NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shifa kecelakaan

Setelah kepergian Umar, Shifa kembali bersiap karena mereka sebentar lagi akan kedokter. Setelah sarapan dan bersiap mereka pun berangkat menggunakan mobil.

"Bagaimana perkembangan janin dikandungan mu nak?? Tanya Rina dengan pelan.

" Semua baik ibu, dan aku akan melahirkan bulan depan sekitar awal bulan". Ucap Shifa mengelus perutnya yang tampak membesar karena didalam ada dua bayinya berjenis kelamin berbeda.

"Syukurlah jika seperti itu nak". Gibran tersenyum mendengar kabar itu.

Mereka kini berada diperjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan Shifa. Tapi sesampainya dekat dari rumah sakit ternyata Ban mobil mereka tertusuk paku dan tak bisa berjalan.

Mereka terpaksa turun dari mobil untuk menyebrang jalan agar bisa kerumah sakit. Mereka kemudian menyeberang, Shifa yang ditemani sang Ibu menyeberang perlahan dan Naasnya ada motor yang berkendara dengan ugal-ugalan.

"Awas". Teriak Gibran begitu melihat pengendara itu.

Rina dan Shifa yang refleks langsung menghindar tapi karena keadaan perutnya yang sangat besar Shifa terlambat menghindar dan akhirnya tertabrak dan terlempar. Sedangkan Rina jatuh tersungkur.

"Shifa". Teriak Rina dan Gibran bersamaan begitu melihat anaknya yang terlempar itu.

Umar yang berada di kantornya pun mengalami kejadian yang tidak bisa dia tersandung meja dan rasanya sangat sakit dan foto pernikahan Yang ada di mejanya jatuh sendiri padahal tak ada yang menyentuhnya.

Dia meraba dadanya yang terasa sesak dan sangat sakit, bayangan istrinya tiba-tiba melintas.

"Ya Allah apa yang terjadi, kenapa perasaanku tidak enak seperti ini". Ucap Umar pelan.

"Aku harus menelpon ibu dan ayah, agar aku tenang".

Sedangkan dijalan Gibran berlari sekencang mungkin untuk menolong sang anak, walau berat, dia berusaha sekuat tenaganya dibantu sang istri dan para warga yang menyaksikan kecelakaan itu.

"Dokter, tolong". Teriak Gibran seperti orang kesetanan.

Para perawat berdatangan mendengar teriakan itu dan langsung mengambil tindakan cepat, Shifa dibawah ke UGD untuk mendapatkan perawatan.

Setelah menunggu beberapa saat, dokter keluar dengan wajah cemas.

"Maaf pak, siapa keluarga pasien?? Tanya dokter dengan khawatir.

"Saya ayahnya dokter dan ini istri saya". Ucap Gibran dengan suara bergetar dan tangisnya bercucuran.

"Suaminya ada?? Tanya dokter lagi.

"Dia lagi dikantor, saya belum mengabarinya". Ucapnya dengan nafas memburu.

"Kalau begitu bapak tandatangan persetujuan operasi dan tolong kalian sumbangkan darah, siapapun yang sama dengan golongan darah pasien dan tolong hubungi keluarga yang lain untuk mendapatkan donor darah karena stok darahnya sedang habis".

"Baik dokter, sayang kamu hubungi Umar dan Shofiyah untuk mencari donor darah". Ucap Gibran pada sang istri.

Rina bergegas melakukan apa yang dikatakan suaminya, sedangkan Gibran telah pergi bersama dokter untuk menandatangani persetujuan. Saat ingin menelpon Umar, Handphone nya berdering dan itu panggilan dari Umar sang menantu.

"Assalamualaikum ibu, ibu ada dimana??, Istriku dimana?? Tanya Umar beruntun.

"Datanglah kerumah sakit sekarang Umar, dan tolong telpon ummi mu untuk mencari donor darah untuk Shifa sekarang".

"Loh memang apa yang terjadi pada istriku bu". Tanya Umar tanpa sengaja meninggikan suaranya.

Mendengar ucapan sang ibu mertua, pikiran negatif kini menguasainya. Dia khawatir terjadi sesuatu pada sang istri.

"Tidak usah banyak tanya Umar, datanglah secepatnya kemari dan bawah orang yang bisa mendonorkan darah untuk Shifa, aku ingat Ummi mu dan Safa juga ber golongan darah sama dengan Shifa". Ucap Rina tanpa sengaja membentak sang menantu.

