Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar
Happy reading
Alex membopong tubuh luna untuk dibawa pulang sebab matahari mulai tenggelam.
"Tubuhmu ringan sekali honey, sepertinya setelah menikah aku akan membuatmu gemuk." gumamnya lalu terkekeh kecil saat dia berbicara sendiri sedangkan luna masih terlelap tanpa gangguan apapun.
Ahhh soal menikah sepertinya dia harus mengenalkan sang pujaan hati kepada kedua orang tuanya dan segera menikahi luna lagian dia tidak yakin bisa menahan diri lebih lama lagi untuk tidak menyentuh gadis pujaannya, bahkan kini dia menahan has ratnya secara mati-matian entah mengapa jika berdekatan dengan luna tubuhnya bereaksi lebih seperti saat ini keper kasaannya perlahan mulai menggeliat namun dia segera mengenyahkan fikiran kotornya.
Sepanjang perjalanan menuju lantai dasar alex tetap menggendongnya bahkan dia tidak merasa keberatan sama sekali.
ting
Pintu lift terbuka alex dengan langkah lebarnya keluar dari kotak persegi itu, petugas keamanan segera memberi hormat saat melihat alex sudah berada didekatnya lantas membuka pintu mobil yang memang sudah standby karena tadi alex bilang hanya sebentar.
Dengan hati-hati alex masuk kedalam mobil sambil menggendong tubuh luna bersyukur tidak banyak karyawan yang melihatnya.
Edwin segera menjalankan mobil meninggalkan kantor, dengan hati-hati edwin mengendarai mobil mewah tersebut apalagi ada gadis spesial sang bos.
"Kerumah luna, ed." titahnya dan diangguki oleh edwin.
Alex memutuskan untuk mengantar pulang luna karena tak mungkin juga dia bawa kerumah yang kemarin ataupun ke kastil miliknya, dirinya juga memikirkan adik luna yang pasti merasa sendiri karena gio besok baru pulang dari luar kota.
Tak butuh waktu lama mobil hitam tersebut sudah sampai didepan rumah sederhana milik keluarga luna.
Edwin dengan cepat keluar dari dalam mobil untuk membukakan pintu bos nya itu.
Luna menggeliat pelan saat alex bergerak karena ingin turun dari mobil.
Ting tong
Edwin menekan pintu bell, tak lupa pintu terbuka dan gadis tersebut menganga melihat gadis yang berada didalam gendongan seorang pria dewasa, dirinya memandang alex dan edwin secara bergantian belum sempat dia membuka mulut untuk bertanya alex sudah mendahuluinya.
"Dimana kamar luna?" tanyanya dengan nada datar.
"Ehh di...disana." jawabnya gugup sambil memutar tubuhnya berjalan cepat menuju letak kamar luna yang tak jauh itu.
Alex mengikuti gadis remaja tersebut matanya sedikit memindai isi rumah luna yang sederhana namun terlihat nyaman karena memang ini pertama kalinya alex menginjakkan kakinya dirumah ini.
Ceklek.
Anna membuka pintu berwarna putih gading itu dan membuka dengan lebar agar alex bisa masuk kedalan kamar sang kakak.
Anna dapat menyimpulkan jika pria ini adakah kekasih sang kakak namun dia merasa takut dengan wajah pria tersebut seperti semalam sebenarnya dia ingin bercerita dengan sang ayah mengenai kakaknya namun anna berfikir ulang hingga tidak jadi bercerita dan anna yakin kakaknya baik-baik saja sebab dia sangat mengenal kepribadian sang kakak.
Alex membaringkan tubuh luna secara lembut diatas tempat tidur tak lupa alex menyelimuti tubuh sang pujaan hati setelah dirasa selesai, alex menegakkan tubuhnya, "Nanti kalau luna bangun, beritahu suruh dia memberi kabar padaku." ucapnya dingin sambil menyerahkan ponsel luna yang ada didalam kantong jasnya kepada anna dan diterima oleh gadis kecil tersebut.
"Jaga baik-baik kakakmu, besok ayahmu baru pulang."
Setelah mengatakan hal tersebut alex berlalu meninggalkan anna yang masih terpaku diposisinya dan saat merasa alex sudah pergi jauh anna mengusap dadanya.
