"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~31
"Apa bapak memerlukan sesuatu ?" Tanya Elle saat pria itu melarangnya pergi dari ruangannya.
"Duduklah !!" Kaizar menggerakkan dagunya ke arah kursi di depan mejanya.
Elle yang tak mengerti pun menurut saja, menarik kursi lalu menghempaskan bobot tubuhnya di sana. Barangkali ada hal penting yang ingin di bicarakan dengannya.
"Bukalah, itu buatmu !!" Perintah Kaizar seraya mendorong paper bag tersebut ke hadapan wanita itu.
Elle hanya menatapnya saja. "Buat saya ?" Ucapnya memastikan, lagipula dalam rangka apa pria itu memberikannya bingkisan toh ini bukan hari ulang tahunnya.
"Ku rasa pendengaranmu sedang tak terganggu." Sahut pria itu sedikit pedas.
Merasa kesal Elle langsung mengambil paper bag tersebut lalu segera membukanya. "Ponsel ?" Ucapnya terkejut saat melihat ponsel keluaran terbaru yang sangat mahal.
"Itu ponsel untukmu, lain kali jangan ada alasan apapun untuk mematikan teleponku." Tegas Kaizar.
"Tapi ini terlalu mahal pak, saya tidak bisa menerimanya." Elle kembali mendorong barang tersebut ke hadapan pria itu.
Kaizar sedikit mengernyit saat wanita itu tak menerima barang pemberiannya, padahal banyak wanita di luar sana yang menginginkan barang-barang mewah darinya.
"Ambillah dan anggap saja fasilitas kantor untuk meringankan pekerjaanmu !!" Perintah Kaizar dengan tegas, mungkin dengan begitu wanita itu mau menerimanya.
"Kalau fasilitas kantor berarti jika rusak dengan sengaja apa saya harus menggantinya ?" Elle ingin memastikan sebelum benar-benar menerima barang tersebut.
"Itu barang mahal tidak akan semudah itu rusak asal kamu menjaganya dengan hati-hati." Terang Kaizar.
"Baik pak, kalau begitu terima kasih." Elle kembali mengambil barang tersebut lantas sedikit membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih.
"Hanya terima kasih ?" Kaizar menatap wanita itu intens.
"Maksud bapak ?"
"Kemarilah !!" Kaizar meminta wanita itu mendekat.
Elle kembali meletakkan barangnya di atas meja lalu melangkah mendekat, namun tiba-tiba tangannya di tarik hingga membuat wanita itu seketika duduk di pangkuan pria itu.
Kaizar nampak memeluknya dari belakang lalu meletakkan dagunya di atas bahu wanita itu. "Kapan selesai ?" Tanyanya kemudian.
"Ini baru hari kedua pak." Sahut Elle yang mengerti maksud perkataan atasannya itu, ia tak lagi merasa risih karena saking seringnya pria itu melakukan hal tersebut.
Bagaimana ia bisa risih bahkan setiap jengkal tubuhnya sudah menjadi milik bosnya itu.
"Jadi aku harus menunggu 5 hari lagi ?" Ucap pria itu seraya menurunkan sebelah tangannya ke paha wanita itu, menyingkap rok kerjanya lantas mengusap kulit pahanya dengan lembut hingga membuat napas Elle seketika tercekat.
Apalagi bibir pria itu kini mulai merambat ke kulit lehernya, mengecupinya dan sesekali menyesapnya hingga meninggalkan jejak kepemilikan di sana.
"Ku-kurasa 5 hari bukan waktu yang lama." Timpal Elle dengan napas sedikit naik turun seiring dengan hasratnya yang mulai terpancing akibat sentuhan pria itu.
"Akan ku tunjukkan bagaimana lamanya 5 hari itu." Kaizar langsung menarik tengkuk wanita itu lantas melu mat bibirnya dengan penuh nafsu.
Bahkan kini sebelah tangan pria itu telah menyusup masuk ke dalam blouse wanita itu dan meraih gundukan kenyal miliknya, menyentuhnya dan mempermainkannya hingga membuatnya hampir tak perdaya.
Saat wanita itu telah hanyut dalam permainannya tiba-tiba pria itu menghentikannya tanpa perasaan, lalu mendorong asistennya itu agar beranjak dari pangkuannya.
"Kurang lebih seperti itu rasanya." Cibir pria itu lalu merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
Elle yang hampir sampai hanya dengan sentuhan pria itu tiba-tiba merasa tidak rela karena berhenti begitu saja dan kini wanita itu nampak merutuki dirinya sendiri karena telah menjadi wanita murahan.