"Baiklah bu, maafkan aku meninggikan suaraku, aku akan kesana sekarang". Ucap Umar menutup telpon.

Begitu telpon itu terputus Rina jatuh ke lantai karena tak bisa menopang dirinya, dia begitu terpukul melihat anaknya seperti itu didepan matanya.

"Bertahanlah nak, maafkan ibu tak bisa menolongmu". Ucapnya menangis.

Darah Shifa sama dengan Rasya dan Safa sedangkan dia sama dengan Salwa. Dia juga ingat jika mertua anaknya ber golongan darah yang sama.

Umar bergegas menelpon sang ummi. " Assalamualaikum ummi". Ucapnya dengan nada bergetar.

"Waalaikumsalam salam nak, kamu baik-baik saja?? Tanya Sofiyah dengan khawatir karena mendengar suara Umar yang bindeng seperti habis menangis.

"Ummi bisa datang kerumah sakit tempat Hafsoh bertugas, Istriku masuk rumah sakit dan membutuhkan darah, tolong telpon Safa untuk datang juga, istriku membutuhkan banyak darah". Ucap Umar dengan nafas terputus-putus.

"Baiklah nak, kamu hati-hati berkendara, tetaplah tenang". Nasehat Shofiyah akrena dia tahu anaknya ini akan bertindak gegabah jika ada masalah seperti ini.

"Iya ummi, aku tutup, Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam salam, aku harus menelpon Safa sekarang".

"Hallo Assalamualaikum nak". Sapanya dengan lembut.

"Waalaikumsalam salam Ummi, ada apa?? Tanya Safa begitu mengangkat telpon mertuanya.

"Kamu dirumah Sekarang nak?? Tanyanya dengan pelan

"Iya ummi, ada apa, seperti nya ada masalah??

"Kamu kerumah sakit tempat Hafsoh bertugas sekarang yah nak, Shifa membutuhkan darah dan golongan darah kalian sama kan??

"iya Ummi, baiklah, aku kesana sekarang, kita ketemu saja disana".

"Iya nak, Assalamualaikum". Shofiyah langsung memutuskan telponnya dan berjalan ke kamarnya mengambil tas untuk wk rumah sakit.

"Mau kemana ummi, kok buruh-buruh sekali?? Tanya Aryan yang baru keluar dari kamarnya.

"Mau kerumah sakit nak, Kakak ipar kamu, sedang di rumah sakit membutuhkan darah, ummi juga tidak tahu sakit apa, tapi sepertinya gawat karena Umar sampai menangis". Ucap Shofiyah dengan sendu.

"Kalau begitu kami juga ikut ummi, bukankah beberpa dari kita golongan darahnya sama dengan ummi??

"Iya kalian ikut semua, semakin banyak semakin bagus".

Mereka sekeluarga pun berangkat, Aryan dan Arjun memiliki golongan darah yang sama dengan sang ibu sedangkan ketika saudaranya mengikuti jejak ayah mereka.

Umar berlari kencang masuk kedalam rumah sakit tanpa memperdulikan mobilnya yang dia parkir sembarangan. Baginya istrinya lah yang terpenting sekarang.

"Bagaimana keadaan istriku bu". Tanya Umar dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Mana Ummi mu dan Safa?? Rina tidak menjawab tapi langsung bertanya orang yang akan mendonorkan darah untuk Shifa.

"Mereka sebentar lagi tiba bu, katanya sudah dekat". Ucap Umar dengan terbata-bata.

Dia bisa melihat keadaan mertuanya yang kacau dan bajunya berlumuran darah.

"Apa yang sebenarnya terjadi bu, kenapa keadaan ibu berlumuran darah seperti itu?? Tanya Umar dengan bergetar.

"Tadi kami kecelakaan dan Shifa tertabrak motor dan terlempar". Rina langsung menangis histeris begitu selesai menceritakannya.

"Allahuakbar, Innalillahi, Terus bagaimana keadaan istri dan anakku bu??". Teriak Umar tanpa sadar.

"Ibu tidak tahu nak, dia sedang ditangani dokter, tadi ayahmu masuk kedalam mendonorkan darah sekaligus menandatangani surat persetujuan operasi ". Ucap Rina menangis semakin kencang.

"Ya Allah". Umar kini ikut menangis mendengar perkataan ibu mertuanya itu, pantas sejak tadi perasaannya tak enak, ternyata istrinya mengalami musibah padahal dia sedang mengandung.

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!