"Astaga seram sekali pacar kakak." gumamnya lantas pandangannya menatap ponsel milik sang kakak yang ada ditangannya, ditekannya dan ternyata hanya berlayar gelap.
"Ohhh ponselnya mati." anna lantas berjalan menuju nakas dan mencharge ponsel sang kakak setelahnya memandang sebentar luna yang masih terlelap dan pergi meninggalkan kamar luna untuk mengunci pintu depan.
Hari berganti pagi mereka semua melakukan kegiatan masing-masing, anna sudah pergi kesekolah sedangkan luna tetap pergi kekantor alex walau pria tersebut tidak datang bekerja, namun dia tidak mau hanya makan gaji buta saja tanpa melakukan pekerjaan apapun.
"Selamat pagi bibi." sapa luna saat melihat wanita dewasa yang baru keluar dari rumahnya.
"Ohh luna, selamat pagi juga." gia tersenyum lembut menatap gadis cantik itu.
"Mau berangkat bekerja?" tanyanya ketika melihat penampilan luna yang rapi.
Luna menganggukkan kepalanya dan berjalan bersama perempuan bernama gia itu, pagi ini luna tidak memakai sepeda motor miliknya sebab motornya tertinggal dikantor karena kemarin dia tertidur hingga alex yang membawanya pulang.
"Oh iya bibi, sepertinya luna tidak lihat suami bibi apa suami bibi kerja diluar?" tanyanya setelah mereka terlibat perbincangan kecil.
Deg.
Gia memaksakan senyumnya, cukup banyak ornag yang menanyakan keberadaan suaminya bahkan wujudnya pun dia tidak pernah memiliki sosok tersebut hanya sang putranya lah yang ditinggalkan oleh lelaki yang tidak dia kenal.
"Iya."
Seperti sebelumnya gia hanya akan menjawab dengan kebohongan, hanya jawaban itu lah membuat orang berhenti untuk bertanya kembali.
"Wah...pasti sulit sekali menjadi bibi, luna doakan semoga bibi kuat kedepannya." luna memberi semangat terhadap gia dan wanita tersebut membalasnya.
"Oh iya ngomong-ngomong putra bibi sudah bersekolah?"
"Sudah luna, kemarin riel bersekolah." jawabnya.
Mereka berhenti dihalte bus terdekat sebab luna menggunakan kendaraan itu untuk menuju kantor tempatnya bekerja.
"Kalau begitu bibi duluan luna, hati-hati dijalan." gia melambaikan tangan dan meninggalkan luna dihalte tersebut sebab tempat kerja gia tidak jauh dari sana.
"Daaaa bibi." luna membalas lambaian tangan gia dengan tersenyum lebar tak lama bus yang akan dinaikinya sudah tiba didepannya dan luna segera masuk kedalam bus diikuti oleh penumpang lain.
Luna mencari tempat duduk yang kosong dan ternyata berada ditengah yang sudah ada penghuninya.
Mau tak mau luna duduk disana dengan tenang.
"Mau pergi bekerja?" suara seseorang dari sebelahnya terdengar membuatnya menoleh dan ternyata adalah seorang pria yang tadi wajahnya tertutupi kini dia melihat ornag tersebut.
"Ah iya." keadaan jadi canggung luna kira sosok tersebut tadi sedang tertidur apalagi kini pria disebelahnya terus menatap kearahnya membuat dirinya merasa risih.
Dret.
Dret.
Dret.
Perasaan luna sedikit lega saat ponsel miliknya bergetar dan bibirnya tersenyum ketika melihat id pemanggilnya.
"Dimana?"
"Sedang didalam bus."
"kenapa harus masuk kerja kan mas tidak kekantor hari ini?"
"Luna tetap harus kerja mas tidak mungkin luna tidak kerja dan juga motor luna ada disana." jelasnya dengan lembut.
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.
"Hari ini orang tua mas datang, besok malam mas ingin membawamu bertemu dengan mereka dan mas tidak menerima bantahan ataupun alasan lainnya."
Deg
Jangan lupa tinggalkan jejak😘😘😘