Mayra Afrizana di buat bingung dengan permainan cinta si Kembar.
Daffa dan Dafi selalu memberinya perhatian lebih padanya , tapi Mayra tidak tau siapa yang benar - benar mencintainya....atau keduanya hanya sekedar menepati janji untuk menjaganya karena Mommy si Kembar sangat menyayanginya.
Mayra takut ia bertepuk sebelah tangan, apalagi ada gadis lain yang terang - terangan mengejar keduanya.
Pada siapakah cinta Mayra berlabuh pada akhirnya...ikuti kisahnya....
* Yang bingung, boleh mampir dulu ke novel othor yang berjudul AMBIL SAJA SUAMIKU *
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. DDH 08
" Ayo May , Mommy sudah siap !". Ajak Mommy Rena pada Mayra.
" Oya Tan...eh Mom ".
" Mommy mau kemana sama Mayra ?" tanya Daffa.
" Ada deh , pokoknya rahasia, ayo sayang !". Mommy Rena meraih tangan Mayra.
" Kami boleh ikut enggak Mom ?".
" Nanti aja kalian nyusulnya kalau waktunya makan ,biar Bibik tidak usah masak , sekalian ajak Daddy dan adik kamu juga ".
" Baiklah , hati - hati Mom...May ". Ucap Daffa.
Mayra dan Mommy Rena mengangguk, " Ya ".
" Jaga calon istri aku baik - baik Mom , tegur saja kalau ada laki - laki yang mau mendekati Mayra ya Mom ". Pesan Dafi.
" Siap sayangku ". Mommy Rena mengedipkan sebelah matanya.
" Mommy pergi dulu ya Diva sayang ".
" Hati - hati Mom , Kak Mayra juga hati - hati ya ". ucap Diva tersenyum.
Shiren sungguh bingung , kenapa Diva diam saja ketika Mommynya malah mengajak gadis lain dari pada Diva , putrinya.
Seharusnya Diva merengek untuk ikut , itu yang akan Shiren lakukan jika dia ada di posisi Diva.
" Tante tinggal dulu Shiren ".
" Tunggu Tan , emm apa boleh Shiren ikut Tante ?". Shiren berharap , Mommy Rena mau mengajaknya .
Daffa dan Dafi mengernyitkan dahinya , mulai lagi nih bocah berulah....begitulah dalam hati keduanya.
Diva sendiri sampai menatap Shiren , " Ir , kita kan lagi ngerjain tugas , gimana sih ....aku aja yang anaknya Mommy tidak ikut kok ".
" Itulah kamu , seharusnya kamu yang ikut bukan malah orang lain yang menemani Tante Rena ".
" Bukan aku tidak mau menemani Mommy, selain karena kita sedang mengerjakan tugas bersaman, Mommy sama Kak Mayra ada urusan ".
" Sudah - sudah , jangan berantem , maafkan Tante ya Ir...kali ini Tante tidak bisa ajak kamu , lain kali kita akan pergi bersama , dengan Diva juga , ayo May ". Mommy Rena segera menarik tangan Mayra , ia tau putri kakaknya itu agak - agak rese anaknya.
Mayra hanya diam dan menurut saja ketika ia di tarik oleh Mommy Rena, ia tidak berhak bersuara karena bukan ranahnya.
" Ayo kita lanjutkan tugas kita Ir !". Shiren tidak mengindahkan ajakan Diva , melihat kedua kakak Diva ia malah memanggil keduanya.
" Daffa , Dafi ...". Dengan terpaksa Daffa dan Dafi menghentikan langkah mereka. Shiren sedikit berlari untuk menghampiri Kakak Diva itu. Diva sendiri hanya membuang nafasnya lelah....lelah menghadapi saudara sepupu yang banyak tingkah itu.
" Daf , bantuin kita dong kerjain tugas ". ucap Shiren.
" Daf , elo di tanya tuh ". Dafi hendak berbalik , merasa yang di butuhkan adalah Daffa bukan dirinya.
" Dafi juga sekalian bantu , biar cepat selesai ". mohon Shiren memasang wajah imutnya.
Shiren memang cantik tapi bagi Daffa dab Dafi tetap saja gadis itu mereka berdua anggap hanya anak kecil teman adiknya.
Dan bagi Daffa tidak ada gadis tercantik selain Mayra. Gadis itu sudah sejak lama bertahta di hatinya dan tidak akan tergantikan.
" Kamu butuh bantuan kami dek ?". bukannya menjawab Shiren , Daffa malah bertanya pada adeknya.
" Tidak usah Kak , sebentar lagi juga selesai kok ". jawaban dari Diva membuat Shiren makin kesal.
