handphone ke segala arah.

"Gak ada apa-apa keknya."

"Mira sama Dewi belum balik. Gue susul kali ya, Jef." Juan cemas mereka berdua tidak ada tanda-tanda kemunculan.

"Justru lebih baik mereka gak ke sini," ungkap Jefri.

Tumpukan bangku dan meja berdebu sangat banyak menutupi gudang bekas instalasi listrik. Awan sempat berkeinginan menerobos, tetapi kelihatannya sulit.

Jefri turun dan ikut menyorot pintu seng yang dijaga sosok kakek tua bertanduk panjang.

"Selain kehalang meja sama bangku, gue baru liat ada sosok begitu di sini. Bablas nih?" Awan sih tidak masalah sama sekali ya. Ada dua pawang yang pasti menjaganya.

Juan menarik napas setelah itu menjawab, "Singkirin semuanya."

Awan mengangguk paham. la mengantongi ponselnya dengan senter menyala lalu mulai membopong tiap dua kursi supaya cepat selesai.

Juan mengangkat meja. "Jef, bantuin!"

Jefri bengong mencari Sanjaya. Kenapa dia belum menampakkan diri lagi, padahal lumayan banyak yang terpanggil.

"O-oke."

Jalan sudah terbuka menuju ruangan yang Juan anggap mencurigakan. Mereka bertiga hendak mengecek saja. Apabila benar ditemukan, maka mereka beruntung. Jika tidak, ya sudah pulang.

Awan berkata, "Lo yang minta ijin, Juan."

Juan meminta izin dengan sosok kakek yang mempunyai energi negatif untuk membiarkan mereka sekadar masuk.

Jefri tidak lagi mencari Sanjaya, dia menunggu Mira dan Dewi. Mungkinkah mereka bertemu Surya dan Irlan di bawah? Pasti begitu. Optimis saja, Jefri.

Juan yang semula menunduk khusuk langsung menatap lurus ke arah kakek tua yang terlihat marah. "Langsung masuk aja."

"Diizinin?" Awan maju dua langkah.

"Gak diizinin, tapi terobos aja."

"Yang bener lo." Awan ngeri bagian ini nih.

Biasanya sikap sok berani mendatangkan malapetaka.

Jefri memimpin jalan. "Biar cepet, Wan. Mau sampe subuh di sini?"

"Ogah." Awan diapit Jefri dan Juan. Ambil langkah aman demi panjang umur. "Misi, kakek. Saya mau liat-liat doang. Kalau mau marah sama sodara-sodara saya. Bukan niat hati mau melenceng dari peraturan, ini demi mencari kebenaran. Eak."

"Berisik!" kesal Juan.

Jefri, Juan, dan Awan berhenti di depan pintu dan terlibat saling pandang sebelum membuka knop.

"Bismillah gak nih?" Awan memegang tangannya tidak ikut membuka pintu.

"Lindungi kami dari godaan setan yang terkutuk," ucap Juan.

Awan melotot kaget, setan apa yang dia maksud?

Cklek'

Belum sempat melihat isi gudang, mereka refleks menutup mata dan hidung karena banyak asap putih dan bau dupa kental.

***

Dewi merapatkan tubuhnya ke Mira setelah melihat perubahan dinding sekolah yang sebelumnya bersih berwarna putih tiba-tiba dirambati tanaman usang dan banyak sarang laba-laba.

"Eh tolol kok berubah gini sekolah kita?" Surya terjengat berdiri di belakang Mira dan Irlan. "Horor ini, fiks horor!"

Kelelawar-kelelawar kecil berterbangan di atas lapangan dan bunyi burung hantu yang khas. Lantai bersih tergantikan oleh daun-daun berserakan bercampur tanah kering. Sangat berantakan.

"Kenapa bangunannya mendadak berubah?" Mira heran, takut, gelisah jadi satu melihat langsung perbedaannya.

"Gimana dong? Gue merinding sekujur badan nih!" Dewi enggan lepas dari Mira. Dia sangat takut, mau pulang.

"Setidaknya lo gak liat semua setan yang ada di sini kayak dia. Jangan heboh sendiri," ucap Irlan menutupi ketegangan dengan caranya sendiri.

Dewi mengerutkan dahi. "Sekarang kita harus gimana? Itu di ujung apaan, Mir?"

Mira ikut menyipitkan mata. "Di mana?"

Surya memukul-mukuli Irlan sambil membelalakkan mata. "I-itu poci, woi. Pocong! Goblok kabur, kabur!"

Belum sempat balik badan Irlan menarik leher Surya. "Kita hadapi bersama-sama."

"Apa? Lo barusan ngomong sama pantat?" Surya pura-pura tuli. Hadapi bersama, apa dia sendiri sanggup jika makhluk berbalut kain kafan lusuh itu melom-

"Bego loncatnya tinggi banget." Dewi terperangah, bukan kagum tapi takut. "Mending lari, Mira!"

"Kaburrr!" Surya menepis tangan Irlan, gantian ajak Dewi lari dari sana. "Huaaa! Tolong!!!"

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!