"Bersiaplah, 10 menit lagi kita ada meeting dan jangan lupa bawa semua berkasnya !!" Perintah pria itu yang kembali menatap layar monitornya dan tak menghiraukan sosok wanita yang beberapa menit lalu ia buat acak-acakan.
"Baik, pak." Sahut Elle lantas segera berlalu dari ruangan pria itu dan tanpa ia sadari Kaizar terlihat menatap kepergiannya sampai menghilang di balik pintu.
"El, kamu baik-baik saja? Apa kamu demam atau pak Kaizar telah memarahimu ?" Dimas yang melihat Elle baru keluar dari ruangan wakil CEOnya nampak khawatir saat melihat wajah wanita itu terlihat memerah, belum lagi kesedihan jelas tertera di matanya.
"Saya baik-baik saja pak Dimas." Sahut wanita itu yang mencoba mengulas senyumnya meskipun terpaksa.
"Jika dia berbuat kurang baik padamu jangan sungkan untuk mengatakannya padaku." Mohon pria itu bersungguh-sungguh.
"Terima kasih atas perhatiannya pak Dimas, tapi aku baik-baik saja dan pak Kaizar juga sangat baik padaku." Sahut Elle, ia bukan berarti tak mempercayai pria itu tapi yang ia tahu kebaikan yang di tawarkan olehnya tidaklah gratis begitu juga dengan dokter Rangga.
Untuk itu ia tak ingin terlibat terlalu jauh dengan mereka, biarlah ia melakukan dosa besar hanya dengan satu pria dan saat mereka tak lagi ada hubungan maka ia takkan banyak mendapati masalah di kemudian hari.
"Baiklah, oh ya sebentar lagi ada meeting dengan para dewan direksi segeralah bersiap !!" Dimas nampak mempercayai wanita itu lalu segera pergi dari sana.
Keesokan harinya Elle bisa bernapas lega karena bosnya ada kunjungan kerja beberapa hari di luar kota, ia tak harus melayani pria itu yang terkadang meminta hal-hal di luar pekerjaannya.
"Selamat pagi nyonya besar."
Siang itu Elle nampak menyambut kedatangan ibu dari bosnya yang tiba-tiba saja datang ke kantornya, apa wanita itu tidak mengetahui jika putranya sedang keluar kota?
"Selamat pagi." Wanita itu membalas sapaan Elle dengan sedikit ramah.
"Pak Kaizar sedang ada kunjungan di luar kota selama beberapa hari, nyonya." Terang Elle sebelum wanita itu memberitahu tujuannya datang ke kantor, mengingat kedua putranya sedang berada di luar kota saat ini.
"Aku tahu itu." Sahut wanita paruh baya tersebut.
"Apa ada sesuatu yang bisa saya bantu, nyonya ?" Tawar Elle, kebetulan pekerjaannya tidak terlalu banyak. Barangkali wanita itu ingin berkeliling kantor dan ia bisa menemaninya.
"Tentu saja, ayo temani saya makan siang !!" Perintah wanita itu, kemudian segera berlalu dari sana sebelum mendengar persetujuan Elle. Benar-benar seperti kedua putranya yang perilakunya susah di tebak.
"Baik nyonya." Elle yang terkejut pun segera mengekori wanita itu meninggalkan kantornya.
Mobil yang membawa mereka nampak melaju kencang membelah jalanan siang itu dan di sebuah restoran di hotel bintang lima inilah kini mereka berada.
Beberapa pelayan langsung datang menyambut mereka dengan ramah dan Elle yang notabennya hanya seorang asisten merasa mendapatkan kehormatan akan hal itu.
"Hotel ini sebagian kecil dari usaha keluarga besar kami selain perusahaan tempat kamu bekerja tentunya." Terang nyonya Ranti sedikit menyombongkan dirinya.
Elle terlihat mengedarkan pandangannya, restoran yang lumayan besar itu terlihat hampir penuh oleh pengunjung.
"Ada juga beberapa restoran yang di dirikan oleh menantuku, istri putra sulungku." Imbuh wanita itu yang semakin membuat Elle merasa rendah, lalu mengambil minuman yang baru di hidangkan pelayan untuk menetralkan perasaannya.
"Oh ya nona Elle ngomong-ngomong sudah beberapa bulan kamu menjadi asisten putraku, apa selama ini kamu ada melihatnya berkencan dengan seorang wanita ?" Tanya wanita itu tiba-tiba dan tentu saja itu membuat Elle hampir tersedak oleh minumannya sendiri.