Dia pikir tidak apa tidak di ajak Tantenya pergi, asal bisa bersama dengan dua kembar , saudara sepupunya yang tampan tak terkira itu.
" Kamu dengar sendiri kan ...ayo Fi ". ajak Daffa.
" Setidaknya temani kami- lah.....sebentar saja ". terkesan memaksa memang.
" Sorry - Sorry aja ya Mbak Iren , kami sedang sibuk ". Dafi menyusul Daffa yang sudah berjalan terlebih dahulu menghiraukan Shiren yang memanyunkan bibirnya.
" Kamu kok enggak dukung aku sih Div ". Shiren kembali duduk dengan menghempaskan pantatnya dengan sedikit kencang tanda ia marah.
" Apaan sih Ir , memangnya kamu lagi nyalon jadi kepala desa minta di dukung segala , sudahlah....tidak usah cari - cari perhatian sama Kak Daffa dan Kak Dafi , aku bilang apa ..percuma Ir , mereka enggak akan melihat kamu , kita itu sepupu, ingat itu ".
" Kan saudara sepupu juga bisa menikah Div ".
" Iya sih , kalau sama- sama suka , tapi sayangnya kakak aku keduanya tidak berminat untuk mejadikan kamu sebgai pasangan mereka , Kak Daffa dan Kak Dafi hanya mau menganggap kamu saudara kami itu saja , jadi berhenti berharap Ir ".
Shiren mendengus , " Aku jadi malas mau melanjutkan tugas ini, kamu bikin mood aku anjlok Div ".
" Dih baper, apa yang aku bilang ke kamu itu kenyataan Ir , jadi sebelum kamu terlalu dalam menyukai kakak aku , mending berhenti sekarang agar kamu tidak sakit hati ".
" Kalau aku enggak mau berhenti gimana Div ?".
" Ya terserah kamu , yang penting aku sudah mengingatkan kamu, sekarang mau gimana , mau melanjutkan tugasnya apa mau pulang aja ?".
" Kamu usir aku Div ?".
" Ck...siapa yang ngusir sih , tadi bilangnya males mau melanjutkan , ya sudah tidak apa - apa...terus mau ngapain kalau tidak pulang, aku juga lelah Ir , mau istirahat sebentar ".
" Istirahat saja , apa mau aku temani ".
Susah sekali menyuruh pulang Shiren ...mana bisa aku istirahat kalau dia ada di kamar aku , Shiren pasti tidak akan berhenti berbicara, dan yang pasti aku akan di marahi Kak Daffa dan Kak Dafi..
Karena Shiren tau , kamar Diva dekat dengan kamar Daffa dan Dafi.
" Maaf Ir , aku benar - benar lelah , kamu pulang dulu ya , soalnya nanti kami akan pergi , ada acara keluarga Ir ".
" Acara apa , kok aku enggak tau , kita kan keluarga juga Div ?".
Diva kehabisan kata - kata , " Ini acara dari keluarga Daddy , jadi kamu enggak tau ".
" Ya sudah deh , aku pulang ". ucap Shiren membuat Diva lega..
" Eh Div , kakak kamu bisa antar aku pulang tidak , pasti seru tuh kalau bonceng motor besar milik Daffa atau Dafi ".
Diva menepuk keningnya , bahkan rasanya ia ingin membenturkan kepala Shiren , Diva ingin tau apa isi dari kepala Shiren itu...kok masih saja ngeyel.
" Yang benar saja Ir , aku yang adeknya saja di larang buat bonceng di sana , apalagi kamu ".
" Ya itu sama kamu , siapa tau kalau sama aku malah di bolehin ".
Kepala Diva benar - benar mau pecah , ini nih yang tidak ia sukai dari Shiren, enggak peka , semaunya...dan satu lagi muka tembok alias ndablek, dan juga ngeyel...padahal Diva sudah ngomong panjang lebar dari tadi , apa tidak masuk ke telinga Shiren.
" Gini ya Ir , kamu di antar sama sopir , jadi jangan ngelunjak minta yang macam - macam lagi ".
" Tapi Div ....".
" Sudah Ir , kepala aku tiba - tiba pusing , Pak Har....tolong antar Shiren ya Pak ".
Diva bahkan membawakan tas Shiren bahkan membukakan pintu mobil untuknya.
" Div...".
" Nanti kalau sampai rumah kabari aku ya , jalan Pak Har....hati- hati ya ". Diva tidak memberi kesempatan Shiren bersuara.
" Akhirnya.......". teriak Diva , ia langsung menuju kamarnya dan menjatuhkan badannya di kasur empuk miliknya.
Bersambung.....
Like...Vote.....dan Comment ya 👍🏻😘